12.26.2012

RMOA, LA, dan PA (Part 3)

The last one, but not the least: PA! :D
Presti Ameliawati.

Di mata saya, Presti adalah gadis imut yang baik. Jujur, pada awalnya saya agak bingung berinteraksi dengannya karena terkadang Presti diam seribu bahasa.

Tapi ternyata itu hanya karena saya kurang mengenalnya. Sesuai perkataan orang bijak: tak kenal maka tak sayang. :)

Saya diberikan kesempatan mengenal Presti lebih dekat ketika satu kelompok MK wajib Perencanaan dan Desain Lanskap (PDL). Saat itu saya masih sangat baru dengan mata kuliah itu. Dan Presti adalah salah satu teman yang dengan sabar menjelaskan inti-inti dari mata kuliah tersebut.

Karena sering kerja kelompok, terbuka lah sifat Presti yang sebenarnya. :)

Ternyata dia adalah gadis yang ceria, senang berbagi, jago menggambar dan free-hand sketching, dan cerdas. Hanya saja kepribadiannya yang melankolis membuat kecerdasannya tidak mencolok karena sering memilih diam saja jika ada orang lain yang bisa menjawab.

Satu hal yang sering saya rindukan dari bercakap-cakap dengan Presti adalah kebiasaannya monolog.

#Saya juga sering monolog, tapi monolog Presti itu lucu dan spontan. Mungkin karena lisan.. ^_^

Hal lain yang saya ingat jelas adalah, Presti pencinta Je Jung (artis korea).

#Ehem, jangan tanya saya lebih jauh. Beneran, saya tau Je Jung ini hanya dari Presti.

Kalau sudah membicarakan Je Jung itu, Presti bisa tenggelam dalam ceritanya, ketawa-ketawa.. :D Saya sangat suka ekspresi Presti, walaupun sebenarnya agak bingung juga untuk menanggapi topik Je Jung itu. Nggak tau apa-apa soalnya. #plak!

:D

Gantungan kunci yang Presti beri mungkin terkesan "biasa". Tapi buat saya pribadi, gantungan kunci ini punya nilai lebih.

Sebuah benda yang mengingatkan saya untuk berjuang lebih giat, fokus, dan tekun untuk menjadi Arsitek Lanskap.

Ya, fokus.

*Sebelumnya saya selalu dibayang-bayangi latar belakang pendidikan S1 saya, FMIPA Biologi. Saya selalu berpikir bahwa saya HARUS bisa menggabungkan ilmu ini-dan-itu. Hal ini bukan mustahil, namun untuk saat ini saya belum bisa.

Bukan berarti saya pesimis. Hanya mengingat biaya kuliah yang masih ditanggung negara, dan ilmu arsitektur lanskap yang masih sangat dangkal, saya harus berusaha belajar lebih giat --dan mudah-mudahan bisa melanjutkan pendidikan S3 arsitektur lanskap-- untuk bisa menggabungkan kedua ilmu tersebut. Aamiin!

Jadi ketika melihat gantungan kunci tersebut, saya teringat, saya harus lebih fokus.

Istilahnya, kita harusnya memasukkan makanan ke mulut sebanyak yang bisa kita kunyah. Jangan lebih.

:)

Dan saat ini menu yang harus saya cerna adalah ARSITEKTUR LANSKAP. :D

Jadi, salah satu benda yang menyadarkan saya adalah gantungan kunci tersebut.

Terima kasih, Presti! :D

Semoga Presti tetap menjadi Presti yang baik dan manis. Aamiin! Doa yang sama juga buat Mba Rosna dan Tya.. Aamiin!

;)