12.25.2012

RMOA, LA, dan PA (Part 1)

Kali ini saya ingin bercerita tentang tiga teman saya di pasca sarjana ARL. Tiga orang ini pernah memberi saya oleh-oleh. Saya merasa cukup berarti bagi mereka, jadi tidak ada salahnya dong kalau saya ceritakan duluan dibanding teman-teman pasca saya yang lain. Hehe. Bukan berarti teman-teman yang lain kurang baik sama saya, lo ya. Mereka semua sangat baik kepada saya dan suami. Kami sampai bingung mau balas kebaikan teman-teman dengan apa.

Nah, berhubung saya teringat teman-teman pasca pas lihat barang-barang ini, makanya ketiga orang yang ngasih barang ini yang saya ceritain duluan. :)

Cerita tentang RMOA, LA, dan PA..
Tempat pensil (pink), gantungan kunci (kuning), dan bros gajah (biru)
Yup, gambar di atas adalah gambar barang-barang pemberian tiga teman saya:tempat pensil dari Kupang pemberian RMOA, bros gajah dari Thailand pemberian LA , dan gantungan kunci Arsitektur Lanskap IPB pemberian PA.

Roosna Maryani Octaviana Adjam alias Mba Roosna. Di kelas biasa dipanggil Emak oleh teman-teman saya yang masih cilik, tapi kalau saya sendiri biasanya manggil Kak Roos, atau Mba Roosna aja.

Usia Mba Roosna sekitar 9 tahun lebih tua dari saya, mama dari dua gadis kecil manis bernama Marsha dan Shiba. Saya belum pernah bertemu dengan anak-anaknya, hanya melihat foto-foto mereka di kamar kosan Mba Roosna. Mereka benar anak yang punya senyum manis dan ceria seperti mamanya, dan terlihat juga Mba Roosna itu sangat sayang kepada anak-anaknya dari foto-foto itu.

Sangat normal karena beliau adalah seorang ibu... :)

Mba Roosna gayanya pecicilan dan ceria. Menurut saya sih karena pengaruh mengasuh anaknya sendiri, jadi sering tidak sadar terbawa dalam pergaulan sehari-hari dengan teman-teman sekelas yang kebanyakan lebih muda dan lebih serius.

Tapi di balik sikapnya yang pecicilan, Mba Roosna punya pikiran dewasa dan enak diajak diskusi. Pembicaraan dengan Mba Roosna juga bisa sangat intelek dan bijak, sesuai usianya yang sudah kepala tiga dan pekerjaannya sebagai dosen. Jadi berbincang dengannya bisa dalam keadaan santai maupun serius. :)

Saya sendiri mengganggap Mba Roosna seperti kakak sendiri di perantauan ini. Mungkin karena Mba Roosna punya kesamaan sifat seperti kakak kandung saya, Kak Lia. Mengayomi.

Saat semester dua lalu, saya dan Mba Roosna mengambil MK pilihan yang sama, APLB. Kelas kecil, isinya hanya lima orang: saya, Mba Rosna, MAA, WDS dan RTM, ditambah Kanda JPP yang sit-in. Di MKP ini, kami sering praktikum di kampus Baranang Siang (BS), jadi interaksi saya dengan teman-teman di kelas kecil ini lebih sering dibanding yang lain. Dan dengan semakin sering bertemu, semakin ketahuanlah kelakuan kami.

Oh iya, Mba Roosna itu jago nego loh! :D
Selayaknya emak-emak sanguinis lainnya (jadi ingat dengan Kak Lia dan Mama, deh, hehe), Mba Roosna bisaa saja belanja dengan harga lebih miring. Makanya di Bogor ini, kalau saya mau belanja sering bertanya harga dulu sama Mba Roosna. Maklum, bukan wanita yang ahli dalam bernego dalam berbelanja, sering tidak enak hati saat menawar. #plak!

Hehe

Gitu deh, RMOA. Untuk LA dan PA akan saya post setelah saya joging pagi ini!

Ayo olahraga, mumpung libur! ;D