Namun, dalam kehidupan berorganisasi, perubahan harusnya disikapi dengan bijak oleh manajemen organisasi tersebut. Ini karena para anggota organisasi adalah manusia, yang memiliki berbagai latar belakang yang berbeda. Jika perubahan dilakukan secara serampangan, terlalu terburu-buru, drastis dan tanpa pertimbangan matang; tentu itu dapat membahayakan organisasi. Ditambah minimnya sosialisasi atas perubahan tersebut, para anggota bisa berontak. Wibawa pimpinan bisa jatuh bebas di mata orang-orang yang dipimpinnya.
Kadangkala pemberontakan yang terjadi bukan hanya berbentuk teriakan frustasi atau tindakan fisik yang terlihat mata. Lebih sering malah, pemberontakan berwujud doa-doa lirih dari para anggotanya yang terzalimi. Bukankah doa tulis dan menghiba dari orang yang terzalimi kepada Tuhannya lebih mengerikan daripada teriakan frustasi yang tersuarakan ataupun pukulan di muka? Bukankah harusnya para pemimpin, yang beriman kepada hari akhir, lebih takut dengan itu?
Yah, setidaknya itulah yang saya pikirkan.