3.27.2020

Mengalihkan Tekanan

Jumat, 27 Maret 2020 (2 Sha'ban 1441 H)

Hari ini hari ke-12 saya dan suami mengarantina diri secara mandiri. Kondisi semakin menegangkan. Provinsi kami masuk kategori transmisi lokal. Jumlah penderita COVID-19 mencapai 1000. Jumlah korban meninggal bertambah 9, menjadi 87. Pikiran saya kacau. Saya stres.


Mungkin mudah untuk mengatakan, jangan stres. Tapi jujur, tadi pagi saya tertekan sekali. Tangan sempat bergegar dan lemas, kaki dan tangan sejuk seperti baru berendam air es, perut tiba-tiba mulas, jantung berdebar-debar. Sepertinya karena efek keawalan membuka sosmed dan menemukan berita sedih dan berat untuk diterima.

Untuk mengalirkan energi dan menyeimbangkan emosi, berikut ini yang saya lakukan sepanjang hari:
- Berolahraga sampai keringatan. Saya pilih zumba.
- Makan makanan sehat dan halal dengan teratur. Lebih baik masak sendiri, kecuali kalau ada makanan kemarin (seperti saya tadi). Cemilan pun tadi homemade.
- Beberes rumah. Tadi saya menyuci baju, lumayan baju jadi bersih. Keuntungan lainnya, sibuk, jadi tidak melamun.
- Mengurangi jumlah dan durasi mencari tahu tentang kabar COVID-19 terkini. Harusnya dijadwal agar tetap update tanpa mengorbankan kesehatan mental.
- Menjalin ukhuwah dan silaturahmi. Alhamdulillah hari ini menghubungi beberapa orang yang belakangan jarang dihubungi.
- Menelfon ortu.
- Ngobrol, diskusi, dan bertukar pikiran dengan suami dan orang dekat.
- Melakukan hobi. Buat saya, latihan hand lettering dan bujo menyenangkan.
- Menulis. Termasuk menulis dengan tangan maupun mengetik dengan perangkat. Ngeblog juga.
- Main game suka-suka yang tidak memakan waktu lama. Tadi saya main tebak-tebakan dengan teman dan saudara, main tangkap ayam dan sapi yang kabur, dan menyusun huruf.
- Last but not least, berdoa dan berzikir banyak-banyak. Apalagi ini hari Jumat.

Begitulah hari ini terlewati. Membosankan, agak. Menegangkan, iya. Menyedihkan, sedikit. Tapi tetap ada hikmahya, insyaAllah. Semangat, semoga masa-masa sulit ini segera berlalu, aamiin..