3.28.2020

Lemon

Sabtu, 28 Maret 2020 (3 Sha'ban 1441 H)

Hari ke-13. Demi kesehatan mental, saya berusaha mengurangi paparan informasi tentang COVID-19. Bukan berarti tidak update, tapi dibatasi waktu pengecekannya. Kalau sebelumnya bisa seharian bolak-balik ngecek di web resmi baik tingkat daerah, nasional, dan internasional; hari ini tetap ngecek tapi 2 kali sehari saja. Toh datanya biasanya tidak di-update per jam..

Btw, tadi pagi saya menonton penampilan Recycled Orchestra of Cateura di youtube. Saya pernah menuliskan tentang mereka di blog ini (bisa di-klik di sini). Tapi biasalah ya, namanya manusia, suka lupa. Baru tadi pagi ingat lagi. Alhamdulillah dapat pencerahan..


Penampilan kelompok orkestra unik dari tempat pembuangan akhir (TPA) Cateura tersebut sungguh mengesankan. Barang-barang bekas disulap menjadi alat musik, dimainkan bersama dengan harmonis. MasyaAllah..

Saya jadi teringat frasa terkenal tentang lemon berikut ini.

"When life gives you lemons, use them to make lemonade".
(Saat Anda diberi lemon, gunakan mereka untuk membuat limun/sari jeruk)


~anonymous

Lemon menyimbolkan kesulitan, kesusahan, ketidakberuntungan. Membuat limun berarti mengubah kesulitan menjadi sesuatu yang positif dan menarik. Semuanya tergantung cara kita merespon sesuatu. Itulah nilai yang tersirat dari kisah Recycled Orchestra dari Paraguay.

Dari ini saya belajar lagi..

Virus corona saat ini juga merupakan kesulitan yang diberikan Allah kepada kita semua. Kesulitan yang menegangkan, menyedihkan, mengkhawatirkan, mengerikan, dsb. Banyak dari kita yang menjadi stres di masa sulit ini. Termasuk saya.. 

Wabah corona memaksa kita mengurung diri di rumah, mengurangi interaksi fisik dengan orang lain, menghentikan aktivitas luar ruangan yang kita sukai, dsb dsb. Sungguh, kemerdekaan dan kenikmatan kita di dunia ini telah terenggut oleh ciptaan Allah yang berukuran mikroskopik itu. Betapa tidak berdayanya manusia..

Di sisi lain, kesulitan yang disebabkan oleh corona mungkin dapat diubah menjadi "limun" dengan cara mengubah sudut pandang kita. Terkurung di rumah dalam waktu lama tentu bukan hal yang menyenangkan, bahkan bagi para introvert. Tapi tentu ada hikmah di balik setiap kejadian. Terkurung di rumah memberikan kesempatan bagi kita untuk hal lain yang mungkin tak sempat kita lakukan selama ini. Ngumpul dan ngobrol dengan anggota keluarga, misalnya, atau makan bersama orang tua, main bersama anak-anak, diskusi bersama pasangan, menghubungi teman yang sudah lama tidak dihubungi, dsb. Bisa juga dengan memanfaatkan waktu untuk menekuni hobi, mengasah bakat, meningkatkan keterampilan, menambah pengetahuan, mengeksekusi ide, atau lebih baik lagi, meningkatkan/ memperbaiki ibadah pribadi. Kita mungkin harus menerapkan physical distancing untuk sementara waktu, tapi bukan berarti menjauh dari orang-orang, apalagi dari Allah. Inilah kesempatan kita untuk mendekat dan memperbaiki diri, mengubah lemon menjadi limun..

Ah, sebenarnya saya tidak sedang menceramahi siapa-siapa selain diri sendiri. Saya menulis catatan ini untuk diri sendiri supaya kuat dan ingat. Manusia kan pelupa, ya.. Tapi seumpama ada yang membaca tulisan ini dan merasa bermanfaat, tentu saya senang sekali. Selama karantina ini, kita berjuang bersama, ya. Tetap semangat, tetap tersenyum. Cheers! ^^