7.17.2016

Mie Lada Hitam di Bakmie Raos Sambas

Seperti janji saya di instagram beberapa waktu lalu, hari ini saya mau memberikan sedikit pendapat saya tentang mie lada hitam di Bakmie Raos, Sambas. Siapa tahu bisa jadi panduan buat teman-teman yang berkunjung ke Kota Sambas, Kalimantan Barat. Iya, siapa tahu, kan?! :D

Bakmi Raos Sambas
Bagian depan Kedai Bakmie Raos.

Selepas berlebaran ke beberapa rumah insanak (sanak famili dan handai taulan), saya dan keluarga tidak langsung menuju ke rumah keponakan, melainkan jalan-jalan dulu keliling Sambas. Kami lapar. Kue lebaran sepertinya belum cukup mengisi ruang perut kami. Hehe. Setelah keliling kota, kami akhirnya sepakat untuk singgah di salah satu kedai bakmi yang terletak di pinggir jalan Tabrani, Sambas. Kalau dari arah Tugu Alo' Galing, tempat makan ini terletak di sisi kiri jalan.

Dari segi parkir, halaman rumah makan ini lumayan luas. Bangunan besar. Pas masuk, nuansanya lumayan. Saya sempat ke kamar kecilnya, bersih. Walaupun tidak ada alunan musik, suasana kedai mie ini tidak terlalu sepi. Ada sebuah televisi kecil terletak di aras area kasir. Karena duduk agak dekat dengan televisi, kami bisa menunggu makanan sambil menonton film yang ditayangkan. Lumayan menghibur.

Untuk pesanan kali ini, saya memesan Mie Goreng Lada Hitam seharga 22 ribu dan segelas teh tawar hangat. Hmm, apakah sepadan?

Setelah menunggu beberapa saat, pesanan kami tiba satu per satu. Dan inilah tampilan mie goreng lada hitam dan teh tawar hangat yang saya pesan..

Mie Lada Hitam di Bakmi Raos Sambas
Nih pesanan saya

Dari tampilannya, porsinya sih pas, tapi sepi aja gitu. Isinya (berupa irisan sayur sawi dan telor ayam orak-arik) sedikit. Warnanya kurang menggoda. Topping-nya juga cuma kerupuk dan irisan timun (yang kurang segar pula, ihiks). Sebenarnya saya agak kecewa. Tapiiii tapi tapii, karena kita tidak boleh menilai dari tampilannya, saya menepis rasa kecewa tersebut dan mulai makan dengan riang. Ini mie, mamen! *mie lover

Oh ya. Awalnya saya dan Kanda --yang memesan mie goreng biasa-- hanya dikasih sendok garpu lho, sementara kakak dan Mama' yang memesan mie hotplate langsung dikasih sumpit. Saya merasa diperlakukan pilih kasih. *sensitif, :p Untungnya pelayan tidak menolak waktu kami minta sendok-garpu ditukar dengan sumpit. Jadi buat yang pengen makan mie pakai sumpit tapi malah dikasih sendok garpu, langsung bilang saja ingin ganti dengan sumpit, ya.

Hmm, nyum. Bagaimana rasanya?

Mie sejepitan sumpit pertama masuk ke mulut saya, hap, dan, waaa, bumbu lada hitamnya benar-benar terasa. Atau mungkin lebih tepatnya, berlebihan? Entahlah.

Saya termasuk tahan pedas dan punya kebiasaan menambahkan sambal ke dalam setiap makanan pribadi saya. Untunglah kebiasaan tersebut sengaja saya tahan, mengingat yang dipesan adalah masakan berlada (mencampur lada dan cabe kurang baik buat kesehatan. cmiiw). Kalau dicampur sambal, rasanya pasti lebih pedas lagi tuh, sementara rasa gurih tidak terasa. Ladanya terlalu mendominasi, tidak seimbang, berlebihan. Karena itu saya tidak merekomendasikan menu ini, apalagi untuk teman-teman yang tidak tahan pedas dan yang punya masalah pencernaan seperti maag atau ambeien. It's a big no no kalau tak mau sakitnya kumat. Panas beb.

Walaupun mie goreng lada hitamnya kurang memuaskan lidah saya, rumah makan ini memiliki banyak menu lain yang menurut saya cukup menarik untuk dicoba. Selain aneka mie (mie goreng, kwetiau goreng dan siram, i fu mie, bihun goreng), kedai ini juga menyediakan aneka nasi goreng, sup, steak, pasta, berbagai snack, bakso kuah, pangsit rebus, menu jepang (yakiniku, teriyaki, chicken katsu), berbagai masakan china, sayuran, dan menu ala'carte. Harga berkisar antara 13 ribu - 40 ribu rupiah. Lumayan kan bisa jelajah rasa (kalau tersedia). Tapi kalau untuk minuman, menurut saya kurang variatif.

Oke, begitulah pendapat saya tentang mie goreng lada hitam di Kantin Bakmie Raos, Sambas. Semoga bermanfaat yaa. Saya sudah ngantuk nih. Sampai besok, insyaallah.. Bye!