Hari ini saya mau cerita sedikit tentang Mama'.
Saya dan Mama' saat momen wisuda magister saya dan Kanda di Bogor |
Mama' saya adalah ibu rumah tangga yang bekerja. Selain untuk membantu perekonomian keluarga, beliau melakukannya sebagai panggilan jiwa. Mama' senang mengajar. Meskipun Bapak harus bekerja ke luar kota di tahun-tahun pertama kehidupan saya, Saya dan Kakak beruntung karena kami tidak kekurangan kasih sayang orang tua. Mama' mengajarkan banyak hal yang berguna bagi kehidupan kami dengan lemah lembut.
Mama' tidak pernah mau memperkerjakan asisten rumah tangga di rumah. Jadi sesibuk apapun Mama', beliau selalu berusaha menangani pekerjaan rumah sendiri. Agar pekerjaan rumah tangga lebih ringan, saya dan kakak dibiasakan membantu pekerjaan rumah tangga dari kecil, setiap hari. Di pagi hari sebelum ke sekolah, kakak bertugas menyapu sedangkan saya mengepel. Setelah makan, kakak mencuci piring sedangkan saya membilasnya. Secara tidak langsung, Mama' mengajarkan kami kerja sama.
Hari Minggu adalah hari yang penuh kenangan. Kenangan kurang menyenangkan sih, tapi manis. Jadi ceritanya, setiap minggu saya dan kakak harus membantu beliau membereskan rumah. Selama itu belum selesai, kami dilarang nonton televisi. Kurang menyenangkan, karena kami suka nonton doraemon yang tayang setiap pukul delapan. Dulu kami bilang, hari minggu waktunya kerja rodi. Tiap ada kegiatan lain di hari minggu, kami senaang sekali karena tidak harus membersihkan rumah. Tapi kalau sekarang diingat, kami tertawa. Yaah, walaupun akhirnya saya tidak ahli memasak, tapi saya jadi terbiasa membereskan rumah. Sementara itu, Kakak yang tidak suka membereskan rumah sangat menikmati kegiatan masak-memasak. Berkat Mama', kami jadi tahu mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang walaupun terkesan remeh-temeh, tapi sangat berguna.
Mama' telah banyak berkorban untuk saya dan kakak. Salah satunya, ketika beliau mendapat tawaran melanjutkan sekolah lagi. Waktu itu saya dan kakak sama-sama masih SD dan Bapak sudah pindah tugas ke kota kami. Setelah banyak pertimbangan akhirnya Mama' tidak menerima tawaran itu karena tidak mau jauh dari kami. Alasannya itu dianggap terlalu konyol dan terlalu sentimentil bagi sebagian orang, tapi saya bersyukur beliau melakukannya. Jika saja di usia memasuki remaja itu kami tidak didekati orang tua dan tidak bersahabat dengan Mama', mungkin kami akan menjadi remaja yang senang mencari perhatian kepada orang lain. Naudzubillah. Makanya, saya bersyukur.
Karena keputusan tersebut, Bapak dan kakak pernah dengar dengan telinga sendiri kalau ada yang berkata bahwa Mama' tidak kompeten mengajar, terkait strata pendidikannya. Waktu itu saya dan kakak kuliah S1. Allah Maha Mengatur segalanya, Mama bisa melanjutkan pendidikan ke strata magister. Walaupun saat itu usianya sudah kepala 5, alhamdulillah beliau berhasil menyelesaikannya.
Beberapa tahun belakangan, Mama' agak sering sakit. Dulu pernah syaraf kejepit agak parah selama beberapa bulan sebelum naik haji. Semalam sebelum berangkat ke bandara, beliau malah tidak bisa jalan. Kakak sampai nangis-nangis memikirkan kemungkinan kesulitan yang akan beliau hadapi di sana. Anehnya, dan syukurnya, di pagi hari sebelum naik pesawat Mama' malah segar bugar seperti tidak pernah sakit. Sebenarnya cerita ini baru saya ketahui dari kakak setelah 4 tahun berselang. Kakak tidak mau cerita perihal sakitnya Mama' tersebut karena khawatir saya kepikiran di rantau. Memikirkannya sekarang, saya benar-benar senang ibadah haji yang sudah lama Mama' idam-idamkan dapat berjalan dengan lancar dan kesehatannya membaik setelah pulang kembali dari perjalanan haji. Berharap suatu saat dapat membawa orang tua umroh bersama, aamiin.
Oh ya, sejak Jum'at malam lalu, Mama' sakit thypus. Sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik (tidak demam, tidak sakit perut, lebih bertenaga, nafsu makan membaik, hanya sakit kepala masih ada). Beliau patuh teratur makan obat dengan teratur. Saya senang. Semoga kondisi beliau segera pulih, aamiin. Mohon doanya ya, teman-teman.. Terima kasih :)