7.11.2015

Lemari Buku dari Kayu

Setelah mengumpulkan niat dan membulatkan tekad, senin lalu, sehari sebelum acara bukber bersama keluarga, saya akhirnya membereskan lemari buku di kamar. Berhubung saya baru pulkam akhir juni lalu, lemari buku tersebut memang sudah lama tidak dirawat dengan baik hampir selama 2 tahun.


Hari Senin lalu saya membenahi beberapa sudut kamar, termasuk lemari pakaian, laci berkas, dan lemari buku. Semuanya sudah lama tidak saya benahi. Sebenarnya agak was-was karena beberapa bulan sebelumnya rumah kami diserang rayap. Ngeri kan. Syukur alhamdulillah semuanya baik-baik saja, kecuali satu buah buku novel populer yang dibeli Kanda, yang sayangnya belum sempat saya baca tuntas. Iya, ternyata rayap menyerang lemari buku. Untunglah hanya satu buah buku tebal saja yang jadi korban. Buku lain, alhamdulillah selamat.


Berhubung satu buah buku rusak parah, saya meminta Kanda membereskan lemari kayu yang sudah tua itu. Sekadar info, umur lemari tersebut hampir seusia dengan saya. Mama' bilang beliau membelinya beberapa bulan setelah saya lahir, untuk menyimpan perlengkapan bayi.

Berdasarkan saran sari Bapak, yang jadi juru basmi rayap waktu itu, lemari pun dijemur di bawah sinar matahari Pontianak yang terik, atau istilah orang Pontianak: panas bedengkang. Ini diharapkan bisa membasmi rayap-rayap nakal yang mungkin masih ada di lemari. Tahap selanjutnya adalah melumuri lemari dengan solar. Malam harinya, bau solar pun menyeruak di kamar tidur kami. Tapi saya tidak terlalu terganggu karena malah mengingatkan saya pada bau gedung sekolah dulu. Biasanya selepas ulangan atau menjelang hari pembagian buku laporan belajar, kelas-kelas dipel dengan solar agar lantai sekolah, yang terbuat dari kayu, menjadi licin. Saya baru tahu kalau solar juga bermanfaat untuk mengatasi lapuk dan rusak oleh rayap. Dan malam itu, dengan kamar yang terkontaminasi bau solar yang kuat, saya dan Kanda berbagi ruangan dengan buku-buku berbagai ukuran dan ketebalan, yang kehilangan tempat tinggal.


Esok paginya, hari selasa, saya hendak memasukkan semua buku yang masih berserakan ke dalam lemari. Sambil berbincang-bincang tentang buku, saya menemukan serpihan halus kayu khas hasil kerja rayap (kami menyebutnya debok). Awalnya hanya sedikit, tapi waktu diperiksa lebih teliti, ternyata banyak di bawah triplek raknya. Kanda kembali mengeluarkan lemari berbau solar itu keluar rumah untuk mengganti tripleknya. Sewaktu diperiksa lebih lanjut, betapa terkejutnya kami. Ternyata di dinding lemari yang terbuat dari lapisan triplek sudah jadi sarang rayap. Innalillahi..


Seperti yang terlihat di foto-foto di atas, rayap merajai lemari buku yang usianya hampir sebaya saya. Pelajaran yang bisa diambil, periksalah lemari atau rak buku secara teratur. Kalau bisa, simpan buku di lemari yang terbuka (daripada lemari tertutup) karena sirkulasi udara lebih baik. Beri kapur barus dan cek buku secara berkala. Oke deh, sip. Semoga bermanfaat ya, teman. Salaam