12.28.2014

Rute Baru, Gunung Salak, dan Bubur Ayam

(sumber gambar: sahealth.sa.gov.au)
Pagi ini saya minta Kanda ubah rute olahraga kami, yang biasanya langsung ke stadion dialihkan ke kehutanan. Saya bosan melewati jalan yang sama.

Sebenarnya tak hanya bosan, badan saya juga sedang kurang nyaman. Mungkin karena semalam kurang tidur, jadi agak lesu hari ini. Kanda yang bilang begitu. Padahal saya tetap semangat olahraga, cuma ya itu, badan rasanya tidak mendukung. Capek.

Hari ini saya berkeliling lapangan bola sebanyak 6 kali. Dua kali jalan pelan untuk pemanasan, 2 kali berlari kecil, 2 kali jalan untuk pendinginan. Jadi total langkah kira-kira 6000 kali.

Hari ini setelah berkeliling lapangan, kami langsung jalan ke kampus. Kanda ingin latihan naik turun tangga dengan lebih leluasa, soalnya di stadion ramai. Sepertinya acara final pertandingan bola yang kemarin.

Kanda mengajak saya naik ke level 6. Saya memang tidak sedang ingin ikutan naik-turun tangga. Ya tadi, karena kurang enak badan. Awalnya enggan naik, tapi begitu melihat pemandangan Gunung Salak dari atas tadi, rasanya senang sekali. Jarang-jarang bisa menikmati pemandangan Gunung Salak yang berdiri kokoh di kejauhan. Kalau hari lama tidak hujan, gunung ini terlihat mengintip dari balik kabut atau awan. Tapi kalau habis hujan seperti kemarin, langit jadi lebih cerah dan udara jadi lebih bersih. Gunung Salak pun jadi lebih terlihat. Bahkan dari ketinggian tersebut, kaki gunung bisa terlihat cukup jelas. Sayang tidak membawa kamera, jadi momen tadi tidak bisa diabadikan. Mudah-mudahan lain kali.

Kira-kira seperti ini, tapi tadi lebih jelas dan terlihat sampai kaki gunung karena dilihat dari atas
(dokumentasi pribadi)
Selesai Kanda berolahraga, kami jalan kaki ke Bara. Soalnya kalau pakai motor pasti terjebak macet. Maklum, hari Ahad seperti ini ada pasar tumpah di jalan tersebut. Alternatif terbaik, ya jalan kaki. Alhamdulillah, semangkuk bubur kuah soto jadi sarapan kami pagi ini.