6.09.2013

Kali Pertama ke Bidan :)

Kemarin, Sabtu 8 Juni 2013, saya mengalami kaki bengkak yang parah. Kulit kaki saya tegang sampai ke betis dan rasanya sangat-sangat tidak nyaman dan agak sakit dibawa jalan. Karena itulah Mama langsung meminta saya agar diperiksakan ke dokter. Awalnya saya menolak, tapi setelah melihat kekhawatiran Mama dan Kanda, saya jadi mau juga. Jujur agak khawatir karena bengkaknya itu di kedua kaki. Hmm...

Jadi hari ini, saya yang diantar Kanda pergi memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
Kami sengaja tidak ke dokter langganan karena birokrasi yang cukup ribet: harus daftar setidaknya sehari sebelumnya (kalau beruntung hari besoknya masih sepi yang daftar)-ngambil antrian-menunggu lama-baru bisa konsul. Lucu juga sih, keluhan hari ini masak baru diperiksakan dua atau tiga hari kemudian.. :)  Dan yang pasti praktik dokter hanya dari Senin-Jumat sedangkan Sabtu dan Ahad tidak praktik. jadi atas saran Mama dan Kakaknya abang ipar saya yang perawat dan baru melahirkan, Kak Mo' Yanti, kamipun setuju untuk ke bidan saja.

Terus terang, ini pertama kalinya kami ke bidan... :p  #sepok

Sore hari sekitar pukul 16, sesampainya di klinik bidan tersebut, saya langsung mendaftar, ditimbang berat badan dan diperiksa tekanan darah oleh perawat. Di usia kehamilan 25 pekan ini, berat badan saya 58 kg dengan tekanan darah 110/60, artinya berat badan naik dan tekanan darah normal, alhamdulillah... :)

Saya sempat ditanya tentang buku pink. Apa itu buku pink? Entahlah, saya tidak tahu sama sekali. Jadi saya juga dikasih buku pink tersebut. Ternyata buku tersebut adalah buku kesehatan ibu dan anak (BKIA), warnanya pink. Buku tersebut berisi tentang catatan kesehatan ibu hamil dan anaknya. Menurut Kak Mo' --yang kebetulan juga sedang berada di klinik karena memenuhi jadwal vaksinasi si kecil Qitara yang baru lahir-- BKIA ini penting karena selain merekam kesehatan ibu dan anak dari awal juga bermanfaat untuk nanti digunakan sebagai salah satu syarat masuk sekolah dasar negeri, jika memang ingin dimasukkan ke sekolah negeri.
Dapat Buku Kesehatan Ibu dan Anak :D Yey!


Tak menunggu berapa lama, nama saya dipanggil. Setelah berbaring dan diperiksa dan ditanyai mengenai keluhan, saya curcol. Saya pun diberi tahu bahwa kaki bengkak yang saya alami mungkin terjadi karena kebiasaan saya menggantung-gantung kaki, mengingat tekanan darah saya yang normal-normal saja. Jadi sarannya, kalau duduk sebisa mungkin kaki diluruskan saja, kalau tidur kaki diganjal bantal supaya lebih tinggi, dan kalau sudah terlanjur bengkak sebaiknya direndam air hangat yang diberi garam. Begitu.

Oia, saat berbaring, perawat dan bidan memegang perut saya. Hal ini agak mengagetkan karena selama ditangani oleh dokter, perut saya tidak pernah disentuh kecuali oleh alat USG yang sudah dilapisi gel dingin. Jadi begitu perut dipegang rasanya agak gimanaa gitu... Saya bersyukur karena baik bidan maupun perawat yang menangani saya berkata bahwa posisi dedek sudah baik, meskipun masih ada kemungkinan berubah. :)  Selain dipegang, hal lain yang agak ajaib bagi saya adalah alat pendengar detak jantung bayi. Baru pertama kali ini lihat dan dengar sendiri bunyinya. Alhamdulillah, suara detak jantung dedek kedengaran. Dan insya Allah normal... Alhamdulillah...

Nah, setelah bangun dari tempat tidur pemeriksaan, saya disuntik TT untuk pencegahan penyakit tetanus pada debay. Ini suntik TT saya yang pertama. Jeda sebulan dari TT 1 ini, saya perlu melanjutkan ke suntikan TT 2. Pas disuntik sih alhamdulillah tidak sakit, tapi setelahnya agak pegal juga. Kak Mo' bilang untuk meredakan rasa pegalnya bisa dengan dikompres air hangat.

Setelah disuntik, saya juga diperiksa HB darah. Dan, ohlala, ternyata tergolong rendah, yakni 9,3 gr/dl (satuannya bener nggak yah? hehe). Kata perawatnya, normalnya berkisar antara 10-13, jadi... ya gitu deh! Saya diberi satu bungkus tablet kecil-kecil yang diminum 1xsehari. Selain itu juga disarankan minum CDR untuk tambahan kalsium.

Bahagianya, setelah konsultasi, dengar detak jantung dedek, dapat BKIA dan periksa darah, saya hanya dibebani biaya 13 ribu rupiah. Alhamdulillah...

Setelah kunjungan tadi, saya jadi berpikir untuk memeriksakan kandungan baik kepada dokter maupun bidan. Menurut saya dua sumber saran lebih baik, apalagi keduanya memiliki nilai lebih masing-masing. Memang rencana saya dari awal kehamilan, memasuki trimester ketiga saya akan lebih sering memeriksakan kandungan, setidaknya dua pekan sekali (ini sesuai anjuran saat dulu konsultasi di salah satu RSIA di Bogor). Dan alhamdulillah juga Allah membuka jalan perkenalan saya dengan bidan.

Terima kasih untuk Mama, Kanda, Kak Mo' ... :)