11.27.2015

Pertemuan Para Penjaga Jantung Borneo

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan membantu Kanda dan kawan-kawan sekantornya yang mempersiapkan kegiatan pertemuan para pemuka adat wilayah Heart of Borneo (HoB). Sudah lama sekali tidak sibuk menjadi panitia penyelenggara kegiatan.


Acara pertemuan Masyarakat Adat wilayah HoB tersebut bertajuk "Visioning and Meeting of Local Community Leaders for the Heart of Borneo" yang diselenggarakan oleh PRCF-Indonesia dan didukung oleh WWF-Indonesia. Acara ini berlangsung selama dua hari, yaitu hari Senin dan Selasa (23-24 November 2015), dilaksanakan di ruang konferensi Hotel Aston Pontianak.

Sekitar 40 orang aktivis ikut hadir dalam pertemuan ini, termasuk 27 tokoh pemuka masyarakat adat yang mendiami kawasan sekitar HoB yang meliputi 3 negara (Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam). Sayangnya, pemuka adat dari Brunei berhalangan hadir.


Malam sebelum pertemuan, peserta yang telah berada di Pontianak dijamu makan malam di salah satu restoran seafood di dekat hotel. Pada hari pertama, kegiatan diisi presentasi dan diskusi dengan pembicara dari Deputi Tata Kelola Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dilanjutkan diskusi dan presentasi kelompok mengenai kearifan lokal masyarakat. Setelah itu makan malam bersama (gala dinner) dilakukan setelah istirahat.

Usai makan malam, peserta dihibur oleh hiburan live musik Sape' yang dimainkan secara solo. Beberapa pemuka adat berusaha menikmati hiburan dengan menari tarian daerahnya masing-masing dalam iringan musik sape'. Suasana yang bersahabat.

** FYI, sape' adalah alat musik tradisional suku Dayak Iban yang dimainkan dengan cara dipetik. Bagi yang tertarik ingin mendengar suara petikan sape', silakan lihat di ig saya ya, @delyanetkarmoni. Ada beberapa video 15 detik yang bisa ditonton.


Hari kedua dibuka dengan presentasi dan diskusi bersama narasumber, dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Saya kurang menyimak presentasi dari narasumber karena sedang sakit dan kembali ke kamar hotel untuk beristirahat sebentar. Ketika kembali ke ruang konferensi, presentasi narasumber sudah berakhir. Yang saya ingat ada kenang-kenangan buku dan notes tenun dari PRCF untuk narasumber hari pertama maupun hari kedua.


Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan perumusan kesepakatan bersama mengenai tindak lanjut terkait HoB dan pertemuan lanjutan pada tahun 2016 nanti. Akhirnya, setelah surat kesepakatan siap, penandatanganan berkas dilakukan oleh seluruh pemuka adat masyarakat sekitar HoB yang hadir. Penutupan acara resmi dilakukan setelah proses penandatanganan dan makan malam selesai. Sekali lagi diiringi permainan musik duet sape' plus tarian adat Dayak.


Secara keseluruhan, kegiatan berlangsung dengan lancar. Alhamdulillah. Saya bahagia bisa menjadi bagian dan saksi kegiatan bersejarah ini.

Semoga ke depan, langkah awal kerja sama masyarakat adat di sekitar kawasan Heart of Borneo ini dapat berjalan dengan baik dan memberi andil penting dan nyata dalam upaya konservasi alam dan pengembangan potensi masyarakat adat yang selama ini hampir selalu dinomorsekiankan. Aamiin.