1.26.2015

Sedikit Tentang Saya dan Diet



Okee, di postingan Wellness Wednesday pekan lalu, seorang visitor yang juga teman blogger, menanyakan tentang diet seperti apa yang saya jalani. Banyak yang ingin saya bagi tapi karena panjang, tiba-tiba terilhami untuk menjadikan topik diet sebagai bahan postingan Wellness Wednesday. Supaya lebih puas dan afdhol.
Sebagai informasi, saya sedang mencoba konsisten menggunakan bahasa Inggris di postingan Wellness Wednesday, sebagai ajang latihan bahasa Inggris. Sebenarnya kemarin tulisan ini sudah selesai saya ketik dalam bahasa Inggris (tinggal diedit) tapi setelah saya pikir-pikir, sepertinya lebih baik saya urung posting topik ini di WW deh. Pertimbangannya, saya bukan ahli diet dan juga tidak sedang menjalankan diet ketat, kurang elok kalau dibagikan kepada pembaca berbahasa Inggris yang memang fokus di dunia kesehatan. Keder duluan. Jadi daripada partisipan WW yang sedang diet jadi greget atau miskomunikasi dengan maksud tulisan saya, lebih baik saya bagikan sebagai postingan pengalaman diet saja, yang berbahasa Indonesia. :)

Oke, pembukanya panjang juga. Saya mulai saja yaa..

Diet 

Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. ~askoxford.com

Diet adalah aturan makan khusus untuk kesehatan dan biasanya dilakukan atas petunjuk dokter atau konsultan. ~Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Sebagai makhluk hidup, tentu saya mengkonsumsi sejumlah makanan tertentu. Berhubung sampai saat ini masih kurang paham dengan hitung-hitungan kalori, jadi di postingan ini saya tidak akan menyinggung angka kalori. Aturan makan yang saya terapkan juga bukan hasil konsultasi dengan dokter atau konsultan kesehatan. Saya hanya akan cerita sedikit tentang pengalaman saya berdiet, apa yang saya makan dan apa yang saya hindari. 

Sepanjang umur, saya baru satu kali benar-benar serius menjalankan diet, yaitu pertengahan tahun 2013 lalu saat saya nifas, baru melahirkan Weissar. Saat hamil, berat badan saya (yang awalnya termasuk kategori kekurangan berat badan) tiba-tiba naik drastis, kurang lebih 20 kg! Saya sempat bingung karena seorang teman yang usia kehamilannya kurang lebih saya  langsung ditegur oleh dokter waktu bb nya naik 8 kg, sementara saya dibiarkan saja oleh dokter. Padahal dokter kami sama. Setelah baca-baca buku panduan kehamilan, saya baru tahu kalau kenaikan berat badan pada ibu hamil yang sebelumnya kekurangan berat badan seperti saya malah sangat dianjurkan. Jadi wajar jika dokternya anteng-anteng wae..

Di lain pihak, tak bisa dipungkiri, naik 20 kg secara drastis membuat tubuh kurang nyaman, menimbulkan berbagai keluhan dan membuat lambat bergerak. Dalam kehidupan sosial, saya kerap dicap "malas" karena masalah berat badan ini. Akibat mendengarkan komentar semacam ini ternyata fatal sekali...

Selepas melahirkan, saya memfokuskan diri untuk menurunkan berat badan ke ukuran sebelum hamil karena pakaian-pakaian saya banyak yang tidak muat. Saya harus melakukan sesuatu terhadap tubuh saya yang sudah banyak berubah. Fokus untuk diet juga menjadi salah satu terapi mental untuk saya yang baru kehilangan bayi. Saat itu saya memilih OCD (Obsessive Corbuzier's Diet) oleh Deddy Corbuzier yang sedang populer untuk program menurunkan berat badan (cerita pengalaman saya tentang ini bisa dibaca di label OCD). Setelah 2 bulan saya putuskan berhenti total. Saya baru tahu kalau saya mengalami diastasis recti dan OCD bukan jawabannya. Maka saya putuskan diet alami dengan banyak makan sayur dan buah. Tahun lalu saya pernah tergoda beberapa kali untuk ikut beberapa jenis diet ketat tapi tidak saya lakukan karena terlalu ketat. Sampai sekarang saya tetap diet ala saya sendiri (sebenarnya bukan ala sendiri juga sih, hasil baca berbagai artikel kesehatan). Sampai saat ini saya berusaha menerapkannya, belum tahu besok lusa akan berubah atau tidak..

Berikut beberapa poin penting tentang pengaturan diet yang saya lakukan:

- Minum banyak air putih dalam sehari
Indikatornya dengan melihat warna air seni. Jika pekat berarti saya kurang minum air putih, dan sebaliknya. Ini penting untuk membantu meringankan metabolisme tubuh, mencegah dehidrasi dan mengurangi minum air gula saat haus. Memang sih kebiasaan ini agak membuat repot (bikin sering buang air kecil), tapi tak apalah.

- Sarapan
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, saya tidak lagi menjalani OCD yang melarang sarapan, jadi saya sarapan. Belakangan agak rutin makan bubur kacang hijau.

- Memenuhi kebutuhan serat harian
Makan buah dan sayur sebelum makan nasi membantu cepat kenyang, jadi makan nasinya lebih sedikit. Tapi kalau makan di luar kadang-kadang kurang sayur jadi biasanya makan buah agar tetap memenuhi kebutuhan serat.

- Tidak pantang gorengan
Gorengan perlu dibatasi tapi saya tidak menolak kalau diberi gorengan. Saya makan seperlunya, untuk menghilangkan mupeng berkepanjangan.

- Tidak pantang garam
Saya pernah tergiur diet tanpa garam (diet mayo) tapi berdasarkan rekomendasi teman, urung. Sampai saat ini saya tetap menggunakan garam dalam menu harian, dalam kadar yang wajar.

- Tidak pantang makan nasi
Banyak diet menyarankan makan gandum, tapi saya lebih cenderung memilih nasi. Bukan anti-mainstream, tapi sepengetahuan saya, suatu lanskap pasti memenuhi kebutuhan manusia di dalamnya. Gandum tidak dapat tumbuh baik di tanah Indonesia (kecuali hotong, jenis gandum Indonesia yang sekarang langka). Yang tumbuh baik di daerah tropis adalah padi (dan kawan-kawan). Jadi saya pikir, tidak masalah kalau makan nasi. Tidak masalah juga mau makan roti, mie, atau kue berbahan gandum. Yang penting tidak terlalu banyak.

- Tidak pantang makan daging
Saya makan daging (yang halal), dengan jumlah yang wajar.

- Tidak minum air soda
Sebisa mungkin menolak minum air soda walaupun suka.

- Tidak makan mie instant
Alhamdulillah sudah beberapa bulan belakangan tidak makan mie instant sama sekali, walaupun kadang kangen rasanya.

Hmm, apa lagi ya.... Pokoknya gitu deh. Jelasnya, saat ini saya sedang tidak diet ketat apapun. Setidaknya untuk saat ini. Perlu diketahui, diet yang saya lakukan ini punya keterkaitan dengan motivasi kesehatan saya tahun ini (bisa dibaca di label Wellness Wednesday). Jadi menurut hemat saya, ketika akan mencoba diet apapun, ada baiknya disesuaikan dengan kebutuhan atau motivasi awal. Cari informasi sebanyak mungkin (seperti tanya teman yang pernah coba, ikut grup diet, dsb). Jangan lupa hubungi dokter atau konsultan kesehatan untuk diet yang lebih baik. :) Sekian dulu yaa. Semoga bermanfaat!