3.28.2018

Pengalaman Membuka Rekening Tabungan Berakad Wadiah (+Tips)

Hari ini saya senaang sekali karena kesampaian buka rekening baru. Alhamdulillah, yeey! Awalnya saya mau sekalian bikin review (sukarela alias tidak berbayar) secara spesifik tentang bank yang menyediakan layanan ini, tapi mengingat urusan keuangan seperti ini termasuk ranah pribadi dan harus dijaga kerahasiaannya, jadi kali ini saya hanya cerita tentang pengalaman saya saja ya. Semoga tetap bisa memberikan informasi yang bermanfaat buat teman-teman pembaca yang mau nabung tapi bingung menentukan jenis tabungan seperti apa yang cocok.

Pengalaman Membuka Rekening Tabungan Berakad Wadiah (+Tips)

Oh ya, sebelumnya mohon perhatiannya ya. Saya muslimah, jadi preferensi saya pasti dipengaruhi oleh apa yang saya ketahui dan yakini. Yah, sama lah dengan orang lain, milih sesuatu pasti punya dasar kan. Jadi jangan menghakimi yah. Kalau preferensi kita beda, anggap saja perbedaan cara pandang. Tidak perlu diperdebatkan, okey? Kalau oke, lanjut! Tapi kalau tidak okey juga tidak apa-apa, boleh stop di sini. ^^






Tujuan utama saya buka rekening tabungan baru kali ini adalah murni buat nabung. Maklum saya punya bisnis kecil-kecilan, khawatir uangnya nyampur. Jadi supaya aman, tabungan yang aktif transaksi keluar masuk dan tabungan pribadi dipisah. Harusnya sih ini sudah diterapkan sejak lama sejak tahu, tapi buat eksekusi ada saja halangannya. Dari lupa, ndak sempat, malas ngurus, hujan, panas, ada saja alasan untuk menunda. Hehe, jadi malu. Jangan ditiru ya..

Nah, karena sejak awal niat saya nabung di bank tuh memang murni mau nyimpan duit doang, jadi rasanya senang sekali pas ditawari fitur tabungan yang memenuhi standar ini. Awalnya pas ditanya costumer service (CS) mengenai peruntukan tabungannya, saya jawab buat nabung doang. Kemudian ditawarkanlah 2 jenis tabungan yaitu yang berakad mudharabah dan yang berakad wadiah. Tinggal pilih.

Bingung? Sama, hehe. Berikut info singkat yang saya pahami dari mba CS:
Di tabungan akad mudharabah, uang akan diputar untuk usaha sehingga kita berhak mendapat bagi hasil usaha. Untung ya, tapi di sisi lain kita juga harus tahu kalau uang kita akan dipotong untuk biaya administrasi bulanan. Jadi ada aliran keluar masuk dana tiap bulan, dinamis. Nah, kalau yang berakad wadiah, uang kita tidak akan digunakan dan hanya disimpankan, sehingga tidak ada bagi hasil. Walaupun begitu, tabungan berakad wadiah bebas biaya administrasi (kecuali kalau saldo rekening pada akhir bulan kurang dari 1 juta rupiah --kalau tidak keliru). Kebetulan uang yang mau saya tabung lebih sedikit dari 1 juta, jadi ini bukan masalah untuk saya. Bisa nebak dong mana yang saya pilih? Hehe. Iya, saya ambil fitur tabungan yang berakad wadiah. Toh saya memang cuma mau nabung..

Demi mengoptimalkan usaha menabung, saya sengaja tidak melengkapi ATM supaya susah ngambil uang dari tabungan ini. Toh saya sudah punya ATM di bank lain. Keputusan ini disetujui penuh oleh Danda. Selain alasan tersebut, ATM juga memberi beban administrasi bulanan yang menyebabkan tabungan terpotong. Rugi dong. Ya mendingan kalau pakai akad mudharabah (alias dapat bagi hasil), paling tidak pengeluaran untuk administrasi tertutupi keuntungan bagi hasil. Jadi sudah cukuplah rekening lain yang pakai ATM, rekening yang ini sengaja tidak pakai supaya tabungan tidak jebol. :D

Berhubung layanan e-banking hanya bisa diaktifkan kalau punya ATM, saya hanya bisa dapat layanan sms-banking. Tapii, karena layanan sms-banking di bank ini bikin keluar dana lagi (sekitar 550 rupiah per sms per transaksi --keterangan dari CS nya), jadi saya ogah lah. Toh rekening yang ini bukan buat bisnis yang harus cepat tanggap tiap ada transaksi, jadi fix deh tidak pakai ATM, e-banking, dan juga sms-banking. Hihi.. Jaman sekarang mungkin aneh, tapi saya merasa lebih tenang begini. Setidaknya lebih aman daripada simpan uang di rumah yang kadang lupa nyelipinnya di mana, hehe. Bebas riba pula, insya Allah..

[Baca juga pengalaman saya Mendaftar E-Banking dan Mendaftar E-Banking (lagi!)]

Oh ya. Untuk pembukaan rekening ini, kita hanya perlu menyerahkan tanda pengenal (saya pakai KTP; tapi karena e-KTP belum jadi, jadi harus menyertakan surat keterangan dari kecamatan) dan Kartu NPWP (karena saya IRT jadi pakai NPWP suami). Selain itu kita juga perlu mengisi formulir dan menyerahkan setoran awal (kalau tidak salah setoran awal minimum nya adalah 100 ribu). Tunggu CS nya bekerja sebentar, sudah deh. Alhamdulillah. Saya senang sekali karena niat nabung kesampaian, fiturnya cocok di hati, dan tidak ribet mengurusnya. Saya semakin senang karena pulangnya dikasih merchandise berupa bantal imut berwarna ungu. Aaah, sukaaa. Alhamdulillah, rejeki.

bantal merchandise dari bank

Btw, tips dari saya kali ini: jika ingin memisahkan tabungan, coba gunakan bank dengan jangkauan ATM luas dan sudah diurus e-banking/sms-banking nya untuk transaksi keluar masuk, dan gunakan rekening yang sulit diganggu gugat (seperti tabungan saya kali ini) untuk menyimpan dana khusus.

Waktu pulang ke rumah, saya banyak senyum karena girang. Melihat istrinya girang, Danda juga senang. Hihi.. Bahagia memang sederhana ya. Inilah alasannya saya bikin tulisan ini. Saya ingin mengenang kebahagiaan sederhana ini. Ihiy..

Oke, cukup dulu ya teman. Maaf sudah lama tidak cerita-cerita lagi di blog ini. InsyaAllah nanti akan lebih aktif. Sampai nanti, bye!