Ade urang beceritte
Sungai Sambas Kebanjeran
Tujoh ari tujoh malam
Nak bejalan kepayahan
Geratak Sabbo' bepatahan
Dilanggar lanting dari Simbarang
Urang Sabbo' kebabbangan
Nak nyimbarang kepayahan
Yoo, ngape tang gaiye jikku be
Yoo, ngape tang banjer jikku be
Barang jak oi, takder Tuhan
Geratak Sabbo' Tahun 2012 |
Keluarga saya tidak pernah tinggal di Sambas, namun sebagai orang yang memiliki darah melayu Sambas (dari Mama), saya merasa sedikit banyak memiliki ikatan dengan lagu ini dan lagu Sambas lainnya. Lagu ini spesial karena menyinggung salah satu ikon kota kecil itu yaitu Geratak Sabbo' yang merupakan satu dari 3 jembatan utama di Sambas.
Sayang, salah satu ikon budaya kerajaan Sambas itu kini sudah berganti dengan Gerratak Sabbo' yang lebih modern. Bentuknya jauh betul dari bentuk Gerratak Sabbo' yang lama. Bukannya tidak suka perubahan, hanya saja menurut saya alangkah lebih elok jika setidaknya nilai dan kekhasan budaya yang ada pada Gerratak Sabbo' yang lama tetap dipertahankan (maksudnya dimunculkan kembali) pada jembatan penggantinya. Entah itu motif, warna, atau hal-hal lainnya. Dengan mempertimbangkan pembangunan jembatan pengganti yang serasi dan terintergrasi dengan Istana Kesultanan Melayu Sambas (Keraton Sambas), lanskap budaya di sekitar Istana akan semakin berkarakter kuat dan menarik. Ah tapi ini hanya pendapat saya yang awam. Mungkin pemangku kebijakan memiliki alasan yang lebih kuat daripada hanya sekadar pertimbangan budaya.