9.14.2017

Neko Nanka Yondemo Konai [Movie]

Berselang sehari setelah menonton film keluarga bertema anjing, saya menonton film bertema binatang lagi, kali ini tentang kucing. Niat banget ya, hihi. Film yang akan saya ceritakan ini berjudul Neko Nanka Yondemo Konai yang secara harfiah berarti I Can Not Have A Cat atau Saya Tidak Bisa Memelihara Kucing. Yup, ini dorama Jepang. Film ini rilis di tahun 2016, dan berdasarkan referensi minim yang saya baca, katanya dorama ini merupakan adaptasi dari serial manga berjudul sama, karya Sugisaku.

*spoiler alert!
(sumber gambar: amazon.com)


Mitsuo Sugita adalah seorang petinju amatir yang sedang berusaha keras meningkatkan karirnya di dunia olahraga fisik yang brutal tersebut. Ia tinggal bersama saudaranya yang bekerja di rumah sebagai artis manga. Selain berlatih, sehari-hari Mitsuo membantu sang abang merapikan gambar-gambar yang dihasilkan sebelum dikirim ke penerbit.

Suatu hari dalam perjalanan pulang dari latihan lari, Mitsuo melihat sepasang anak kucing yang dibuang di pinggir jalan. Mitsuo pencinta anjing, bukan pencinta kucing. Meskipun ia merasa iba, ia tidak tertarik untuk memungut 2 anak kucing terlantar itu.

Tapi yang namanya berjodoh, pasti akan bertemu. Yekan? Hihi.

Saat abangnya pulang, sang abang ternyata membawa serta sepasang anak kucing bersaudara yang dilihat Mitsuo tadi. Ternyata sang abang memutuskan mengadopsi mereka, namun karena alasan kesibukan pekerjaan yang selalu dikejar deadline, ia langsung meminta Mitsuo merawat kedua kucing kecil tersebut. Merasa itu keputusan sepihak, Mitsuo tentu saja menolak dan protes keras. Tapi karena Abangnya mengancam, ia pun terpaksa merawat anak-anak kucing itu. Oleh sang abang, anak-anak kucing itu diberi nama berdasarkan penampilan mereka. Anak kucing jantan berwarna hitam diberi nama Kuro sementara anak kucing betina yang kurus diberi nama Chi.

Merawat anak kucing tentu merepotkan, apalagi jika dilakukan setengah hati. Anak kucing selalu berlari kesana kemari, bermain, buang air seenaknya, dan tidak patuh. Mereka menjauh sewaktu dipanggil tapi mendekat ketika dihindari. Sungguh berbeda dengan anjing yang cenderung patuh kepada majikan. Karena itu Mitsuo sering merasa jengkel dengan kelakuan Chi dan Kuro.

Tapi bukan anak kucing namanya, kalau tidak bisa meluluhkan hati manusia. Atau sebaliknya? Bukan manusia kalau tidak luluh oleh anak kucing? Hihi.. Dengan segala polahnya yang lucu dan imut, Kuro dan Chi akhirnya mencuri hati Mitsuo. Apalagi setelah mendengar penjelasan tetangganya yang pencinta kucing, tentang kebiasaan Chi dan Kuro yang senang mengemut jari Mitsuo. Mitsuo jadi merasa iba. Terbersit keinginannya merawat Chi dan Kuro seperti ia merawat anjing peliharaannya dulu, tapi ia ragu dan tidak percaya diri. Seiring waktu, ia mulai menyayangi Chi dan Kuro sepenuh hati --meskipun masih suka mengomel dengan kelakuan anak-anak kucing yang suka seenaknya itu. Yaah, namanya juga anak kucing kaan.. xD

Keseharian Mitsuo pun kemudian disibukkan oleh rutinitas latihan tinju, membantu pekerjaan sang abang, dan mengurus kucing. Tak lama setelah memutuskan mengasuh Chi dan Kuro, kesempatannya merintis karir sebagai petinju profesional pun terbuka lebar. Ia lulus tes sertifikasi petinju profesional --yang berarti dapat bertarung di ajang internasional dan dapat mencapai mimpi besarnya menjadi juara dunia. Karena kelulusannya itu, Mitsuo merasa Kuro dan Chi membawa keberuntungan baginya.

Namun sebagaimana jodoh tak dapat dihindari, malang pun tak dapat ditolak. Mimpi Mitsuo menjadi juara dunia harus terenggut sebelum dimulai. Tak lama dari pertandingan di ujian sertifikasi tinju profesional tersebut, ia harus menerima kenyataan bahwa ia tidak akan dapat sukses di bidang tersebut. Cedera mata yang dialaminya akibat pertarungan-pertarungan di ring tinju sudah dinyatakan parah oleh dokter. Ia bahkan terancam buta seumur hidup jika tetap memaksakan menjadi petinju. Keputusan berat pun mau tak mau harus diambil, Mitsuo harus berhenti dan alih profesi. Dunianya berubah 180 derajat. Ia kehilangan arah.

Untuk menghibur sang adik, Abang Mitsuo memberinya uang untuk bersenang-senang dan juga memberikan motivasi. Mengingat sang adik memiliki bakat menggambar, ia mengusulkan agar Mitsuo mempertimbangkan alih profesi menjadi seorang pembuat manga seperti dirinya. Awalnya Mitsuo merasa senang didukung oleh abangnya, tapi itu tidak lama. Ia menjadi sedih dan marah setelah tahu bahwa ternyata sang abang memutuskan menikah dan pindah dari rumah mereka, meninggalkan dirinya. Mitsuo merasa rapuh, ditinggal berjuang sendirian dalam keterpurukan.

Untung ada Chi dan Kuro! HA

[Baca juga Hugo]

Ditemani Kuro dan Chi, hidup Mitsuo lebih berwarna. Ia kembali berusaha menata kehidupannya yang berantakan. Uang pemberian sang abang ia kelola untuk beberapa bulan ke depan. Untuk menyambung hidup, ia mulai bekerja paruh waktu di dapur penyediaan makanan di sebuah taman kanak-kanak. Di tempat kerja barunya itu, ia bertemu dengan gadis misterius yang dulu pernah menolong Kuro dan Chi, gadis misterius yang secara tiba-tiba menyarankan Mitsuo untuk meng-KB kucing betina (maksudnya Chi) dan mengkebiri kucing jantan (maksudnya Kuro). Mitsuo tidak menyangka akan bertemu dengannya lagi. Nama gadis misterius itu adalah Ume Murogawa. Ume berkerja sebagai ahli nutrisi. Ia adalah wanita yang tegas dan cantik.  Btw, Ume ini diperankan oleh Mayu Matsuoka lho, yang main jadi Ayuna di GTO remake musim kedua. 

Beberapa waktu berlalu. Kuro dan Chi beranjak remaja. Perilaku mereka unik menurut Mitsuo. Chi si betina sering keluar jalan-jalan bersama kucing kampung lain sementara Kuro si jantan justru pasif dan lebih senang di rumah. Ketika mengetahui kalau kucing betina bisa melahirkan sekaligus banyak dan dapat berulang dalam setahun, Mitsuo memutuskan untuk meng-KB Chi. Setelah di-KB, Chi berubah jadi lebih suka di rumah. Ia pun dijauhi teman-teman kucingnya. Sebaliknya dengan Kuro, ia jadi lebih agresif dan sering berkelahi dengan kucing lain. Ini terjadi berulang kali, tapi Mitsuo tidak menganggap itu masalah. Ia justru memuji Kuro sebagai seekor kucing jantan jagoan.

Mitsuo rupanya masih terobsesi dengan mimpinya menjadi juara dunia. Karena itulah ia sangat mendukung Kuro untuk menjadi bos kucing di lingkungan sekitar. Baru setelah bercerita dengan Ume, ia tersadar kalau obsesinya itu harusnya tidak dilimpahkan kepada Kuro. Ia pun bersemangat menyalurkan mimpinya lewat manga saja. Berbekal bimbingan sang abang dan pengalamannya membantu sang abang dulu, Mitsuo mulai merintis karir di dunia manga. Di siang hari ia bekerja di dapur sementara di malam hari ia bekerja di rumah sampai larut malam, menggambar manga. Ia bertekad untuk menjadi artis manga terkenal. Genre yang dipilihnya tentu saja tentang dunia tinju.

Namun hidup dengan kucing tentu tak mudah. Rumah kotor dan berantakan sementara badan lelah dan masih ada pekerjaan menunggu membuat Mitsuo mudah naik darah.

Mampukah Mitsuo menjadi artis manga yang sukses seperti yang diimpikannya? Lalu bagaimana nasib Kuro dan Chi? Untuk menjawab pertanyaan ini, silakan nonton sendiri saja yaa. Ini sudah banyak bocor lho. Hhihi.

Ini bukan Kuro dan Chi, tapi sama imutnya ^^

Pelajaran yang bisa diambil dari film ini sebenarnya klise, "kita bisa jadi tidak menyukai sesuatu tapi justru itulah yang terbaik untuk kita". Ya, klise dan mudah untuk dikatakan, tapi nyatanya berat kan, menerima kenyataan yang tak seindah harapan, terutama ketika kehidupan menarik kita jauh ke belakang dan membuat kita kehilangan tujuan. Karena itu, nikmati proses dan hargai siapapun yang tetap setia bersama kita ketika melewati masa-masa sulit. Kesulitan dan masalah dalam hidup tentu takkan pernah habis, tapi setidaknya dengan mengetahui berharganya proses bagi hidup kita dan berharganya kita bagi kehidupan lain insyaallah akan memberikan kekuatan tersendiri untuk terus maju dan berusaha. Betul tidak?!

Terakhir, kesan tentang film ini. Terus terang, saya gemeees sekali dengan Kuro dan Chi. Mereka tak kalah piawai berakting dibandingkan dengan para aktor. Padahal mereka tidak berdialog sama sekali lho, kerjaan mereka cuma main dan tidur. Hebat kan. Narasi sepenuhnya dilihat dari sudut pandang Mitsuo. Ini menjadikannya terasa lebih realistis. Walaupun plotnya sederhana dan aktornya bisa dihitung dengan jari, menurut saya film ini bagus.

Untuk teman-teman penyayang binatang --terutama pencinta kucing-- film ini saya rekomendasikan. Selamat menonton yaa..