Pemandangan Kota Putussibau dari atas pesawat |
Uncak Kapuas. Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau saya akan menjejakkan kaki di kota ini. Kota yang jaraknya kurang lebih 1 jam 5 menit dengan perjalanan udara dari Bandara Supadio, Pontianak; dan bisa belasan jam dengan perjalanan darat. Sungguh luar biasa perjuangan mencari nafkah yang dilakukan oleh Bapak sewaktu saya kecil dulu, dan sekarang, oleh Kanda, belahan jiwa saya. Terima kasih untuk keduanya..
Saya berangkat dari Bandara Supadio, Pontianak, sekitar pukul 9 kurang, diantar Isna dengan motor. Tiba di Bandara Pangsuma, Putussibau, sekitar pukul 10-an. Waktu pertama melihat kota Putussibau dari jendela pesawat, rasanya hati saya melompat. Entah girang entah takjub. Terpikir bahwa, sepertinya, pada akhirnya, saya memang ditakdirkan harus menjejakkan kaki di Kota Putussibau. Barang sekali, atau mungkin kelak berkali-kali. Tidak ada yang tahu masa depan. Terpikir juga bahwa, sepertinya, takdir manusia memang sengaja Tuhan buat cukup mengejutkan (bagi manusianya), supaya banyak bersyukur. Apalagi mengingat saya jarang jalan-jalan, tapi kalau sudah jalan-jalan, adaa saja ceritanya. Mungkin rapel dari jarangnya saya jalan-jalan. hhihi.. Entahlah. Yang jelas, saya selalu berusaha menikmati dan mengenang setiap perjalanan yang dilakukan. ^^
Saat pertama kali menjejakkan kaki turun dari pesawat, saya yang hanya bawa daypack dan sebuah tas tangan yang digantungi matras menyempatkan diri untuk foto selfie. Aneh sih, sebenarnya saya agak malu selfie di tempat umum. Mending groupie deh, malunya ditanggung bersama, ihihi. Tapi demi merekam kenangan, yang penting diambil dulu. Pertama kali ke Putussibau kan hanya sekali. Besok-besok sudah jadi kedua, ketiga, dan seterusnya. Itu cukup menebalkan wajah.
Ini dia hasilnya.. :D |
Dari bandara, kami naik motor menuju kantor Kanda. Edy singgah membeli oleh-oleh karena siang itu ia akan pulang kembali ke Pontianak dengan menggunakan bus antar kota. Berhubung hari tidak terlalu siang untuk jalan-jalan, saya istirahat sambil menonton film dari Kanda. Film-nya bagus, insyaallah nanti saya ceritakan di postingan lain.
Malam hari, Kanda mengajak saya jalan-jalan keliling kota sekalian makan malam dan belanja sedikit persediaan rumah tangga yang habis. Untuk makan malam, sebenarnya Kanda mau mengajak ke kedai kerupuk basah, tapi saya sedang ingin makan yang berkuah semacam soto, jadi kami berburu soto. Lama keliling kota akhirnya ketemu satu kedai lamongan yang menyediakan soto ayam.