Oh ya, ada satu alasan lagi, kami suka jalan-jalan low budget! :D *pasutri irit
Berhubung kemarin kami menempuh perjalanan jarak jauh, jadi tujuan jalan-jalan sore hari ini yang dekat saja. Emm, sebenarnya tidak terlalu dekat sih.. Tapi melihat Kanda yang bersemangat, saya jadi ikut bersemangat. Toh saya cuma duduk manis di motor, hehe. Selepas sholat ashar, kami berangkat. Sekitar pukul 4 sore teng, Kanda menghentikan motor di gerbang kota untuk memotretkan saya foto kenangan. Tidak lama kami jalan lagi.
Kami tiba di lokasi tujuan sekitar beberapa belas menit setelah pukul 4. Motor dititipkan di sebuah tempat pengolahan kayu. Kami menyeberang jalan dan harus meniti jembatan kayu yang kelihatan tidak kokoh. Untuk seorang penderita acrophobia (phobia ketinggian), meniti jembatan adalah salah satu hal berat. Saya sempat menghabiskan waktu agak lama untuk berkutat melawan rasa takut, lama terdiam di tengah karena tak berani bergerak, tapi dengan bantuan semangat dari Kanda, saya bisa juga, alhamdulillah.. *tangan keringatan
Padahal kalau dilihat lagi, tidak terlalu tinggi.. :p |
Saya dan Kanda masuk hutan perlahan-lahan karena harus berhati-hati melangkahkan kaki di kayu yang jadi jalur perjalanan. Sesekali kami melemparkan pandangan ke atas untuk melihat burung atau tanaman yang cantik. Kebetulan Kanda membawa kamera dan teropong, jadi bisa celingak celinguk lebih lama deh. Ihiy..
Terowongan hutan yang misterius.. |
Hutan memiliki nuansa tersendiri, semacam keindahan yang berbalut misteri. Jujur ya, sebenarnya saya sering merasa deg-degan waktu masuk hutan. Seperti kali ini. Walaupun bukan hutan benaran, jalurnya jelas, blablabla, tapi tetap saja saya khawatir. Mungkin karena baru-baru ini saya nonton film misteri "The Forest". Efeknya masih tinggal, hihi. Apalagi dengar-dengar cerita orang kalau daerah Kapuas Hulu termasuk tempat di Kalimantan Barat yang masih kental kisah mistisnya (selain Paloh dan Ketapang). Tambah dag dig dug deh.. *dasar penakut :p
Sekitar pukul 5 kurang, kami berputar kembali. Kegiatan memotret kurang optimal karena pencahayaan yang kurang. Langit sudah mulai gelap. Di sini memang seperti itu, waktu adzan-nya lebih dulu 5-10 menit daripada Pontianak. Agar sempat magriban, kami segera pulang. Perjalanan masih panjang. Di tengah jalan, kami sempat berhenti untuk melihat kelelawar-kelelawar besar terbang melintasi jalan raya. Menakjubkan, dan ini insidental. Saya merasa beruntung. Sayangnya kamera ponsel saya tidak bisa mengabadikan, jadi saya tulis kenangannya di sini saja, supaya bisa tetap ingat. Putussibau keren!
Kami sampai di rumah sekitar pukul 6 kurang. Sayangnya tak berapa lama kemudian lampu mati. Listrik di Putussibau memang payah, sering sekali padam. Ini bikin kerennya jadi minus deh, hehe. *piss
Begitulah pengalaman jalan-jalan sore yang iseng bersama Kanda. Sesuatu yang sederhana juga bisa berharga. Semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat bagi teman-teman yang mencari referensi jalan-jalan di Putussibau, yaa. Bye!