2.17.2015

Puas Jalan Seharian Bersama Keluarga (2)

Setelah membeli cemilan buat jaga-jaga supaya tidak terlalu kelaparan kalau telat makan. Di depan BNI kami naik angkot ke arah Laladon. Sempat melewati terminal Bubulak karena Pak Supir mengantar beberapa penumpang ke terminal tersebut. Rejeki Bapak dan Mama' deh, jadi tahu dengan terminal ini juga. :) Di Laladon kami naik angkot nomor 03 jurusan Laladon-Baranang Siang (BS) lagi. Bisa menebak ke mana?

Puas Jalan Seharian Bersama Keluarga
Ayo jalan-jalan!


Yap, tujuan kami berikutnya adalah Botani Square alias Boker. Duh, nggak enak ya, singkatannya. Tapi begitulah. hehe. Karena waktu sholat dzuhur sudah masuk saat kami tiba di BS, kami berempat sholat di musholla kampus IPB-BS. Sampai di sini, Mama' berkata enggan ke Mal, mau ke KRB saja. Lebih adem daripada mal, katanya. Setelah dibujuk, akhirnya Mama' mau sekadar mengintip mal besar dan mewah yang terletak tepat bersebelahan dengan IPB-BS itu. Yah, kalau benar bosan kan, kami langsung menyeberang ke KRB. Begitu rencananya.

Di Boker, kami hanya singgah di stand baju diskon dan toko buku. Mama' membelikan saya dan Kakak baju cantik di stand baju dan beberapa buku tentang hidroponik di toko buku. Senang sekali kelihatannya. Beliau tak menyangka toko buku ternama di Boker punya koleksi buku pertanian yang lumayan lengkap. Jadi, buat para penggila tanaman dan teknologi pertanian atau bergelut di bidang sejenis (berkaitan dengan tanaman, hewan, hutan, laut, lingkungan, dan sebagainya) seperti Mama' saya, tak ada salahnya singgah di toko buku ini ya. Siapa tahu kecantol buku berkualitas keluaran IPB Press. :)

Usai belanja, kami langsung ke tetangga seberang. Sepertinya Kebun Raya menanti kami untuk kembali mengeksplorasinya. Kebun raya ini memang tak akan cukup hanya dikunjungi sekali dua kali. Pertama karena luasannya, kedua karena banyaknya jalan yang bisa dicoba sehingga kita akan selalu dapat pengalaman baru.

Untuk mencapai seberang, sebenarnya bisa lewat jalan raya, tapi agar aman, tidak melanggar aturan, plus kami pun tidak sedang tergesa-gesa, kami kembali menggunakan fasilitas underpass di depan IPB-BS. Alhamdulillah, kali ini tidak ada lagi bau pesing seperti beberapa hari sebelumnya. Saya sempat melihat-lihat gambar di dinding underpass, rupanya gambar tentang perkembangan fasilitas kota. Bagus juga ya, fasilitas umum seperti ini jadi sarana sosialisasi pemkot dengan warga.

Oh ya, saat masuk underpass, terdengar suara riuh anak muda. Wah sepertinya ada pengamen masuk underpass nih! Setelah masuk, ternyata memang ada sekelompok pengamen di dekat pintu satunya. Anak remaja tanggung. Tapi mereka tidak memaksa orang-orang untuk memberi mereka uang. Mereka tetap menerima uang dari orang yang lewat tanpa meminta-minta (menyodorkan tangan). Cara ngamennya cukup elegan, yaitu dengan membuka wadah pianika sebagai penadah uang sumbangan pengguna underpass yang lewat. Tak ada paksaan. Yang mau ngesih silakan letakkan sumbangan di wadah pianika tapi yang tidak berkenan ya silakan lewat saja. Hmm.. Saya jadi ingat pengamen-pengamen di luar negeri deh..

pengamen underpass IPB-BS
Penghibur Jalanan

Ayo beri apresiasi untuk mereka yang tidak malak dan berekspresi dengan hati. :)

[Bersambung]