9.15.2014

Stakeholder Discussion : BBM dan Pertanian

Pagi-pagi dapat sms ini:

"Yth. Peserta Stakeholder Discussion, terima kasih sudah mendaftar. Kami tunggu kehadirannya pagi ini 15/09/2014, pukul 08:00 di Auditoriu AHN."

Kemarin saya memang sempat lupa bahwa hari ini mau ikut acara tersebut. Saya kira pekan depan. Untung Kanda ingat dan tadi pagi diingatkan oleh panitianya. Jadi, hari ini kami menghadiri Stakeholder Discussion dengan tema "Dampak Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Sektor Peranian Secara Luas". Kami sengaja mengikuti forum diskusi tersebut untuk menambah wawasan terkait ilmu baru kami (Ilmu Lanskap). Setidaknya untuk mempelajari bagaimana peluang berperan serta dalam pembangunan dan kepentingan lain seperti apa yang mempengaruhi pemerintah dalam mengambil keputusan.

Pukul 08:00 kami tiba di Auditorium Andi Hakim Nasution (AHN). Kami pun segera mendaftar di meja registrasi, dapat goodie bag warna orange-biru, materi pemakalah, pulpen, plus sekotak kue. Sebenarnya sebelumnya kami mau sarapan bubur, tapi karena merasa tidak akan sempat, ya langsung ke AHN. Alhamdulillah dapat 3 kue dan segelas air mineral, lumayan untuk mengganjal perut.

Kami duduk di kursi baris kedua bagian tengah, tepat di depan pembicara. Benar-benar lokasi yang strategis walaupun agak dingin. Peserta yang datang awal banyak duduk di kursi belakang. Masih sepi, tapi lama-kelamaan ruangan berisi (tapi tidak penuh). Lumayan lama kami menunggu acara dimulai. Baru tahu dari slide di depan bahwa sebenarnya acara baru dimulai pukul 9, bangsi untuk registrasi 1 jam.
Kesimpulan: pagi ini tidak rejeki makan bubur :p hehe *gagal fokus*

Pukul 9, acara dimulai. Pak Direktur Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (KSKP) IPB memberikan laporan, dilanjutkan pembukaan oleh Rektor IPB.

Pak Rektor membuka acara...  (Dok. Janiarto Paradise Pawa)
Lalu diskusi pun dimulai. Pembicaranya ada 3 yaitu Bpk. Dr. Ir. Haryono, MSc. (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan RI), Bpk Luqman Hakim, MH (Ketua Asosiasi Petani dan Nelayan Nusantara/ ASTANNU), dan Bpk Dr. Nunung Nuryartono (Kepala Pusat InterCAFE IPB). Selaku moderator, Bpk Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrohmat, M.Sc.F.Trop (Direktur KSKP IPB).

Para pembicara dan moderator: : Bpk. Haryono, Bpk. Dodik, Bpk. Nunung, dan Bpk. Luqman (kiri ke kanan)
(Dok. Janiarto Paradise Pawa)
Dalam presentasinya mewakili pemerintah, Bpk Haryono yang merupakan jebolan IPB jurusan statistik menyampaikan bahwa kenaikan harga BBM yang menjadi topik hangat saat ini perlu didiskusikan. Pilihan pemerintah (untuk tidak menaikkan, menaikkan dalam beberapa tahap, atau tegas menaikkan) perlu didasari kajian komprehensif mengenai dampaknya bagi masyarakat, terutama petani dan nelayan. Hal ini penting karena dampak keputusan menaikkan BBM bagi masyarakat memiliki variabel yang sangat bervariasi dan kompleks. Kajian dampak tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan model simulasi dinamik dan sistemik.

Bpk Haryono juga menyinggung tentang sumber daya energi terbarukan. Salah satu sumber daya bio-fuel yang dianggap siap guna saat ini adalah saw*t. Komoditas tersebut berperan dalam perekonomian dan memiliki potensi bagi pengembangan bio-fuel. Di sisi lain, komoditas tersebut membawa permasalahan tersendiri. Permasalahan muncul terutama karena budidayanya yang monokultur dan mengubah tata guna lahan secara signifikan. Ini merupakan isu sensitif yang sangat penting. Perubahan tata guna lahan yang tidak terencana dan homogen dapat menyebabkan kerentanan ekologi. Selain itu, lahan pertanian yang berkurang menurunkan hasil pertanian yang notabene merupakan sumber pangan bagi seluruh penduduk Indonesia. Sayangnya, sampai akhir diskusi permasalahan ini tidak dibahas dengan tuntas.

Dari sudut pandang petani dan nelayan, Bpk Luqman menjabarkan tentang pentingnya peran petani dan nelayan serta berbagai permasalahan yang mereka hadapi saat ini. Miris.. Selain itu Bpk Luqman juga menjabarkan hal-hal penting yang perlu dilakukan di bidang pertanian, antara lain diversifikasi tanaman pertanian dan praktek pertanian organik yang dapat meningkatkan produksi pertanian. Mengenai keterkaitan erat antara pertanian dan BBM, Bpk Luqman mengusulkan pengembangan energi terbarukan yang berbasis agro dan ramah lingkungan. Misalnya pemanfaatan komoditas pertanian tertentu sebagai penghasil listrik atau panel surya untuk tenaga perahu nelayan. Dengan demikian pertanian dapat tetap dipertahankan dan kebutuhan energi tetap terpenuhi. Bpk Luqman berharap mahasiswa-mahasiswa IPB dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan hal-hal tersebut.

Dilihat dari sudut pandang akademisi, Bpk Nunung mempresentasikan secara sistematis dan mudah dipahami mengenai dampak kenaikan BBM terhadap sektor pertanian dari perspektif ekonomi (supply side maupun demand side). Menurut beliau, pengambilan langkah menaikkan harga BBM secara tegas merupakan penting untuk menyelamatkan keuangan negara dan mengalirkan subsidi kepada pihak yang berhak (tepat sasaran). Pengurangan subsidi BBM perlu dialihkan untuk kegiatan produktif, terutama di sektor pertanian.

Sesi tanya jawab hanya 1 sesi karena waktu yang terbatas. Ada 3 penanya dan salah satunya adalah Kanda. Saya senang sekali Kanda bertanya, cukup mewakili permasalahan yang masih saya bingungkan. Saya senang Kanda menjadi bagian dari diskusi tersebut. Saya sendiri masih sering malu bertanya atau bingung menyusun kalimat dalam bertanya. *grogian*

Menurut saya, tanya jawab dan diskusi memang perlu dibudayakan. Apalagi di dunia akademisi. Diskusi dapat menghidupkan kepercayaan diri dan menjaga rasa penasaran dan ingin tahu yang dibutuhkan oleh seorang peneliti. Sayangnya banyak dari kita yang sering salah kaprah mengenai diskusi. Ada yang menganggap bertanya dapat membuat seseorang terlihat bodoh. Padahal yang tidak bertanya belum tentu pintar, bahkan belum tentu menyimak.

Tidak sedikit juga orang yang saya kenal menganggap orang yang bertanya dalam suatu forum diskusi adalah kubu "penyerang" yang terobsesi menggugurkan argumen pembicara. Akibatnya, sesi tanya jawab berubah menjadi ajang perdebatan sebab sikap defensif yang berlebihan dari masing-masing pihak. Alhasil, titik temu gagal diperoleh . Kita memang wajib mempertahankan argumen, tapi kita juga wajib santun dan tidak menjatuhkan orang lain. Bisa saja yang bertanya memang ingin bertanya, bukan untuk menjatuhkan.
#curcol

Ini saat penyerahan plakat bagi para pembicara dan moderator.
Senyum dan tawa memang menularkan energi positif ya :)
(Dok. Janiarto Paradise Pawa)
Pukul 12, forum diskusi selesai setelah para pembicara mendapat plakat dari panitia. Saya dan Kanda pulang. Sebenarnya saya mengira akan mendapat sertifikat karena pas registrasi diminta mengecek nama yang tertera dalam daftar. Rupanya tidak dapat.

Gitu deh ceritanya, foto menyusul saja. Saya sudah mengantuk berat.... Zzzzz...zzzz