Benar sekali bahwa fitnah lebih kejam dari membunuh. Tapi saya baru tersadar, tukang sebar fitnah ternyata tidak lebih berbahaya dari sahabat-sahabatnya: penikmat fitnah.
Penikmat fitnah, menurut saya pribadi, adalah orang-orang yang begitu mudah terhasut fitnah yang didengarnya. Tipe orang seperti ini tidak mau bersusah payah mencari tahu kebenaran fitnah yang didengarnya, tidak mau capek-capek mengklarifikasi dan merasa cukup mendengar dari satu pihak, tapi lucunya ikut memihak kepada pihak pertama yang bercerita lebih dahulu. Bentuk keberpihakannya bisa banyak cara, mulai dari mengacuhkan, menunjukkan sikap tidak respek (buang muka, lirik sinis, dsb), sampai memutus tali silaturahim.
Entahlah, mungkin karena pernah difitnah itulah saya mengambil pelajaran moral ini:
Kalau mendengar hal buruk tentang orang, konfirmasi terlebih dahulu. Tabayyun, agar bisa mendengar dari dua sisi, supaya tidak terburu-buru menuduh dan menghakimi orang lain melakukan hal buruk.
Semoga selalu ingat.. Aamiin.