2.13.2014

Setiap Kehamilan Spesial

Pagi ini sarapan ketoprak di depan apotek terdekat Kampus. Selesai makan, saya dan Kanda singgah ke apotek untuk membeli asam folat dan vitamin penambah darah. Saya menyempatkan diri menaiki alat timbang badan di samping etalase obat karena penasaran dengan berat badan saya. 50 kg, turun 5 kilo dari pengukuran sebelumnya saat masih di Kota Khatulistiwa dulu. Alhamdulillah tetap dikaruniai kesehatan jiwa dan raga.. :)

Usai dari apotek, saya dan Kanda berjalan menuju Kampus. Selama perjalanan saya berpikir.. Ya Allah, betapa tidak bijaknya saya dulu, membandingkan diri dengan orang lain..

Dulu ketika hamil, berat badan saya naik 20 kg. Ini perubahan yang sangat signifikan. Terbayangkah teman naik 20 kg hanya dalam beberapa bulan? Naik 5 kilo saja mungkin bisa sukses membuat gerakan melambat, apalagi 20 kg... Belum lagi ditambah dengan berbagai keluhan kehamilan yang terdengar mengada-ada, seperti mual dan muntah hingga trimester kedua (baru berhenti di bulan ke-5), muntah di malam hari (bukan di pagi hari seperti kebanyakan bumil), kaki bengkak hingga sulit beraktivitas (untungnya tidak bengkak di seluruh tubuh), konstipasi alias sembelit sampai susah bernafas, dan sebagainya.

Saat itu saya tidak bisa membawa motor sendiri, kemana-mana harus diantar. Jalan kaki cepat capek, dan susah kalau tiba-tiba kebelet ke kamar kecil. Di bulan Ramadhan saya tidak mampu berpuasa seperti ibu hamil lainnya karena muntah, bahkan saat sholat pun seringkali saya terpaksa sholat dengan posisi duduk ketika kaki saya bengkak parah.

Dulu, tidak jarang saya menangis sendiri di kamar. Bingung dan tidak menyangka dengan yang terjadi pada tubuh saya, dan mengapa kehamilan saya sepertinya berbeda dengan bumil lain.

Sedihnya, beberapa kali saya dikomentari orang dengan hal yang menurut saya menyakitkan, seperti membandingkan kehamilan saya dengan orang lain (yang sepertinya ringan-ringan saja), menilai saya terlalu malas bergerak, mengatakan bahwa saya terlalu manja dan cari perhatian, dan tuduhan tidak punya niat kuat untuk beribadah. Saya tahu, mungkin orang-orang ini tidak berniat buruk, mereka hanya mengatakan apa yang mereka pikirkan tentang saya. Itu hak tiap orang. Tapi yang mereka lakukan sedikit banyak mempengaruhi apa yang terjadi selanjutnya...

Tiba mendekati tanggal perkiraan lahir. Ramadhan telah berlalu, saya tidak lagi muntah. Kaki saya masih bengkak namun lebih bisa diajak kompromi setelah diberi tips oleh seorang sahabat. Konstipasi pun berkurang karena pola makan yang semakin baik. Sayangnya, waktu itu saya belum bisa melupakan yang orang lain katakan tentang kehamilan saya, dan itu adalah kesalahan fatal yang saya lakukan.

Ya Allah, ampuni hamba..

Saya ingat betul, saya ingin sekali membuktikan bahwa saya tidak manja, saya dapat melakukan hal yang dilakukan oleh wanita hamil lain, saya tidak malas bergerak, dan meskipun suami saya sedang di luar kota saya bisa mandiri dan tidak mencari perhatian dengan berpura-pura sakit. Saya lupa bahwa berat badan saya naik jauh sekali (20 kg), dan bahwa setiap kehamilan berbeda-beda. Hormon sangat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu hamil, namun saya terlalu memaksakan diri hingga akhirnya di sinilah saya berada: kehilangan bayi yang sudah 9 bulan di kandungan..
*Kelelahan yang saya alami mendorong kontraksi pada rahim dan plasenta bayi saya memilin sehingga asupan nutrisi dan oksigennya terhenti*

Betullah kata orang, betapa tajam lidah itu..

Saya tidak hendak menyalahkan orang lain atas kesalahan saya. Saya lah yang salah, dan sedih sekali mengakuinya..

Namun izinkanlah saya yang pernah alpa ini berpesan kepada teman-teman yang mungkin sedang hamil atau berencana untuk hamil, ingatlah bahwa setiap kehamilan adalah spesial. Tiada duanya. Kita lah yang paling tahu yang kita alami, maka jangan teman-teman bandingkan kehamilan orang lain dengan kehamilan kalian sendiri, sesulit apapun itu... *kecuali untuk mencari solusi*


(sumber gambar: facebook)

Dan untuk orang-orang yang berinteraksi dengan bumil, berikanlah motivasi kepada mereka. Keluhan mereka mungkin terdengar mengada-ada bagi Anda, tapi pikirkanlah dulu sebelum mengeluarkan komentar yang tidak memberikan solusi dan membanding-bandingkan orang lain. Siapapun pasti tidak senang dibanding-bandingkan.. kan?

(sumber gambar: facebook)

Sungguh, perih sekali menulis ini. Periih sekali. Tapi dari kejadian yang menguras hati dan air mata itu, saya diberi kesadaran bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik. Pasti yang terbaik. Dan di balik itu semua, saya ingin menarik hikmahnya agar saya dan orang lain yang membaca ini tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang pernah saya lakukan. Semua yang terjadi pada kehidupan kita (tidak hanya tentang kehamilan, sebenarnya) adalah spesial, tiada duanya. Maka syukurilah itu.. :')

by: Bunda Weissar, with love.