2.09.2014

Mengenang dengan Senyuman

Sudah jelas saya tidak pernah melupakannya. Setiap diam atau kesendirian, pikiran tentang bayi kecil kami yang sudah berpulang selalu ada. Dan hampir setiap terpikir tentangnya mata saya selalu basah, sedikit ataupun banyak.

Sepanjang beberapa bulan terakhir, setelah ia pergi menghadap Sang Pencipta, saya tidak dapat melakukan beberapa hal yang bisa mengingatkan saya kepadanya. Salah satunya, mendengar lagu-lagu instrumen.

Di media player saya ada folder Beethoven for Baby yang saya download khusus untuk ananda tercinta, dan folder musik intrumen gitar dari Kanda sebagai variasi. Keduanya, plus murottal, rutin saya putar di pagi hari atau ketika saya sedang di kamar mengerjakan apa saja. Setiap hari.

Ternyata jauh di Kota Hujan, ketika Weissar masih dalam kandungan, Yahnda Weissar juga sering mendengar lagu intrumental. What a beautiful coinsidence.. :)

Dan ketika bayi kami telah tiada, tanpa kesepakatan kami sama-sama tidak memutar musik intrumen.

Pagi ini Kanda memutar lagu instrumen di laptopnya, dengan penuh kesadaran. Meski ada bias kehilangan yang mendalam, ia terlihat tegar. Satu nasihatnya yang masih terngiang di benak saya, "Kita harus mengenangnya dengan senyuman"..