1.20.2014

Kehangatan Dalam Hujan

Hari ini masih seperti hari-hari sebelumnya, Kota Buitenzorg diguyur hujan. Kadang rintik, kadang lebat. Hujan terkadang berhenti sebentar seperti memberi kesempatan kepada para penghuninya untuk bergerak, lalu kemudian memerangkap kami dalam dekapan hujan. Dingin.

Jadwal daftar ulang sudah menanti. Semester baru sudah di depan mata, dan di semester ini saya akan kembali. Masa cuti sudah berakhir, dan kata orang, masa berkabung pun telah lewat.

Hampir 5 bulan.

Kalau saja tidak terpaksa ke kampus untuk mengambil invoice pembayaran SPP, mungkin saya tidak akan ruang TU, melewati tempat mengurus administrasi perkuliahan bersama teman-teman dulu. Saya tidak ingin terlihat, tidak ingin ditanyai lagi. Saya hanya ingin mengambil invoice lalu pulang. Tapi tentu saja ini mustahil. Saya belum sekalipun bertemu orang-orang kampus kecuali teman-teman yang seangkatan yang rata-rata sudah seminar.

Tak banyak yang dapat saya katakan. Meski kembali teringat dengan si kecil yang telah tiada, saya mendapat satu kesimpulan indah bahwa orang-orang yang jauh di sini pun peduli kepada saya. Dukungan dan ucapan belasungkawa mengalir dari orang-orang yang mengetahui kabar duka itu. Hati saya hangat. Kembali teringat dukungan yang 5 bulan lalu saya dapatkan dari keluarga dan orang-orang dekat.

Sepanjang jalan pulang yang basah saya tersenyum. Mungkin bukan senyuman kebahagiaan sepenuhnya, tapi saya bersyukur diberikan kehangatan kasih sayang Tuhan lewat orang-orang di sekitar saya.

Terima kasih Allah..