9.05.2013

Cintaku...

Hanif Edelweissar
Indah namamu, anandaku sayang...
Hanif yang lurus dan Edelweiss yang putih suci dan abadi

Ya, sayang, kamu memang jiwa yang lurus karena langsung menghadap Allah yang menciptakanmu
Jiwa yang suci karena tak pernah pula menggoreskan dosa sedikitpun di dunia ini
Bungaku yang akan selalu abadi di dalam surga
Itu adalah kamu, anandaku sayang...

Anandaku sayang, Bunda menyayangimu
Banyak perubahan yang terjadi pada Bunda maupun Yahnda
Engkau salah satu jalan Tuhan mendewasakan kami
Bunda menyesal pernah berkeluh kesah
Bukan karena Bunda tak sayang, sayang, tapi karena Bunda kebingungan
Maafkan Bunda karena pernah membawamu larut dalam air mata

Tak terkirakan betapa inginnya Bunda memeluk dan menciummu
Memandikanmu dan mengajakmu bermain air dengan mainan bebek-bebekan yang sudah Bunda beli
Melihat tawamu, memberimu ASI dan membiarkanmu terlelap di dekapan Bunda
Mengajakmu bertandang ke rumah sanak saudara

Tapi Sayangku, Bunda dan Yahnda sudah rela
Kami sadar, inilah yang terbaik untuk kita
Meski Bunda masih saja sering terkenang dan mengeluarkan air mata

Peluk dan cium dari jauh untukmu Weissarku sayang...
Dari Bunda, dengan cinta