10.21.2015

Catatan 21 Oktober 2015

Sekarang tanggal 21 Oktober 2015. Kalau di sosmed sih, hari ini adalah "back to the future" day, alias harinya kembali ke masa depan. Ini dikarenakan di salah satu scene film Back to the Future yang dirilis tahun 1985 itu, mesin waktu menunjukkan tanggal 21 Oktober 2015 sebagai tanggal awal mula dan kembalinya tokoh utama dari perjalanan waktu. Karena tanggal tersebut hanya akan terjadi sekali, yaitu hari ini, maka ditetapkanlah bahwa 21 Oktober 2015 sebagai back to the future day. Tagline nya: posting hari ini atau tidak pernah sama sekali.


Buat saya pribadi, tanggal 21 Oktober adalah hari yang spesial karena di tanggal tersebut saya hadir ke dunia. Mulai tanggal tersebut, di tahun lahir saya, saya mendapatkan semua kenikmatan dari Tuhan yang Maha Baik dan Pemurah. Segala puji bagi Allah.

Hari lahir adalah salah satu milestone rutin penting kehidupan untuk mengintrospeksi diri. Ada kepuasan atas pencapaian, dan tentu saja ketidakpuasan atas segala ketertundaan dan kegagalan. Rasanya campur baur.

Kadang kalau sedang melo, saya jadi menangis sendiri mengingat kekurangan diri. Seperti dini hari tadi. Segala pengharapan masa muda saya kebanyakan gagal tercapai. Saya tidak puas, merasa menyesal, dan itu membuat saya frustasi.

Seperti kebanyakan orang, saya juga ingin memiliki kehidupan idaman. Daftarnya harapannya antara lain: lahir di keluarga harmonis, berhasil di jenjang pendidikan, bekerja di bidang yang sesuai dengan pendidikan sekaligus minat dan bakat, menikah di usia muda, segera punya anak setelah menikah, pelesiran ke berbagai destinasi indah, punya barang-barang mewah yang diinginkan, dihormati dan dikenal orang, bisnis lancar rejeki banyak, bla bla bla, dan ujung-ujungnya: kalau meninggal masuk surga. Kira-kira begitu.

Banyak dari kita, termasuk saya tentunya, menginginkan kehidupan yang mulus dan sesuai harapan. Sayangnya kehidupan sesuai rencana sempurna yang kita susun dan idam-idamkan hanyalah sebatas impian. Kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, sekeras apapun kita berusaha.
** Pernyataan ini bukan untuk menafikkan faktor usaha, melainkan untuk mengingatkan adanya faktor lain dalam kehidupan, yang kita sebut sebagai takdir.

Saya sendiri, misalnya, dari usia belasan tahun bermimpi menikah muda dan akan punya banyak anak. Bahkan saya membuat daftar nama-nama cantiknya. Kenyataannya, saya baru ditakdirkan menikah di usia pertengahan dua puluhan dan baru hamil setelah 1,5 tahun menikah. Itupun keguguran di usia kandungan menunggu kelahiran. Dan hingga saat ini saya masih belum hamil.

Tentu saja mengingat kenyataan tersebut saya sering merasa sedih, frustasi, tertekan. Saya bahkan sempat mengalami depresi berat tahap awal pasca keguguran. Ini baru saya sadari beberapa pekan lalu waktu membaca artikel tema psikologi. Untunglah saya diselamatkanNya lewat orang-orang yang menyayangi saya. Depresi yang saya alami tidak berlanjut ke tahap yang lebih lanjut. Saya bahkan bisa menyelesaikan kuliah tahun ini. Keluarga saya sehat dan suami penyayang.

Dari itu saya merenung. Meskipun sedikit banyak ukuran kebahagiaan yang saya tetapkan dulu belum atau mungkin tidak akan pernah terpenuhi, saya tahu Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi makhlukNya. Ia tidak sekadar memenuhi keinginan dangkal manusia, karena Ia Maha Tahu.


Bisa jadi kegagalan yang pernah dirasakan adalah pengingat bagi diri manusia agar tidak menyombongkan diri. Karena mungkin saja, apa yang kita miliki adalah impian orang lain; sebagaimana kita mungkin bermimpi memiliki apa yang dimiliki orang lain. Benarlah bahwa sabar dan syukur adalah dua kunci kebahagiaan hati.

Karena manusia tidak dapat mempermainkan waktu seperti film fiksi back to the future, maka kita harus hidup di saat sekarang.

Akhir kata, selamat 21 Oktober 2015! Semoga kita semua mencapai kebahagiaan hati sepanjang sisa usia kita. Aamiin..