1.26.2023

"Baik Bu, Terima Kasih"

Disclaimer: tulisan ini terinspirasi kisah nyata dari interaksi dengan oknum mahasiswa saya yang memang agak "ajaib". Tidak ada tujuan menjelekkan orangnya karena sama sekali tidak menyinggung nama ybs. Saya cuma merasa perlu menceritakan dan berharap tidak berulang di masa depan. 

***

Pas diingatkan untuk segera mengerjakan, jawabannya "baik bu, terima kasih", tapi entah apakah dia mengerti arti kata segera.

Pas udah janjian ketemu, jawabannya "baik bu, terima kasih" tapi kemudian tidak hadir dan tanpa kabar. Ya ngabarin sih, tapi setelah berniat mau ketemu lagi, ahai.

Pas akhirnya jadwal ulang ketemuan, datangnya telat sejam dari janji. Dia yang perlu, dia yang menyuruh nunggu.

Pas diingatkan "jangan ulangi ya", "jangan menghilang lagi ya", "segera dikerjain ya", jawabannya sungguh merdu di telinga, "baik bu, terima kasih" tapi ternyata, yaa gitu deh. Diulang lagi, menghilang lagi, berlama-lama lagi.

Dan sekarang, jadwal orang lain udah move on, dianya (tentu saja) belum bisa move on. Sakitnya, jadi ganggu jadwal orang lain. Entahlah dia pernah mikirin ini atau tidak, karena tiada maaf pernah terucap.

Waktu mepet, maunya ketemuan lagi. Pas dijawab, "boleh, saya bisa hari ini", lah dianya malah balas jawab, "oh saya tidak bisa hari ini". (--__--) Ya Allah, cobaan, tapi ya sudahlah, "Ok kalau begitu cetak saja, letakkan di atas meja saya". Jawabannya, you guess it right, "baik bu, terima kasih", tapi sampai sepekan tidak ada kabar sama sekali.

Udah dibilangin sebelumnya, "memori saya penuh, jadi jangan kirim soft file ya, hard copy saja. Print pake kertas bekas juga ndak papa, hitam putih saja". Tentu dijawabnya "baik bu, terima kasih" tapi kemudian menghubungi lagi dan menyatakan maunya kirim screenshot saja. "Perbaikan saya ndak banyak kok", tambahnya lagi. Deuh, emangnya dia pikir saya buta atau apa ya, karena faktanya, hasil kerjaannya adalah salah satu yang terminim yang pernah saya baca. Begitu over estimate sekali dia sama kerjaannya. Akhirnya saya cuekin. Capek kalau harus ngerespon yang model begitu. Dikasih hati malah nambah mintanya: jantung, empedu, usus, sama kantung kemih sekalian, heuheu.. :'/

Meskipun kata-katanya (kayak) santun banget: "baik bu, terima kasih", tapi kalau tanpa tindakan selaras ujungnya malah jadi niradab. Naudzubillahi min dzalik. 

Semoga di masa depan tidak ketemu model seperti ini maupun yang lebih parah. Dan yang paling utama, semoga saya (dan yang membaca ini sampai habis) juga tidak terjerumus dalam akhlak buruk sedemikian, aamiin


Kota Terigas, 26 Januari 2023