6.07.2018

8 Hal yang Sebaiknya Tidak Dilakukan Saat Menjenguk Orang Sakit

Uwah, tidak terasa sudah penghujung bulan Ramadhan. :' Sudah sepuluh hari (atau lebih ya?) saya sama sekali tidak posting di sini. Awalnya karena saya kurang fit dan berasa tidak enak badan, eh tahu-tahu suami demam sampai-sampai dirawat inap di RS. Alhamdulillah sekarang kondisinya sudah membaik dan sudah diizinkan rawat jalan oleh dokter. Saya pun jadi lebih leluasa, bisa buka laptop, bisa ngeblog. Alhamdulillah.

Berdasarkan pengalaman kemarin dan sebelum-sebelumnya (fyi, sebelumnya saya pernah menjaga Mama' dan Bapak yang rawat inap di RS), untuk postingan kali ini, saya mau menuliskan beberapa pelajaran penting yang saya dapatkan dari pengalaman tersebut. Tulisan ini lebih tepat ditujukan kepada pengunjung sih. Jadi, buat teman-teman yang dalam waktu dekat akan mengunjungi kenalan/keluarga yang sedang dirawat di rumah sakit, dipersilakan membaca tulisan ini supaya tahu sedikit sudut pandang si sakit dan keluarga.

8 Hal yang Sebaiknya Tidak Dilakukan Saat Menjenguk Orang Sakit

Disclaimer: 
Tulisan ini merupakan pendapat saya selaku keluarga pasien, berdasarkan pengalaman pribadi selama ini. Dipersilakan untuk tidak setuju, tapi silakan disampaikan pendapat dengan santun dan bermartabat di kolom komentar. 

Sebenarnya ada aturan tidak tertulis mengenai adab dalam mengunjungi orang sakit, tapi berikut ini saya daftarkan beberapa hal terkait etika yang menurut saya sebaiknya tidak dilakukan ketika menjenguk orang yang sedang sakit, apalagi kalau di rumah sakit.

1. Terlalu Lama Berkunjung

Sadarilah bahwa kerabat dari si sakit bukan hanya kita saja. Selain itu, si sakit dan keluarga yang menjaga mungkin saja memiliki urusan pribadi yang tertunda (seperti makan dan minum (apalagi di bulan puasa seperti sekarang), buang air kecil maupun besar, buang angin, tidur, dsb); atau kondisi klinis si sakit (seperti pusing, mual, muntah, ngantuk, dsb) yang membuatnya tidak nyaman dan tidak leluasa karena harus menanggapi tamu yang terlalu lama berkunjung.

Saran:
Batasi durasi kunjungan. Jika ingin berlama-lama, tawarkan bantuan yang bisa dilakukan. Jangan cuman ngemeng-ngemeng gak jelas, apalagi cuman diam-diaman doang. Mendingan pulang..

2. Pulang Terlalu Larut

Sedekat apapun hubungan kita dengan si sakit, ingatlah bahwa si sakit (dan orang yang menjaganya selama rawat inap) memerlukan waktu istirahat yang cukup. Si sakit masih perlu bangun pagi untuk pemeriksaan kesehatan (biasanya pagi-pagi sudah dibangunkan perawat untuk cek kesehatan, minum/suntik obat, dsb) dan keluarga pasien perlu menjaga kesehatan supaya siap siaga mengecek infus, bolak-balik ke apotek ngambil obat, membantu si sakit ke kamar kecil, menyuapkan makanan, dsb. Jangan pulang larut malam, apalagi tanpa uzur (kecuali kita bantuin nyari makanan sehat atau menebus obat yang tidak ada di apotek RS). Sadarilah bahwa perhatian dan kasih sayang bukan diperlihatkan dari lamanya kita berkunjung, tapi dari kualitas dan kepedulian kita kepada kebutuhan si sakit dan keluarga.

Saran:
Tetapkan batas kunjungan, misalnya keluar ruangan paling lambat jam setengah 9 malam (kecuali kalau memang berencana menginap di RS..)

3. Terlalu Banyak Bertanya

Rasa ingin tahu adalah fitrah dan mungkin dapat menghindarkan kita dari sakit yang sama di kemudian hari. Tapi perlu diingat bahwa kita harus selalu menjaga etika dalam bertanya. Jangan asal nyaplak, datang-datang nanya, "kok bisa begini sih? kok bisa begitu sih? ". Perilaku begini sama saja dengan menyalahkan si sakit atau keluarga karena tidak becus menjaga kesehatannya. Ukur ke diri sendiri, apakah itu sopan? Lagipula, kita kan pasti tidak mau diri kita atau orang kesayangan kita sakit. Begitu pula dengan mereka! Jangan buru-buru nge-judge deh intinya.

Saran:
Silakan bertanya tapi kedepankanlah rasa empati. Bayangkan kita di posisi mereka. Jangan bertanya karena usil. Lihat bahasa tubuh orang lain. Kalau yang ditanya kelihatan tidak nyaman, jangan dilanjutkan atau alihkan ke pembicaraan lain. Toh tidak ada kewajiban bagi mereka menjawab, kecuali kalau kita ini tenaga kesehatan (nakes) yang membantu memberikan solusi medis bagi si sakit.

[Baca juga Beberapa Hal yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Kepada Wanita Keguguran dan IUFD]

4. Memandang Dengan Merendahkan

Ih memangnya ada gitu? Ya ada laah. Haha, Saya pernah lihat nih soalnya. Nyata! Yang mengunjungi ini, entah sadar atau tidak bahasa tubuhnya terlihat arogan: berkacak pinggang, ngeliat si sakit pakai sudut mata, diam dengan mata penuh penilaian, dan ngeliatinnya itu lama pula! ckck. Heran saya, bisa kenal manusia model begini. Kayak lupa dia, kita semua bisa sakit kapanpun kalau memang ditakdirkan Allah sakit. Naudzubillah..

Saran:
Luruskan niat waktu mau turun menjenguk. Kerabat yang sakit adalah pengingat buat kita untuk banyak-banyak bersyukur dan berdoa bagi sesama. Jangan merendahkan orang lain. Ingatlah mungkin kita sehat hari ini tapi bisa jadi besok giliran kita yang sakit. Ingat untuk berempati.

5. Membuat Keributan / Berisik

Rumah sakit adalah tempat beristirahat bagi orang-orang yang sakit, dan orang sakit perlu beristirahat. Ketika mengunjungi kerabat yang sakit, biasakan berbicara dengan suara yang pelan namun jelas. Silakan menghibur si sakit tapi jangan sampai membuat kegaduhan dan mengganggu pasien lain. Jangan membuat suara-suara mengejutkan, kecuali kalau tidak disengaja.

Saran:
Tidak dapat dipungkiri, kondisi gaduh ketika bertemu kerabat kadang tercipta begitu saja. Tapi cobalah segera mengecilkan suara kalau misalnya sempat berisik. Jangan tersinggung jika ditegur. Mintalah maaf jika sudah terlanjur. Tapi bukankah lebih baik tidak perlu meminta maaf?

6. Membangunkan Pasien yang Sedang Tidur

Sekali lagi, si sakit dirawat di rumah sakit karena perlu perawatan ekstra dan istirahat yang lebih terjamin. Dengan kata lain, kondisinya serius. Bisa saja sepanjang malam dia tidak bisa tidur karena batuk, karena mual, muntah, atau alasan-alasan lainnya; sehingga baru bisa pulas tidur di pagi atau siang hari.

Saran:
Jika kita datang ke ruangan inap sementara si sakit sedang terlelap, jangan meminta keluarga membangunkannya, apalagi berinisiatif sendiri membangunkannya (itu namanya lancang). Berbincang saja dengan keluarga yang menjaga. Biasakan menyelipkan kartu ucapan "semoga cepat sembuh" untuk si sakit jika khawatir keluarga yang menjaga tidak mengenali atau lupa menyampaikan kunjungan kita kepada si sakit. Maklum, kadang yang jaga juga jadi eror karena kurang tidur.

[Baca juga Perlengkapan Menginap di Rumah Sakit]

7. Membawa Anak Kecil 

Anak kecil itu rentan tertular penyakit. Jadi sebenarnya tidak membawa anak kecil ke rumah sakit adalah untuk kebaikan mereka. Selain itu, anak kecil sering iseng. Yah, fitrahnya sih, karena mereka selalu ingin tahu dan ini bisa dimaklumi. Cuma masalahnya, kadang kalau orang sakit perlu ketenangan dan privasi. Coba perhatikan deh, saat kita sakit kita lebih mudah merasa terganggu kalau kebutuhan mendapatkan ketenangan dan privasi tidak terpenuhi. Rasanya lebih mudah sensi daripada biasanya. Belum lagi kalau melihat atau mendengar anak orang tantrum saat kepala kita sakit. Di rumah sakit kalau ada pasien sakit darah tinggi, bisa naik cepat tuh tensinya. Bahaya kan..

Saran:
Sebaiknya hindari membawa anak kecil ke rumah sakit, kecuali terpaksa. Kalaupun harus membawa anak kecil, orang tua harus selalu mengawasi anak agar anak tidak mengganggu kenyamanan pasien --baik yang dikunjungi ataupun pasien lain--, tidak memasukkan sesuatu ke dalam mulut untuk menghindari penyebaran kuman penyakit, tidak mengganggu dan mengutak-atik peralatan medis, tidak menertawakan pasien (karena ada nih, anak salah didik, orang sakit diketawain), tidak berteriak, dsb. Kalau anak tantrum, segera bawa ke ruang terbuka. Kalau mau main, main di taman, jangan di rumah sakit.

8. Ngomongin Pasien (dan Keluarga) Ranjang Sebelah

Ini nih, yang cukup mengganggu saya. Super gak sopan, tauu.. Apalagi kalau yang diomongin selevel ini: "bapak yang sakit itu kok istrinya muda sih?". Astagfirullah.. Apa-apaan ini? Emangnya kenapa kalau muda? Ya terserah Allah lah ngaturnya gimana. Kenapa usil banget sih.
*serius, ini kejadian

Kenapa ini tidak sopan menurut saya?
Pertama, karena ngomongin orang itu tidak baik. Ada di dalam ajaran agama.
Kedua, karena kerabat si sakit yang kita kunjungi mungkin tidak kenal sama sekali atau baru berkenalan dengan tetangga sebelahnya, demikian juga sebaliknya. Ngobrol pun mungkin bisa dihitung dengan jari. Kalaupun kenal, harusnya ingat kalau ngomongin orang lain itu tidak baik. Memangnya kita sudah sebaik apa sih?
Ketiga, kelakuan begini bikin suasana canggung bagi yang mendengar, baik bagi si sakit (dan keluarga) yang dikunjungi maupun pasien sebelah (atau keluarganya) yang mungkin mendengar pembicaraan tidak penting tersebut.
Keempat, ndak ada faedahnya! Buat apa? -_- apalagi yang diomongin selevel yang tadi saya ceritakan sebelumnya. Naudzubillah.

Parahnya, pengunjung yang ngomong usil begini kadang sejam-dua jam sudah tidak di tempat (mungkin sudah sibuk ngomongin si sakit ke orang lain), sementara pasien dan keluarga yang bersebelahan harus tetap berinteraksi, tapi jadinya canggung gara-gara lisannya. Jadi plis deeh, jangan bikin masalah..

Saran:
Jangan lupa mikir dulu sebelum ngomong. Kalau suasana terasa sepi dan perlu bahan pembicaraan, coba deh bahas yang bermanfaat saja. Misal, buah apa yang baik dikonsumsi oleh kerabat yang sakit, atau ide resep masakan rumahan yang enak dan sehat seperti apa yang bisa dinikmati olehnya saat pulang nanti, atau resep herbal tradisional yang sudah pernah dicoba terkait penyakitnya, atau tips-tips mengisi waktu bagi anggota keluarga yang menunggu si sakit di RS, atau cerita-cerita ringan berfaedah sekadar pencair suasana. Kalau bahan pembicaraan sudah habis, segera pulang. Jangan nge-gosip ah!


Begitulah beberapa hal yang menurut saya sebaiknya tidak dilakukan saat menjenguk orang sakit di rumah sakit. Saya rasa sekian dulu tips sekaligus curcol dari saya ini, hehe. Kalau ada tambahan, silakan tinggalkan di kolom komentar yaa. Semoga bermanfaat. Sampai nanti, Daah!!