(credit: Cineplex.com) |
Awalnya ketika mendengar sepupu saya bilang judulnya Who Am I, saya sempat berpikir kalau ini adalah film lama Jacky Chan, hehe. Ternyata bukan. Film ini adalah film Jerman bergenre tecno-thriller yang menceritakan tentang sekelompok peretas komputer (computer hacker) di Berlin yang mencari popularitas di dunia maya secara internasional. Sebelumnya saya kurang tertarik, tapi karena potongan awal filmnya menarik dan misterius, saya tetap menontonnya sampai habis, dan puas.
FYI, menurut saya baiknya film ini tidak ditonton oleh anak-anak di bawah umur ya. Pertama, karena scene awal film agak syerem, memperlihatkan mayat-mayat walaupun tidak secara vulgar (tapi tetap saja berdarah-darah). Ada juga beberapa scene ciuman dan dugem walaupun tidak sering. Kedua, karena film ini agak rumit. Kasian saja lihat anak-anak menghabiskan waktunya untuk nonton film seperti ini. Mending mereka main sepeda.. hehe
Oke, saya mulai saja ya..
Film ini mengisahkan tentang Benjamin Engel, seorang hacker muda handal yang menjadi pecundang di kehidupan nyata. Ia tertangkap oleh Europol (badan khusus kriminalitas Uni Eropa yang menargetkan penegakan hukum atas kejahatan terorganisir) dan diinterogasi oleh kepala divisi cyber europol, Hanne Lindberg, yang sudah bertahun-tahun mengabdikan diri untuk memecahkan kasus cyber oleh sekelompok hacker yang menamakan diri mereka FRI3NDS. Kelompok FRI3NDS ini diduga berhubungan dengan cyber mafia Rusia dan MRX, seorang hacker terkenal di dunia darknet. Terkait hal-hel tersebut, Ben mengaku dapat memberikan informasi penting, namun ia memulainya dengan cerita yang terkesan kurang relevan. Awalnya Hanne menolak mendengar cerita remeh-temeh yang disampaikan Ben, tapi kemudian ia mendengarkan dengan seksama.
Dari pengakuannya, Ben adalah anak yatim piatu. Ayahnya meninggalkannya sejak ia belum lahir dan ibunya meninggal bunuh diri. Ia tidak punya saudara. Dari kecil ia diasuh oleh neneknya. Ben memiliki obsesi besar pada cerita pahlawan super. Ia mengaku memiliki kemampuan super berupa kemampuan tidak terlihat: sangat mudah dilupakan dan dianggap tidak ada oleh orang-orang. Karena keadaannya itu ia mengalihkan dirinya pada dunia komputer dan internet. Di dunia maya, kehidupannya berbeda 180 derajat dengan dunia nyata. Sejak usia 14 tahun ia mulai menenggelamkan dirinya dalam dunia maya dari dunia maya, darknet. Ia memiliki idola di darknet, namanya MRX. MRX adalah seorang anonim yang sangat berbakat sekaligus misterius. Ia banyak belajar dari MRX. Meskipun Ben sangat berbakat dalam bahasa komputer, ia tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi karena keterbatasan biaya. Untuk kehidupan sehari-hari, ia bekerja sebagai pengantar pizza.
Suatu hari, ia mengantarkan pizza pesanan sekelompok mahasiswa yang salah satunya adalah teman sekelasnya semasa sekolah dulu, Marie. Seperti cerita cinta Peter Parker dan MJ lah ya, Ben ini jatuh cinta pada Marie sejak lama tapi tidak berani mengungkapkannya karena ia sama sekali tidak menonjol, tidak percaya diri. Kebetulan waktu itu ia mendengar bahwa Marie merasa kesulitan dengan ujian yang akan dihadapinya, maka Ben memutuskan membantu Marie mendapatkan soal ujian dengan meretas komputer kampus untuk mengesankan Marie. Sayangnya ia ketahuan dan ditangkap. Berhubung Ben tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya, ia dihukum pelayanan sosial. Di situlah ia bertemu dengan Max, sesama hacker.
Max memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan Ben: supel, pandai bicara, karismatik, dan percaya diri. Max menjelaskan tentang rekayasa sosial (social engineering), membuktikan kemampuannya meretas, dan menawarkan Ben untuk kerja sama mendapatkan perhatian di darknet. Max juga mengenalkan Ben kepada Stephan yang liar dan Paul yang apatis. Berempat mereka membentuk kelompok hacker yang disebut CLAY yang merupakan akronim dari Clowns Laughing At You (Badut tertawa melihatmu). Mereka bermarkas di rumah Ben yang kosong karena nenek Ben sudah masuk panti jompo setelah menderita penyakit alzheimer beberapa tahun belakangan.
CLAY menjadi terkenal di media sosial karena video-video prank (mengerjai orang) yang mereka unggah, namun kejayaan mereka tidak mendapat perhatian dari MRX, yang rupanya adalah idola Ben maupun Max. Max yang sangat terobsesi dengan MRX mengajak teman-temannya melakukan sesuatu hal yang lebih pada sasaran yang lebih besar daripada sebelumnya: kantor BND (Bundesnachrichendienst atau Federal Intelligence Service, semacam badan inteligen luar negeri Republik Federal Jerman). Mereka mengontrol server internal dan meretas semua printer di kantor BND dengan logo mereka "NO SYSTEM IS SAFE". Karena aksi mereka ini, mereka diapresiasi oleh MRX dan mereka pun merayakannya.
Sayangnya, saat merayakannya, Ben melihat Max mencium Marie, wanita yang selama ini disukainya. Ben tahu Max mengetahui perasaan kepada Marie sehingga ia sangat marah. Ben pun melarang Max, Stephan, dan Paul "bekerja" di rumah neneknya lagi. Akibat amarah, rasa kecewa, dan perasaan inferior yang tak terbendung, Ben secara diam-diam memberikan data yang dicurinya dari BND (tanpa sepengetahuan ketiga temannya) kepada MRX untuk mendapatkan perhatian dan membuktikan bahwa dia bukanlah bukan siapa-siapa.
Waktu berselang, Ben bertemu kembali dengan trio temannya yang datang ke rumah saat ia tidur. Karena masih marah, ia mencoba memukul Max namun dibalas oleh Max sampai babak belur. Saat itu, secara tidak sengaja, Paul menonton berita yang mewartakan kematian Krypton, salah satu anggota FRI3NDS yang ternyata adalah agen ganda BND. Oleh BND, CLAY dicap sebagai kelompok teroris. Mereka sempat bingung karena merasa tidak pernah mencuri data, hanya meretas printer. Ben akhirnya mengaku bahwa ia mencuri database BND secara diam-diam tanpa sepengetahuan mereka dan menginformasikannya kepada MRX sebelum Krypton dibunuh. Mereka bertiga marah sekali kepadanya.
Lalu, bagaimana akhir cerita Ben dan kawan-kawan yang terancam keselamatannya? Silakan teman-teman tonton yaa. Spoiler-nya cukup sampai di sini, supaya tidak terlalu basi, hehe. Yang pasti film ini mengingatkan kita untuk berhati-hati bersosial media, because no system is safe.
Menurut saya, film ini memuaskan karena punya akhir yang mengesankan dan tak terduga. Cuma ya itu, baiknya tidak ditonton anak kecil ya, meskipun dengan dampingan orang tua. Mendingan mereka main sepeda aja, hehe.
Sekian dulu review film hari ini. Semoga cukup informatif bagi teman-teman yang mencari film bagus untuk ditonton akhir pekan nanti. Bye!