Dari awal saya datang, Fifi --kenalan baru yang mengajak saya latihan di hari Selasa dan Jum'at-- sudah mulai latihan. Ia bersama Indah, berlatih menarik busur. Saya yang belum pemanasan agak terburu-buru pemanasan lengan, lalu ikut bergabung.
Mulai dari awal datang, saya belajar menarik senar busur. Kalau kata Bapak pelatih, latihan seperti ini namanya bow training atau latihan busur. Latihan busur berawal dari persiapan, mengangkat busur, menarik senar, dan membidik, lalu diturunkan. Tidak pakai anak panah juga tidak apa-apa karena tidak sampai release atau melepaskan anak panah. Bow training penting untuk melatih muscle memory atau ingatan otot, supaya nanti menembak anak panah tidak sekadar ingin kena sasaran tapi juga melakukan teknik yang benar. Itu kata Bapak pelatih dan hasil baca-baca ya, bukan kata saya. Hehe
Oh ya, saat bow training (tanpa anak panah), senar busur tidak boleh dilepas. Ini untuk menghindari busur cedera atau rusak. Kalau mau latihan release, bisa dilakukan dengan menarik senar tidak terlalu terik, lalu dilepaskan.
Sepanjang latihan, saya berusaha terus menarik busur dengan baik, tapi sudut dalam siku saya masih saja susah diatur agar menghadap ke busur, bukan ke arah atas. Kalau menurut literatur yang saya baca dan nasihat pelatih, melatih sudut dalam siku ini penting untuk mencegah tangan ditabrak oleh senar busur yang di-release. Soalnya sakit tuh. Pedas dan perih. Saya masih harus banyak berlatih.
Nah, kalau untuk tenaga, saya masih jauuuh. Si Fifi bisa menahan busur selama 40 detik, adik kecil yang sudah lama latihan bisa semenit lebih. Saya? Wih, 10 detik sudah bahagia, haha.. Okeey, besok-besok harus lebih baik lagi.
Apa lagi ya? Hmm, saya tidak latihan dengan menggunakan anak panah hari ini. Memang ingin fokus bow training sih. Hari ini mungkin hanya sekitar 50 kali. Itu pun sudah pegal-pegal rasanya. Jari saya lecet lagi, sepertinya sebentar lagi kapalan. Kepala saya juga agak sakit, sepertinya gara-gara pemanasan kepalanya tidak cukup, terlalu fokus dengan lengan yang lemah ini, ahay. Ya sudahlah, tidak boleh mengeluh. Ambil pelajarannya, lain kali saya harus pemanasan lebih serius, tidak boleh buru-buru. Sip
Sekitar jam 5 lewat Kanda sudah datang menjemput. Saya pun pamit kepada Bapak pelatih, Dwi, Fifi, dan sekelompok kecil pemanah lain yang saya lewati. Salah satu dari kelompok ekslusif tersenyum kepada saya, saya anggap itu senyuman persahabatan. Sisanya pasang wajah jutek juga tidak apa-apa, saya tetap bahagia. Rasanya belajar panahan membantu saya fokus pada hal-hal penting dan mengabaikan hal buruk. Saya suka perasaan ini. Lebih bahagia lagi kalau bisa berlatih mandiri di rumah dengan busur sendiri, sih. Hihi.
Hari Kamis besok, mudah-mudahan saya bisa latihan lagi dengan lebih baik walaupun belum punya busur sendiri. Tetap sehat, tetap semangat, biar bisa latihan olahraga kesukaan lagi! *pinjam tagline pak bondan Sampai nanti!