3.07.2016

Cerita Pagi Hari Ini

Terus terang, belakangan ini mood saya sedang kurang baik. Mungkin karena ada beberapa hajat yang belum tersampaikan, jadi merasa ada yang kurang. Untungnya hari ini saya diajak memperbaiki mood sejak pagi oleh Kanda. Caranya, ya dengan menyampaikan hajat yang tertunda sekaligus jalan-jalan supaya pikiran lebih segar.



Pagi hari sekitar pukul setengah 6 pagi kami sudah siap-siap berangkat olahraga. Memang hari ini hari Senin, tapi bukan berarti tidak bisa jalan pagi kan. Tujuan kami, tentu saja tempat yang asyik untuk dijalani sekaligus dekat, jogging track untan! Sampai di sana, kami langsung jalan tak sampai satu putaran, mulai lari kecil (jog). Sudah lama saya ingin berlari secapek dan selama mungkin. Tidak perlu kencang, itu bukan keahlian saya.

Memang selama ini saya jarang lari kalau ke jogging track, paling-paling jalan saja. Kalau pun lari hanya semampunya, tidak pernah memaksakan diri. Niatnya sih, di kesempatan berikutnya baru lari lebih jauh supaya otot tidak kaget. Tapi tentu saja tidak kali ini, saya ingin berlari sampai capek, sampai sesak, sampai bermandikan keringat. Alhamdulillah, dengan memaksakan diri, sekitar satu setengah kali jalur joging bisa saya lewati, walaupun ujungnya terengah-engah kehabisan nafas. Hehe. Rasa lelah setelah berlari hampir selalu mengingatkan saya akan masa-masa SMA, waktu mengambil nilai olahraga: berkompetisi sehat dengan teman-teman sambil tetap menikmatinya. Tapi kali ini lebih berat, berkompetisi dengan diri sendiri yang telalu lama berdiam diri, lama tidak olahraga.

Oh ya. Di jogging track, kami sempat menikmati bunga anggrek yang sepertinya baru ditanam karena masih ada tali pengikat yang mengelilingi batang pohon di samping jalur. Cantik sekali.

Anggrek lonceng (Dendrobium anosmum) di jogging track untan, Pontianak

Tak sampai di situ, Kanda mengajak saya ke stadion kampus yang letaknya tidak jauh dari jogging track. Di stadion, Kanda berlatih naik turun tangga, sit-up, push-up, bla bla bla. Saya tidak ikutan karena sudah terlanjur kelelahan. Hehehe.

Kanda dengan rajin naik-turun tangga.. :)

Eh tapi bukan Kanda namanya, kalau tidak menyemangati saya. Berhubung saya sedang getol latihan panahan, Kanda mengajak saya melatih kekuatan tangan. Caranya, dengan menggenggam tangan yang terangkat ke depan - ke atas - ke samping - ke atas lagi, masing-masing sepuluh kali genggaman, setelah itu dilemaskan sebelum diturunkan. Menurut seniornya yang aktif di olahraga panjat dinding, gerakan tersebut bisa menguatkan lengan..

Nah, waktu berlatih tangan inilah, waktu tangan saya di atas untuk kedua kalinya, pada hitungan entah berapa, saya merasa capeeek sekali. Rasanya tidak mampu dan ingin berhenti. Rasanya mual. Tapi karena disemangati, saya kuat-kuatkan mengangkat tangan (walaupun sudah tidak kuat melakukan gerakan menggenggam). Setelah selesai, saya langsung menepi, berpegangan di besi pembatas. Pandangan saya perlahan mulai terlihat hitam-putih, mirip televisi jaman dulu. Kata Kanda wajah saya pucat pasi, jadi ia segera membimbing saya berbaring di tempat duduk stadion. Ia berkali-kali meminta maaf.

Saya tidak marah sama sekali kepada Kanda, karena pengalaman itu terlalu lucu untuk dikenang. Lucu rasanya, kecapekan dan berbaring sekenanya seperti tadi. Sambil berbaring, saya tertawa-tawa. Dalam hati saya senang sekali walaupun hampir pingsan. Entah apa yang menyebabkannya, tapi saya senang. Aneh ya..

sempat foto kaki, eh, langit yang cerah ^^

Berhubung saya sempat nyaris pingsan, Kanda mengajak saya ke kantin bubur di bilangan Paris 1 Pontianak. Yey! Saya sudah kangen makan bubur berdua Kanda di sana, jadi saya tambah senang. Langsung lupa kalau tadi baru hampir pingsan. Hihihi.

Menu sarapan pagi, bubur kuah nyam nyam..
Punya Kanda yang atas, punya saya yang bawah, tidak pakai kacang dan lemak

Ah ya, ada yang lucu juga nih. Karena awalnya tidak berencana makan bubur selepas olahraga, Kanda hanya mengantongi uang sekadarnya di kantong celana training-nya. Benar-benar hanya cukup untuk bayar 2 porsi bubur, 2 telur rebus, dan 2 air tahu hangat. Tidak bayar parkir karena duitnya habis, tapi untung abang parkir yang baik tidak komplain. :)

Dalam perjalanan arah pulang, kami sempatkan singgah sebentar menziarahi makam ananda kami, Weissar. Saya memang kangeen sekali dengannya. Saya sudah mengajak Kanda ke sana sejak Kanda balik ke Pontianak, tapi tidak sempat-sempat. Baru sempat sekarang.

Di sana, saya memetik beberapa bunga untuk ditaruh di atas makam, sekadar untuk menghibur hati.


Kami tidak bawa peralatan untuk bersih-bersih, pun tidak bisa lama karena Kanda harus ke kantor. Setelah duduk sebentar dan mengirimkan doa untuk si kecil yang sudah kembali di sisi Allah, kami pulang ke rumah dan beraktivitas seperti biasa. Bedanya, perasaan saya sudah lebih ringan. Alhamdulillah. Ini seperti mengucapkan "selamat berhari senin" kepada diri sendiri.

Begitulah cerita saya pagi ini. Kegiatan sederhana di mata orang lain bisa jadi hal yang spesial di hati kita. Tinggal pandai-pandai menyukurinya. Semoga teman-teman juga menjalani hari Senin yang bahagia versi masing-masing, yaa... XOXO ^^