Sebenarnya sudah lama saya merasa penasaran sama olahraga yang konon bisa membantu meningkatkan konsentrasi itu, tapi karena keterbatasan info, olahraga panahan jadi hanya sekadar sesuatu yang menarik tanpa tindak lanjut.
Bermula dari ketidaksengajaan penasaran dengan akun salah seorang teman facebook yang rupanya seorang penggiat panah di kota kami, saya menemukan fanpage panah yang menawarkan latihan panah khusus perempuan di kota kami. Karena tertarik, saya segera menghubungi admin fanpage tersebut dan rupanya langsung dibalas. Alhasil begitulah ceritanya saya bisa tahu dengan aktivitas latihan memanah untuk para awam seperti saya, di kota kami.
Nah, hari ini saya diantar oleh Kanda. Datang terlambat sih, sekitar setengah 5 sore karena Kanda baru pulang dari kantornya. Sebenarnya ada rencana pergi dengan Isna sebagai sesama orang yang tertarik, tapi berhubung ia mengeluhkan kurang tidur dan seharian bolak-balik kampus, jadi Isna tidak jadi ikut untuk lihat-lihat latihan.
Sampai di lokasi latihan, saya sempat salah mengira. Saya kira sepi, eh, rupanya cukup ramai. Jumlahnya sekitar belasan sampai dua puluhan orang, semuanya perempuan dan masih muda. Mereka sudah sibuk berlatih bersama. Merasa terlambat, saya langsung bergabung. Kanda tidak ikut dan hanya menunggu saya di pinggir lapangan sambil bermain hape, soalnya kan khusus perempuan.
Di lapangan, saya dan kawan-kawan yang belum satupun saya kenal sebelumnya, dilatih oleh pelatih yang sepertinya adalah atlet panah lokal. Sementara peserta yang sudah pernah berlatih sebelumnya diperkenankan berlatih dengan busur panah yang asli, peserta pemula baru seperti saya berlatih dengan busur uji coba yang terbuat dari paralon PVC yang dilengkungkan dan diberi tali menyerupai busur. Busur paralon ini digunakan untuk berlatih posisi dan postur tubuh yang benar agar terbiasa dengan gerakan dasar dengan baik sebelum nanti berlatih dengan kekuatan pada busur asli.
Di akhir latihan, kakak pelatih (belakangan saya tahu namanya Kak Dwi) berbaik hati meminjamkan kami busur untuk dicoba bergiliran. Pada busur tersebut dipasangi tali berkaret untuk berlatih, tapi tali aslinya juga terpasang. Saya beberapa kali mencoba menarik tali busur yang benaran, tapi gagal. Heuheu. Posisi tubuh jadi berantakan karena kesulitan menarik tali busur. Berat euy! Memang sih selama ini saya selalu kesulitan berolah raga yang mengandalkan lengan seperti push up dan pull up. Ah, sepertinya memang perlu banyak latihan kekuatan lengan nih. Kalau kata kakak pelatih sih, coba latihan tarik karet ban dalam di rumah, supaya lebih terbiasa.
Sekitar pukul setengah 6 sore, latihan dibubarkan. Pendinginan yang dipimpin oleh Kak Cici (pelatih yang lainnya), lalu ditutup oleh koordinator latihan yang mengumumkan bahwa rencananya nanti akan ada pertandingan internal antar peserta panahan di akhir bulan Maret. Rupanya jumlah peserta sampai pekan ini sudah mencapai 80-an orang. Waah, ramai yaa..
Jadi mikir, bisa tidak ya saya ikutan, mengingat tangan yang begitu lemah, oooh... *lebay, hhihi
Secara keseluruhan, saya senang sekali bisa ikut latihan panahan hari ini. Walaupun belum sempat kenalan dengan peserta lain, saya tetap lempar senyum dan ngobrol sedikit. Baru kenal satu yang datang terlambat bersamaan dengan saya, namanya Leni. Dia jadi teman saya tertawa selama latihan. Sampai di rumah, saya segera minta dibuatkan karet ban dalam untuk berlatih di rumah kepada Kanda. Saya ingin bisa di olah raga ini, jadi harus banyak latihan. Hehe.
Kalau teman-teman, olah raga apa yang belakangan ini menarik bagi teman-teman? Sudah mulai latihan atau ketemu komunitas seminat? Apapun olahraganya, semoga tetap konsisten yaa.. Semangaat! ^^