Tampang serius yang di-candid sebelum sidang.. :p |
Pagi hari saya dan Kanda sudah sarapan bubur kuah soto yang dibeli Kanda. Setelah mandi dan siap-siap, pukul 10 berangkat dari rumah. Rencana awalnya sih berangkat lebih awal dari itu tapi karena pagi-pagi dosbing pertama saya, Bu Nunung, mengatakan bahwa beliau mendadak harus ke Kementan di Jakarta dan kemungkinan tidak dapat hadir pukul 13 seperti yang dijadwalkan sebelumnya, jadi diundur pukul 14. Pas ada beberapa slide presentasi yang masih ingin saya perbaiki, plus agak lama memilih baju (mpok rempong), jadi lah, kesiangan dari rencana awal.
Pas berangkat, motor sempat ngadat. Ya Allah, jangan sampai mogok, batin saya dalam hati. Syukurlah hanya mogok sebentar. Perjalanan bisa dilanjutkan dengan lancar.
Langit cerah berawan. Kami tidak langsung ke kampus melainkan singgah sebentar ke toko roti langganan, membeli konsumsi untuk para penguji. Sebelumnya saya agak bingung mau beli nasi atau kue, tapi pikir-pikir karena jam 2 siang berarti sudah lewat jam makan siang, jadi kue saja. Saya pilihkan kue-kue tradisional. Saya teringat dosbing pertama saya sering mengingatkan untuk memilih penganan yang terbuat dari bahan lokal sebagai bentuk dukungan untuk petani dalam negeri.
Setelah beli kue dan air minum, kami singgah ke salah satu food court kampus, Plasma. Saya sempat kerepotan membawa barang-barang waktu Kanda menurunkan saya di depan Plasma supaya saya tidak capek jalan dari parkiran dan bisa langsung pesan makanan sambil menunggu Kanda dari parkiran. Saya pesan paket nasi bakar ayam goreng karena kata Kanda, nasi bakar di Plasma enak. Setelah dicoba, saya sepakat. Rasanya enak. Porsinya sedang. Harganya standar. Alhamdulillah, kenyang.
Menu makan siang |
nyam! |
Oh ya, di Plasma kami sempat ketemu Doktor Arif Satria, dosen mata kuliah pilihan saya dulu. Tapi beliau sedang sibuk dengan mahasiswa-mahasiswanya, jadi kami hanya menyapa dari jauh, lalu cusss ke kampus.
Di kampus, saya sempat ke lantai atas untuk mengambil berita acara, cek ruang sidang ke penanggung jawab ruangan, dan sholat, baru ke ruang sidang. Di dekat tangga utama fakultas saya bertemu dengan Doktor Aris Munandar, salah satu dosen saya, dosbing-nya Arthum (teman seangkatan kami di ARL). Saya minta doa dari beliau. :)
Masih ada waktu sekitar satu jam untuk mempersiapkan ruangan. Infokus sudah dihubungkan ke Zube (buat yang belum tahu, Zube itu nama laptop saya, hehe), AC sudah menyala, dan konsumsi sudah disusun. Saya sengaja tidak berlatih dengan slide karena sehari sebelumnya sudah latihan saat Zemi (pertemuan rutin) dengan dosbing kedua saya, Prof Hadi. Saya hanya latihan presentasi dengan menggumam pelan saja dengan bantuan print-an slide, buat hemat suara dan mengurangi grogi. Apalagi rekor di Zemi (maksudnya rekor dibanding diri sendiri ya) adalah yang terbaik, yaitu 21 menit 52 detik, kurang lebih lewat 2 menit dari waktu yang disediakan untuk presentasi. Biasanya kalau berlatih sendiri, saya bisa sampai 30 menit untuk menyelesaikan seluruh presentasi. Jadi, kemajuan pesat kan, hemat 10 menit dari biasanya. Soalnya harus yakin bisa presentasi pas 20 menit saat sidang, seperti waktu zemi, karena ketepatan waktu presentasi menjadi salah satu pertimbangan kelulusan. Katanya sih begitu..
Menjelang pukul 14. Kanda keluar dari ruangan sidang, memberikan saya kesempatan untuk sendirian, beradaptasi dengan suasana. Tak lama, Bu Nunung, dosbing pertama saya, tiba di ruangan. Disusul Pak Andi, Pak Nizar, dan Prof Hadi. Semuanya datang tepat waktu, tapi karena Prof Hadi ada jadwal UTS mata kuliah yang diampunya, beliau izin sebentar untuk membuka ujian dan menyerahkan tugas pengawasan ke asistennya. Saya diminta keluar ruangan karena para dosen penguji perlu berembug sebentar, setelah itu saya diminta kembali ke ruangan.
Ujian dibuka oleh Pak Nizar selaku perwakilan prodi, lalu diserahkan kepada Bu Nunung selaku ketua komisi pembimbing. Lalu saya presentasi hasil penelitian, alhamdulillah hanya kelewatan 1 menit. Selanjutnya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh komisi penguji, dimulai dari Bu Nunung, lalu Pak Andi, Pak Nizar, dan Pak Hadi. Iya, semua dosen menjadi penguji. Jantung saya dag dig dug..
Kanda berpesan, jawab saja sebisanya. Tidak apa salah
Di sesi tanya jawab ini, ada beberapa pertanyaan agak membingungkan buat saya, terutama karena pertanyaannya panjang. Beberapa kali saya mengira hanya komentar, eh, ternyata pertanyaan yang harus ditanggapi. Hehehe. Oh ya, ada satu pertanyaan yang lamaaa saya jawab. Bukan karena tak nyambung (tidak bisa menjawab), tapi karena pertanyaannya panjang dan pas saya mau jawab tidak ada seorang pun dosen yang melihat ke arah saya, jadi saya pikir tidak perlu saya tanggapi lebih lanjut. Saya pun diam sambil senyam-senyum menunggu pertanyaan berikutnya. Untung saya ditegur salah seorang dosen, "Lho kok diam saja? Ditanya malah senyum-senyum". Gubraks! Baru deh saya jawab. :V *tepok jidat*
Setelah sesi terpenting itu selesai, saya diminta keluar (lagi), memberi waktu bagi dosen untuk berembug mengenai hasil ujian saya. Kali ini perasaan saya berbeda dengan waktu keluar ruangan sebelum sidang dimulai. Kalau sebelumnya saya merasa deg-degan sekaligus bersemangat, kali ini saya pasrah. Toh saya sudah berupaya sebaik yang saya bisa. Saya hanya bisa berdoa.
Beberapa saat berlalu. Saya dipanggil masuk kembali ke ruang eksekusi. Singkat kata, saya dinyatakan lulus dengan perbaikan, alhamdulillahi rabbil alamin... :D Yeeeeey!
Saya bersama para dosen penguji: Doktor Nizar Nasrullah, Doktor Andi Gunawan, Doktor Nurhayati, dan Prof Hadi Susilo Arifin |
Puji syukur kepada Allah, sekarang satu kewajiban sudah lunas. Selanjutnya, semoga urusan revisi yang banyak itu segera selesai, secepat mungkin, supaya bisa pulkam dan bisa mengabdikan ilmu di sana. Supaya ilmunya lebih berguna buat dunia dan akhirat saya. Aamiin ya Rabbal 'alamin. Tak sabar ingin pulang. Semangat, Yanet! :D