5.22.2014

Tertular Tawa

Terdengar suara riuh rendah tawa anak-anak di luar sana. Yang besar bermain basket sedang yang kecil-kecil berteriak-teriak memberi semangat. Go Nardi Go Nardi Go! Begitu gempita teriakan mereka.


Buat saya, suasana sangat berisik, tapi saya tersenyum mendengar keceriaan mereka. Sore ini terasa lebih berwarna meski saya hanya berperan sebagai pendengar, harus tetap mengetik tesis yang tak kunjung usai diedit.

Riuh tawa anak-anak kecil tetangga kami di luar semakin seru. Pecah beberapa detik, kemudian terengah-engah seperti habis berlari. Lelah tertawa, sepertinya. Tapi tak lama begitu lagi, berulang-ulang. Begitu lucu sekali jika diperhatikan. Mereka begitu menikmati tawa mereka sampai kehabisan tenaga, padahal yang ditertawakan hanyalah hal-hal sederhana.

Dengan mengingat bahwa kami menghirup udara yang sama, mustahil rasanya keceriaan mereka tidak tertular kepada kami. Kami tersenyum satu sama lain.

Tiba-tiba Kanda bertanya, pernahkah saya berharap cepat besar ketika kecil? Ya, tentu saja, jawab saya. Rasanya tidak ada anak kecil yang tidak pernah berpikir demikian.. :) Bukan begitu?

Mungkin itulah yang dilupakan oleh kebanyakan orang dewasa, menikmati hal-hal sederhana. Entah karena terlalu banyak kerumitan dan keruwetan, atau terlalu enggan melihat kesederhanaan. Atau memang terlalu tua sampai terlupa...

Intinya saya hanya ingin berkata pada diri sendiri, saya harus mensyukuri apa yang ada saat ini. Ini adalah waktu yang saya punya, karena kemarin telah berlalu dan besok belum tentu datang...

Semangat!  :)