12.21.2013

Kerbau Rawa

Dua tahun lalu, saat saya dan suami melihat kerbau di kota hujan, suami saya berkata bahwa ada kerbau yang dapat berenang. Saya hanya tertawa saja. Dalam hati tidak percaya dengan pernyataannya.

Masak, ada kerbau bisa berenang? Kenapa tidak sekalian beruang terbang atau buaya meloncat? :D

Tapi, perasaan "sudah banyak tahu" ternyata harus dibayar dengan rasa malu. Ya, saya malu sekali ketika mengetahui kenyataan bahwa memang ada jenis kerbau yang dapat berenang-renang di rawa... Bukan hanya malu kepada Kanda karena sempat tidak percaya dengan apa yang dikatakannya, tapi yang utama adalah malu kepada Sang Pencipta. Berasa sudah besar kepala "sok" tahu segala, padahal ilmu masih cetek.. :/

Kerbau rawa atau (B. bubalis carabanesis)
(sumber gambar: republika.co.id)

~Buat yang belum tahu tentang kerbau rawa (Bubalus bubalis carabanesis), tidak mengapa. Tiada kata terlambat untuk mengetahui sesuatu. Silakan googling ya, in sya Allah cerita tentang kerbau rawa cukup mudah ditemukan. Buat yang sudah tahu duluan, jangan tertawakan ke-sok tahu-an saya yaa... hehehe (^^)v

Beberapa waktu lalu sebelum kembali ke sini (ke Bogor maksudnya), saya sempat mendengar kabar bahwa banyak kerbau rawa yang mati karena pencemaran air di Sungai Negara. Perkebunan sawit yang tidak mengenal kata "organik" karena harus selalu bersentuhan dengan pupuk, pestisida, insektisida dan herbisida sintetik, diduga menjadi sumbernya. Dan pagi ini, sekali lagi saya mendengar hal tersebut. Kembali teringat, dan kembali merasa sedih untuk para kerbau rawa..  :'(

Berdasarkan data sensus Dinas Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebelum adanya perusahaan perkebunan sawit, kerbau rawa berjumlah 635 ekor. Setelah keberadaan perusahaan perkebunan tersebut, kerbau rawa sekarang hanya tersisa sekitar 130 ekor...

Perusahaan tersebut bertanggung jawab atau tidak, memang bukan kita (masyarakat) yang menentukan. Tentu ada pihak ahli yang bertugas melakukannya, yang kompeten di bidangnya, dan yang jujur. Yang pasti, pencemaran tersebut harus segera diusut dan masalah yang terjadi segera dituntaskan dengan adil. Saya rasa itulah yang diharapkan oleh masyarakat.

Saya jadi bertanya sendiri, akankah anak-anak saya nanti (bahkan kita sendiri) masih dapat melihat kerbau-kerbau rawa yang berenang di rawa Kalimantan Selatan? Jika kerbau rawa benar-benar punah, akankah generasi masa depan percaya bahwa memang pernah ada kerbau yang dapat berenang? Aah, entahlah... Ini benar-benar mengganggu.

Tulisan ini didedikasikan untuk kerbau-kerbau rawa di Kalimantan Selatan yang terancam. Semoga keberadaan kerbau rawa Kalimantan Selatan mendapat perhatian, demikian pula lanskap yang menunjang kehidupan mereka. Semoga..