Teman-teman pasti biasa dengar pendapat bahwa seorang wanita yang baru melahirkan sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan tertentu dan biasanya diberikan kuliner tertentu sebagai menu sehari-hari sesuai adat dan tradisi keluarga, dalam jangka waktu tertentu. Biasanya selama 40 hari.
Menurut saya pribadi, bagus sih, soalnya kehamilan dan melahirkan kan proses yang sangat mempengaruhi perut dan organ-organ di dalamnya, jadi ada baiknya selama jangka waktu tertentu ibu yang baru melahirkan mengurangi makanan tertentu atau memakan makanan tertentu untuk mendukung proses pemulihan. Tapi pantangan makan jangan berlebihan juga sih, sampai tidak boleh ini atau itu. Itu namanya menyiksa batin. :p Mupeng itu sakit lho, hehe. Sebenarnya yang penting adalah tidak dikonsumsi berlebihan. Sekali lagi, itu pendapat saya. ^_^ cmiiw
Sudah saya singgung sedikit pada postingan sebelumnya, tentang kuliner pasca melahirkan yang saya makan selama 40 hari berturut-turut, yaitu rimpang jahe padi muda mentah yang dicocol garam yang telah disangrai. Ini adalah kuliner pasca melahirkan khas yang telah dipraktekkan secara turun temurun oleh masyarakat Dayak. Saya sendiri merasa sangat cocok dengan cara ini karena selain saya sendiri senang makanan pedas, rasa hangat dari jahe membuat tubuh saya nyaman dan darah nifas keluar dengan lancar. Memang pada percobaan pertama rasanya sangat pedas dan membuat wajah saya merah padam, tapi lama-kelamaan rasanya justru nyaman dan menghangatkan karena pedasnya tidak seperti pedas cabai yang membuat sakit perut.
Selain kuliner pasca melahirkan yang sering dilakukan suku Dayak tersebut, saya juga pernah mencoba kuliner lain yang mungkin cocok buat teman-teman.
1. Ayam rebus
Kira-kira seperti ini penampakannya.. (sumber gambar: dailycookingquest.com) |
Anehnya, kakak saya yang selalu menemani saya makan ayam kampung rebus tersebut justru merasa ketagihan dengan rasanya. Enak, katanya. Jadi benar, ini masalah selera makan. Buat teman-teman yang toleransi dengan rasa hambar, makanan ini layak dicoba. ;)
2. Tanak lade dan sambal kuning
Nah, dua jenis makanan ini adalah kuliner harian wanita pasca melahirkan yang biasa dipraktekkan oleh masyarakat Melayu. Tanak lade adalah ikan teri tumis yang diberi bumbu lada hitam yang banyak. Rasanya, tentu saja, panas. Lada hitam gitu loh! :D
Dulu, sewaktu masih sekolah saya pernah mencicip makanan ini. Saya ingat betul, rasanya hangat dan enak. Saya suka. Sayangnya saat nifas kemarin saya tidak bisa memakannya banyak-banyak karena sedang ambeien. Jadi hanya makan sedikit dengan dikombinasi sayur yang banyak. Setelah habis tidak dibuat lagi. Catatan dari saya, selama tidak ambeien, makanan ini baik untuk menghangatkan tubuh dan melancarkan peredaran darah, rasanya juga lebih Indonesia (tidak hambar). Tapi kalau ambeien sebaiknya dihindari. :)
Oh iya, selain tanak lade, ada juga sambal kuning. Berdasarkan saran umum dari orang-orang tua di keluarga saya, wanita yang baru melahirkan sebaiknya mengurangi makan sambal, maka saya menurut saja walau tersiksa luar biasa. Maklum ratu sambal. Kalau makan tanpa sambal rasanya hambar *caile
Walau terdengar seperti mitos, tapi saya setuju lho dengan pendapat no-sambal after labor karena menurut hemat saya langkah ini untuk kebaikan ibu sendiri, yaitu agar terhindar dari sakit perut atau iritasi lambung kalau kebanyakan makan sambal cabe. Apalagi kalau ambeien dan harus menyusui. Terbayang kan kalau dehidrasi harus menyusui, pasti lelah.. Diare saat ambeien juga menyiksa, jadi patuh ajalah.. :D
Mungkin itu sebabnya ada jenis sambal kuning di kuliner masyarakat Melayu. Alih-alih menggunakan cabe yang merah menggoda, sambal kuning dibuat dari kunyit yang warnanya tidak kalah menggoda: kuning terang. Bumbu sambal kuning dicampur dengan ikan teri (tempuso') ditumis sebentar dengan minyak yang tidak terlalu banyak dan, taraa, jadi deh sambal kuning. Rasanya memang tidak pedas, tapi gurih. Bahkan hanya dengan nasi hangat pun enak, menurut saya ;)
Sekali lagi, mungkin karena tidak hambar, hee..
3. Jamu
Ramuan jamu, baik yang diolah sendiri maupun kemasan, dipercaya memiliki kandungan yang baik bagi tubuh, tidak terkecuali bagi tubuh ibu yang baru melewati masa melahirkan. Beberapa dokter memperbolehkan konsumsi jamu oleh ibu yang melahirkan normal tapi tidak dianjurkan bagi ibu yang menjalankan operasi.
Saya sendiri, yang mengalami keguguran di trimester akhir, diminta dokter pribadi untuk tidak sembarangan mengkonsumsi ramuan jamu. Alasannya, pertama karena bisa jadi produk jamu yang ada di pasaran mengandung ekstrak daun katuk yang tidak saya perlukan (kan tidak menyusui). Dikhawatirkan payudara malah jadi bengkak. Alasan kedua karena dosis bahan aktif yang ada dalam jamu belum tentu sesuai bagi tubuh, apalagi kalau kemasan jamu tersebut tidak jelas diproduksi di mana dan oleh siapa. Jadi untuk amannya, tanyakan dulu ke dokter pribadi, dan pilih ramuan jamu yang jelas asal usul dan tanggal kadaluarsanya. Kalau saya sendiri setelah dapat penjelasan memuaskan dari dokter saya yang baik hanya minum jamu beras kencur dan kunyit asam buatan mbok jamu langganan saja. In sya Allah lebih aman.. :D
Gitu deh. Ah, sayang fotonya belum ada, nanti deh saya lengkapi. ;) Btw kalau teman-teman sendiri pernah konsumsi apa saja? atau mungkin daerahnya punya kuliner khas bagi wanita nifas? Bagi-bagi info yaa, siapa tahu ada pendapat saya yang perlu dikoreksi.. cmiiw ;)
Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih untuk keluarga di rumah yang telah mendukung dan menghibur saya ketika terpuruk, dan telah memasakkan kuliner enak dan sehat untuk saya selama saya di Pontianak.. #peluk cium dari jauh :-* muaaach!