Ini bermula dari perasaan traumatik pasca meninggalnya ananda yang memberi luka mendalam bagi saya. Selama kehamilan, setiap hari saya memang rutin membuka fb untuk keperluan komunikasi dengan suami dan saudara yang sedang jauh, dan teman-teman lain tentunya. Selain itu fb saya jadikan tempat mencari informasi kehamilan dan persalinan gratisan. Iya, gratisan karena kartu yang saya gunakan memberikan akses gratis ke beberapa situs populer, termasuk fb. Di fb saya banyak mengikuti grup: grup kesehatan ibu dan anak, grup khusus masalah kehamilan, grup promil dan kesehatan reproduksi wanita, grup kesehatan bayi dan balita, grup ASI ekslusif, grup gentle birth, grup seputar makanan bayi buatan sendiri, dan sebagainya.
Note:
Mendapat informasi dari grup media sosial tentu saja berisiko juga ya, karena info-info yang kita terima itu belum tentu benar (hanya mitos), tidak update, atau bahkan salah.
Berhubung tadi akses fb nya gratisan, saya lebih berhati-hati menyaring info yang saya dapatkan dengan membaca buku kehamilan yang ditulis oleh penulis yang terpercaya, atau bertanya kepada dokter dan bidan yang rutin saya kunjungi tiap bulan. Kalau pas ada pulsanya, saya browsing dan mengunjungi beberapa situs kesehatan yang lebih terpercaya untuk perbandingan.
Begitulah, karena khawatir teringat-ingat masa kehamilan, pasca persalinan saya tidak lagi mengecek akun fb yang saya miliki. Hari terakhir membuka fb adalah tepat pada hari kepulangan suami yang ingin menemani saya bersalin yang sekaligus juga merupakan H-1 sebelum saya masuk RS. Setelah itu, tidak pernah lagi untuk waktu yang cukup lama bagi saya yang sudah kecanduan berat.
Awalnya tentu saja ada perasaan kikuk. Maklum sudah kebiasaan.. Tapi akhirnya, tanpa terasa dua bulan kehidupan saya berlalu tanpa fb. Ini membuktikan saya mampu. Alhamdulillah. Setelah membuka fb lagi (setelah sekian lama) itupun, dorongan mengecek fb setiap waktu sudah sangat jauh berkurang. Bahkan hampir dua pekan ini tidak saya buka-buka lagi. Ada rasa bahagia juga sebenarnya, karena dengan begitu saya tidak tenggelam dalam keasyikan fb-an lagi seperti yang lalu-lalu. :)
Saya akui saya juga rindu berinteraksi dengan teman-teman fb yang sekarang lebih sulit dijumpai di dunia nyata karena sudah sibuk dengan dunianya masing-masing. Tapi saya sadar saya juga harus asyik dengan dunia nyata yang saya jalani, fokus menangani urusan penting terlebih dahulu, baru di akhir pekan nanti saya menghadiahi diri dengan main fb sesuai jadwal, tidak terlalu cepat tapi juga tidak terlalu lama. Tidak boleh terlarut lagi karena hidup saya bukan di dunia maya melainkan di dunia nyata. *sigh*
In sya Allah saya bisa. Harus bisa, sudah setengah jalan... ;) Benar-benar bersyukur, alhamdulillah, alhamdulillah... Semoga tetap bisa konsisten ke depannya... Aamiin..
Buat teman-teman yang sedang kecanduan fb dan ingin mulai melepaskan diri, saya doakan: semoga berhasil ya.. In sya Allah bisa kok, semangat!!! ^0^