8.19.2017

INFJ vs ENTP : Nyonya Perencana dan Tuan Spontan

Sudah lama tidak membuat artikel seperti ini. Berhubung beberapa waktu lalu ada kejadian yang bikin ingat, plus ini menjelang malam minggu kaan, jadi ditulis saja ya. Siapa tahu ada yang senasib. *nyari teman, hhihi

entp infj couple
Suami saya seorang yang punya banyak ide. Ia akan bertindak spontan sesuai dengan apa yang dipikirnya baik, entah itu sudah direncanakan sebelumnya atau belum. Kalau hari itu terpikir akan melakukan A maka ia akan melakukannya tanpa menunda. Besoknya, kalau mau melakukan B, ya dilakukannya juga. Seringkali tanpa rencana matang, semuanya dibiarkan mengalir begitu saja. Ini beda nyaris 180 derajat dengan saya yang penuh pertimbangan dan perencanaan. Saya kurang suka hal-hal spontan, kecuali dalam kondisi yang benar-benar terpaksa di luar kendali. Saya hampir selalu berusaha merencanakan suatu kegiatan dengan sempurna, sampai ke detil-detilnya. Saya percaya bahwa "perencanaan yang matang adalah sebagian dari kesuksesan". Sayangnya, seringkali rencana itu hanya sebatas rencana. Jika segala sesuatunya terasa belum matang atau belum sesuai rencana ideal, saya enggan langsung mengeksekusinya. Saya akan menunggu. Kalau kelamaan, yah tahu lah, tidak dikerjakan. Belakangan saya baru sadar kalau sikap suka menunda ini adalah buah dari sifat terlalu perfeksionis yang tak saya sadari, sifat yang melelahkan dan tak masuk akal..

[Baca juga Perfecly Imperfect]

Beda sifat kadang bikin Saya dan Kanda gemes-gemesan. Kanda dengan sifat Perception-nya suka mencoba hal baru dan pendekatan baru dengan penuh energi dan cenderung spontan, tidak takut akan resiko; sedangkan saya dengan sifat Judging yang kental, merasa segala sesuatu harus sistematis dan perlu perencanaan matang dan mendetil, enggan melanjutkan kalau kondisi tidak ideal. Saya komplen karena Kanda terlalu spontan dan mudah berubah (karena kurang rencana), sementara Kanda komplen karena saya tidak menjalankan rencana-rencana yang sudah saya buat. Yang satu terlalu berani, yang satu terlalu berhati-hati. Klop, hehe. Tapi begitulah namanya berumah tangga. Kadang ada hal yang cocok dengan alami, kadang juga ada yang perlu dikompromikan. Seperti ini nih. Malah kalau dipikir, sebagai pasangan, ini adalah kekuatan kalau saja kami bisa bekerja sama dan saling mengingatkkan. Semacam kecocokan alami antara kepribadian INFJ dan ENTP. Satu jadi gas, satu jadi rem.

Setelah menyadari sifat perfeksionis saya yang agak parah (INFJ katanya memang sering begitu), beberapa bulan belakangan, saya berusaha menurunkan standar supaya tidak mudah lelah dan mudah menyerah. Susah sih, karena ini masalahnya di pikiran (mindset). Saya masih harus banyak belajar. Contohnya saja tentang postingan blog. Kalau dulu saya selalu mengedit ulang, baca, edit lagi, baca lagi, edit lagi, terus-menerus seperti itu (bahkan untuk postingan lama); sekarang saya berusaha lebih santai. Saya berusaha mengacuhkan salah ketik (typo) atau ketika kurang pas memilih kosakata atau ekspresi. Sok cuek sih, lebih tepatnya. Karena kalau saya lengah yaah bisa kumat lagi, hehe. Untung ada Kanda yang mengingatkan.

Di sisi lain, Kanda yang punya segudang ide ini (khas ENTP) sedikit demi sedikit belajar mengelola ide-idenya dalam tindakan yang lebih terstruktur dan terarah. Baru-baru ini doi sudah mulai menulis Bullet Journal (BuJo) seperti yang rutin saya lakukan beberapa bulan belakangan. Saya senang melihatnya. Setidaknya sekarang segala ide spontannya tidak lagi berceceran tanpa jejak. Kanda tetap dapat mengeksplorasi pikirannya dengan bebas tanpa lupa merencanakan hal-hal penting.

Teman-teman punya sifat bertolak belakang dengan pasangan seperti yang saya alami ini nggak? Kalau ada, share yeaaa. ;) *masih nyari teman, hhihi