3.26.2017

Makan Malam Bersama Keluarga di RM Raja Uduk

Malam minggu kemarin, saya dan keluarga makan malam di sebuah rumah makan keluarga di kota kami. Namanya RM Raja Uduk. Kabarnya RM ini ada di 3 cabang di Pontianak, yaitu di Jalan Teuku Umar, Jalan Sungai Raya Dalam (Serdam) dan Jalan Saigon. Atas keterbatasan, untuk kali ini saya hanya fokus tentang pengalaman saya di Cabang Teuku Umar saja.

Disclaimer
Artikel ini adalah non-sponsored review. Semua yang ditulis di sini adalah pengalaman pribadi dan dibiayai dengan uang sendiri.

RM Raja Uduk Teuku Umar Pontianak
Peta menuju RM Raja Uduk Cabang Teuku Umar, Pontianak



Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis tentang restoran keluarga ini. Saya masih ingat, pertama kali saya kenal resto ini adalah tahun lalu, tepatnya pertengahan bulan Februari. Waktu itu kami singgah di RM Raja Uduk Cabang Serdam untuk makan malam sepulang dari perjalanan jalan-jalan ke Tayan. Berhubung waktu itu dokumentasinya kurang karena hp saya mati total, jadi saya tunda-tunda terus dan akhirnya lupa. Hari ini, mumpung pengalamannya masih segar, saya membulatkan tekat untuk membagikan cerita waktu makan malam di RM Raja Uduk yang Cabang Teuku Umar --meskipun dokumentasinya (tetap saja) seadanya. Mohon maklum ya..

Sejauh pengalaman kami sebelum semalam, saya merasa sangat puas terhadap RM ini, baik terhadap citarasa masakan maupun pelayanannya. Yah, itu juga alasannya kenapa saya dan keluarga balik dan balik lagi ke resto ini. Kecuali waktu kami jalan-jalan makan pas hari Rabu, kami tidak makan di sini. Soalnya tiap Rabu resto ini memang tutup. Jadwal liburnya adalah hari Rabu.

Masalah parkir, halaman parkir RM ini cukup memadai. Ada parkir mobil dan motor. Lahan parkir tidak luas --yaitu di pinggir jalan-- tapi juru parkirnya sangat cekatan dan terampil dalam membimbing parkir (untuk mobil) dan merapikan kendaraan (untuk motor). Saya kurang tahu apakah seharusnya parkir gratis, tapi kami selalu bayar sebesar ketentuan pemkot Pontianak yaitu 1000 untuk motor dan 2000 untuk mobil (per Maret 2017).

Selepas urusan parkir, kami biasanya langsung konfirmasi dulu ke pelayan. Ini supaya mereka bisa mencarikan tempat untuk kami, soalnya kami kan datang sekeluarga. Ramai. Sekali datang, rombongan keluarga saya paling sedikit terdiri dari 5 orang dewasa (itu semalam). Biasanya 7, malah pernah sampai 11 orang. Tempat duduk sebenarnya banyak, tapi tempat duduk panjang berjumlah terbatas (itupun biasanya sudah ada yang memesan sebelumnya). Maka dari itu, supaya suasana tetap tertib dan nyaman, kami selalu konfirmasi dulu ke pelayan agar disiapkan tempat. Mungkin akan lebih baik lagi kalau memesan tempat via telpon terlebih dahulu, Tapi karena kami sering dadakan, jadi tidak pernah reservasi via telpon.

Sebagaimana malam minggu biasanya dan sebagaimana kesibukan resto di jam makan, RM ini ramai dipenuhi oleh pengunjung yang lapar. Termasuk kami. Kami turun dari rumah selepas isya, sampai di sana sekitar pukul 20.10. Maklum, jalanan macet.

Walaupun RM ini ramai tapi kami segera dapat tempat duduk untuk berlima. Alhamdulillah. Saat itu meja kami masih basah karena baru dibersihkan. Tidak lama, salah seorang pelayan memberikan daftar menu kepada kami. Kami bisa langsung memesan.

Pilihan makanan dan minuman di RM ini tidak terlalu banyak banyak tapi tidak masalah buat saya karena saya sudah punya favorit. Kali kemarin, saya kembali memesan sup tulang. Sup tulang RM ini cocok dengan selera saya, demikian juga dengan Mama' dan Bapak. Makanya kami bertiga memesan sup tulang yang hangat. Sementara Kanda memilih ayam penyet dower (sausnya pedas) dan Isna memesan ayam sambal pecel (saus bumbu kacang). Untuk minuman, kami memesan es serbat, teh es manis, lemon tea panas, air putih botol, dan coklat hangat.

Selain menu yang saya sebutkan di atas, pilihan makanan yang lain adalah iga bakar dan ayam panggang. Ada juga lauk pauk tambahan seperti tempe penyet, tahu dan tempe bacem, sate telur puyuh, dll. Perlu diketahui bahwa semua menu ini terpisah dengan nasi --kecuali paket sop tulang yang sudah termasuk nasi beras merah ukuran standar dan mengenyangkan. Tapi kalau tidak mau nasi beras merah, kita bisa pesan sop tulang saja kok. Disesuaikan saja..

Sebagai orang Indonesia sejati, kami sekeluarga selalu melengkapi pesanan dengan beberapa porsi nasi uduk pasung agar kenyang. Nasi uduk pasung ini adalah nasi uduk yang dibungkus dengan daun pisang membentuk kerucut. Menurut saya ukurannya kecil dan porsinya tidak terlalu banyak, kurang mengenyangkan. Kalau di keluarga saya, 1 orang biasanya bisa menghabiskan 2 porsi.

RM Raja Uduk Teuku Umar Pontianak
Penampakan nasi uduk pasung khas RM Raja Uduk. Rasanya gurih dan aromanya harum.

Untuk minuman, yang spesial di RM ini adalah teh eksotis dan es kelapa jeruk. Saya pernah coba teh eksotis. Rasanya unik tapi enak, ada kayu manisnya. Ada juga es timun, es jeruk, es soda gembira, dan kopi. Kita juga bisa memesan minuman coklat (panas maupun dingin) di gerai Coklat Klasi yang berada di halaman RM. Sebenarnya gerai minuman coklat itu terpisah dan bukan bagian dari RM ini, tapi mungkin karena banyak pelanggan RM yang suka membeli dari gerai ini, sepertinya sekarang sudah kerja sama. Minuman coklat bisa dipesan sekalian saat memesan makanan dan masuk ke nota pembayaran (kalau dulu pembayaran terpisah).

Usai memesan, saya menuju kamar kecil. Sejauh pengamatan saya, kamar kecil RM ini cukup bersih. Toiletnya model duduk, aliran air di sprayer pembilas tidak terlalu kencang, tersedia tissue dan sabun untuk cuci tangan. Selain kamar kecil, RM ini juga punya musholla. Saya hanya lihat dan tidak mencoba, jadi kurang tahu kondisinya, tapi menurut saya ini nilai tambah yang positif terutama bagi musafir (orang yang dalam masa perjalanan jauh).

Sebagaimana kebanyakan rumah makan, RM ini juga menyediakan wastafel tempat cuci tangan dan cermin besar. Salah satu wastafel diberi lantai peninggi sehingga bisa digunakan untuk anak-anak. Selain itu, saya juga pernah lihat kursi makan khusus balita. Dari hal-hal tersebut saya asumsikan bahwa tempat makan ini cukup ramah anak.

Tapi tentu saja tak ada gading yang tak retak, ya. Misalnya kunjungan kami semalam...

Mengenai pelayanan, sebelum semalam sebenarnya oke-oke saja. Memuaskan, malah. Biasanya tak lama setelah memesan, minuman dan makanan yang dipesan segera datang, diantarkan dengan senyum dan santun pula. Tapi semalam tidak. Lama kami menunggu, tanda-tanda makanan kami akan disajikan sama sekali tidak ada. Anehnya, pengunjung lain yang belakangan dari kami malah ada yang sudah selesai makan dan pulang.

Berkali-kali kami mencoba memanggil pelayan perempuan yang tadi mencatat pesanan kami, dia menoleh tapi seolah tidak mendengar. Tidak sekalipun dia mengecek meja kami. Kami tahu ada banyak pengunjung lain yang perlu dilayani, tapi kalaupun ia melayani meja yang lain, harusnya ia tetap memperhatikan meja kami dong. Ya kan?

Dan benar saja. Setelah memanggil pelayan lain untuk komplain, ternyata pesanan kami memang belum masuk entri dapur. Apaaah?? Grrrr.. Itu berarti waktu menunggu diperpanjang.

RM Raja Uduk Teuku Umar Pontianak
Ini bukan minuman, tapi decor meja.
Iseng difoto waktu nunggu makanan. hehe.

Kelamaan menunggu membuat kami kehilangan nafsu makan. Mama' dan Bapak bahkan sempat mengajak pulang saking kesalnya. Maklum orang tua, kalau kesal (plus lapar) tensinya cepat naik. Kalau saja tidak mempertimbangkan kondisi yang sudah malam --nambah waktu ekstra untuk berkeliling mencari tempat makan lain yang masih buka-- saya pasti mengiyakan untuk pulang. Untungnya tidak. Kami menunggu (lagi). Makanan akhirnya lengkap diantar sekitar pukul 20.50. Itu sekitar 40 menitan. Bukan rekor waktu yang bersahabat, terutama bagi orang yang sudah kelaparan.

RM Raja Uduk Teuku Umar Pontianak
Sup tulang yang dinanti-nanti akhirnya datang juga.. nyam!

Sajian sudah di atas meja tapi Mama' dan Bapak sudah tidak lagi terlihat antusias. Suasana agak sendu. Terlebih Mama', yang sup-nya ketumpahan banyak kecap gara-gara tutup botol kecap tidak rapat. Duh, gemes. Tapi saya berusaha tidak komentar apa-apa lagi, langsung makan saja. Rasanya terlalu capek hati untuk komplain. Kejadian ini mengecewakan, tapi rasanya tak adil juga kalau saya hanya menekankan kejadian kemarin. Toh citarasa sup tulang tetap juara di lidah saya, menghangatkan perut yang keroncongan, enak, mengenyangkan. Cuma ya gitu deh..

Semoga kejadian seperti ini tidak berulang di kemudian hari.

Mengenai harga, relatif ya. Yang pasti harganya tertera di daftar menu, jadi tidak perlu khawatir dikelabui atau kaget waktu bayar. Yang perlu diingat, harga di RM ini belum termasuk PPn, jadi dikira-kira saja supaya sesuai dengan kantong.

Kami kemarin --dengan menu yang saya sebutkan di atas-- kalau dirata-rata per orang adalah sekitar 44 ribu (harga per Maret 2017). Paket sup tulang yang sudah dengan nasi beras merah adalah seharga 39.500, tapi kalau cuma sup saja (tanpa nasi) harganya 33.500. Kalau dihitung, nasi beras merah dari paket sup harganya 6 ribu saja, selisih seribu kalau pesan nasi merah diluar paket sup tulang --alias 7 ribu. Nah, untuk nasi uduk pasung, harga yang tertera di nota adalah 21 ribu per 6 buah (jadi sekitar 3.500 per buah), naik 500 rupiah dari sebelumnya.

Menu paling mahal di sini adalah iga bakar, yaitu 48.500 per porsi. Kami belum pernah coba sih, hehe. Sementara itu menu serba ayam cukup terjangkau, sekitar 16 ribuan. Ayam penyet dower harganya 16 ribu, ayam sambal pecal dan ayam panggang raja masing-masing 16.500. Adapun menu tambahan seperti tempe penyet, bakwan jagung, kol goreng, sate puyuh dll) bervariasi, tak sampai sepuluh ribuan. Tapi semua ini belum termasuk nasi ya.

Untuk minuman, harganya bervariasi. Pesanan kami kemarin, es serbat 8 ribu, teh es 5 ribu, lemon tea panas 7 ribu, air mineral botol 6 ribu. Minuman lain rata-rata segitu juga. Sementara itu minuman coklat semua varian rasa harganya tepuk rata 12 rupiah per gelas. Ini lebih murah 3 ribu dibanding beberapa waktu lalu (15 ribu segelas).

Apa lagi ya? Hmm, sepertinya cukup sekian dulu dari saya. Semoga bisa bermanfaat buat referensi pojok kuliner di Pontianak ya. Sampai nanti..

RM Raja Uduk Teuku Umar Pontianak
Awak datang, kamek sambot, Awak balek, kamek doekan.. :D
*ini foto dokumentasi udah lama, bukan yang kemarin