12.28.2013

Nostalgia Gunung Gede 2012 [Part 1]

Ini cerita tentang keikutsertaan saya dan suami dalam acara akhir tahun BAPALA, tahun lalu..

Gunung Gede merupakan gunung pertama dan (untuk saat ini) satu-satunya gunung di atas ketinggian 1000 mdpl yang saya daki. Ya, saya bukan anak SISPALA, MAPALA, atau organisasi pencinta alam semisal itu, tapi tentu saja saya cinta alam. Saya sangat menikmati kegiatan outdoor (seperti hiking) dan setidaknya saya tidak buang sampah sembarangan.. ;)  Kata Kanda, lakukan semampunya.. Semangat! :D

Oke, lanjut.. Seperti yang sudah pernah saya ceritakan sebelumnya, setelah melewati kolokium (seminar proposal penelitian), saya, suami, dan seorang teman kuliah berencana refreshing bersama. Kebetulan Arthum, teman kuliah kami yang kolokium di hari yang sama dengan kami itu, menginfokan bahwa teman-teman BAPALA (Bantar Jati Pencinta Alam) akan mengadakan acara hiking bareng ke Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP) pada tanggal 28-30 Desember 2012, jadi kami bertiga jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk ikut. ^^

Setelah rutin latihan fisik dan melengkapi beberapa kebutuhan camping penting seperti jaket, carrier, sleeping bag, matras, sarung tangan, dan lain-lain, kami pun merasa siap dan bersemangat. Deg-degan  juga sih, maklum pertama kalinya naik gunung dengan ketinggian lebih dari 2.500 mdpl. Mampu atau tidak ya, hati ini bertanya-tanya..

Ba'da Ashar tanggal 28 Desember saya dan suami sudah berada di rumah Arthum. Kami bersama-sama menyiapkan barang-barang yang kurang sekaligus packing final. Ba'da Isya kami dan teman-teman BAPALA lainnya berkumpul, kemudian naik beberapa angkot carteran menuju kaki Gunung Gede lewat jalan yang kondisinya ~wow, berbatu-batu. Karena kondisi jalan yang luar biasa hancur sekaligus menanjak, dan tidak berpeluang menyenangkan hati siapapun, termasuk hati si supir angkot, maka para penumpang diminta turun dan berjalan kaki agar kerja keras mesin angkot berkurang. Lucunya karena saat itu hanya saya wanita di angkot tersebut (2 peserta wanita lainnya berada di angkot lain), saya dapat keringanan, tidak ikut berjalan kaki di malam buta itu. Jadi angkot hanya mengangkat barang-barang bawaan, dan saya tentunya.. Alhamdulillah, hehe..

Di kaki gunung, udara sudah terasa dingin untuk saya. Mungkin karena tidak bergerak seperti teman-teman yang lain kali yaa.. :p  Oh iya, kami mendaki lewat jalur Gunung Putri.

Ini momen di saat makan nasi bungkus bareng... Heboh!  xD
(Dok. M. A. Artha]
Setelah turun dari angkot dan masuk ke daerah pemukiman kaki gunung yang menanjak, baru lah tubuh ini terasa agak hangat. Sampai di pos penjagaan Gunung Putri (1.450 mdpl) kami berhenti untuk mengurus perijinan karena Gunung Gede termasuk dalam wilayah Taman Nasional Gede-Pangrango. Sambil menunggu, kami sempat makan nasi bungkus rame-rame dan beristirahat. Lumayan, mengisi energi. Sekitar pukul 3 dini hari kami baru diizinkan masuk taman nasional.


[Bersambung ke part 2]
Baca [Part 3] [Part 4]