12.28.2013

Nostalgia Gunung Gede [Part 4-end]

Usai berkemas, tak lupa kami berfoto bersama. 1..2..3.. kejuuu! :D

Foto bareng anak-anak BAPALA ceria :D

Kabut yang dari pagi hilir mudik ditiup angin Surya Kencana akhirnya menjelma menjadi hujan tepat setelah kami berfoto. Perjalanan pun harus segera dilanjutkan. Diiringi hujan rintik hujan dan senyum riang pendaki yang baru tiba, kami meninggalkan Surken. Selamat tinggal edelweiss, semoga kami dapat kembali melihat kalian, batin saya... :)

Edelweiss, we really want to see you again.. :-*
Perjalanan turun tidak jauh berbeda, kami terbagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil sesuai kecepatan berjalan. Tapi kali ini rasanya lebih cepat, mungkin karena searah gravitasi bumi. Beberapa kali berhenti di jalan, tapi tidak sesering saat naik kemarin. Beberapa kali pula kami berpapasan dengan pendaki yang naik, mereka bertanya berapa jarak mereka ke Surken. Kami menjawab 30 menit lagi. Lucu.. Kemarin saya hampir frustasi karena mendengar jawaban tersebut berulang-ulang; sehari setelahnya saya justru menjadi pihak yang menjawab dengan jawaban yang sama, berulang-ulang pula. Hal ini lebih karena tidak memiliki jawaban lain yang dirasa tepat agar tidak mematahkan semangat para pendaki. Saya juga tidak membawa jam tangan jadi tidak tahu waktu, pokoknya jalan saja.. :)

Tim turun: Arthum, Yanet, Jani, Aa', Galih, Dore

Tiba kembali di kaki gunung, alhamdulillah dengan tidak kekurangan suatu apapun. Saya memakai ponco di tengah perjalanan karena hujan melebat. Saya tidak tahu pasti pukul berapa kami tiba dan berkumpul kembali di pemukiman warga, tapi yang pasti saat azan magrib berkumandang kami berhenti di halaman sebuah rumah menjelang pos jaga gunung putri. Bertiga (saya, Kanda dan Arthum) melanjutkan perjalanan dengan pelan kelelahan sambil berbincang-bincang dan berbagi tawa. Alhamdulillah, kesampaian juga misi kami bertiga naik gunung bersama. :D

Pulangnya naik angkot ramai bersesakan. Saya dan Kanda, kali ini ditambah Arthum duduk di depan bersama pak sopir. Dengan kecepatan penuh pak supir membawa kami menuju Bogor lewat jalan tembus sana-sini untuk menghindari macet di puncak. Maklum, akhir pekan, jadwalnya macet. Apalagi di akhir tahun dengan libur panjang..

Tiba entah pukul berapa, di Bantar Jati, kami pun langsung undur diri kepada teman-teman karena masih harus melanjutkan perjalanan ke Ciampea dengan motor yang dititip di rumah Arthum. Harus segera tiba di kontrakan karena pukul 9.30 malam biasanya pagar di rumah tempat kami biasa menitipkan motor akan dikunci. *berasa jadi cinderella*  Bukan apa, kalau sampai dikunci, kami harus bergiliran begadang menjaga motor yang diparkir di depan kontrakan. Tapi alhamdulillah, kami bisa tiba di kontrakan tepat waktu dengan selamat, bahagia, dan tiada kurang suatu apapun, meski tubuh luar biasa lelah.

Kenangan indah.. ^_^

Akhirnya akhir tahun masehi 2012 lalu kami lewati dengan istirahat di rumah... :D


~Fin

Baca sebelumnya
[Part 1] [Part 2] [Part 3]