2.05.2021

Nikmat = Cobaan (?)

"Kalian ndak bakal punya anak, katanya", kata saudari saya tadi. Ekspresi dan nada bicaranya biasa saja, tidak kentara. Saya yang syok mendengar ceritanya dikatai seperti itu oleh seseorang, yang tak bisa mengendalikan air mata. Kok tega-teganya, ada manusia, sesama perempuan pula, ngomong menjatuhkan seperti itu dalam pertemuan non-medis alias ketemuan biasa saja, bukan konsultasi dokter atau kondisi yang relevan. 

Bahkan dokter pun kalau ngasih tau kabar seperti itu ada etikanya..

Saya sering merasa heran. Kenapa ya, orang-orang dengan lisan tajam seperti itu tidak Allah ambil nikmat yang membuatnya sombong. Bahkan banyak yang malah dikasih lagi dan lagi. Kayak lancar aja, gitu. Seperti yang ngatain saudari saya itu, anaknya 3. Dulu saya pernah juga dikomen serupa oleh yang beranak 4. Bukan menyamaratakan orang beranak banyak, karena banyak juga teman-teman saya yang beranak banyak tapi tidak berlisan jahat, malah memberi support terus. Di sisi lain, ada juga yang belum punya anak (bahkan belum menikah!) yang kalau komentar menusuk perasaan. Kayak dulu ada yang nanya saya dan suami di depan orang ramai, "Emangnya kalian nggak pengen punya anak yah? Kok lama banget", sementara itu dia sendiri belum nikah. Duuh.. tapi emang karirnya bagus sih. Mungkin itu yang bikin ia ngerasa superior.

Intinya, semua tergantung pribadi karena pelaku kejadian ini hanya oknum.

Lalu barusan teringat istilah istidraj. Ya Allah, ngeri. Naudzubillahi min dzalik..