8.20.2018

Gara-Gara Nyari Lagu "Halal"

Akhir pekan lalu, saya sibuk nyari lagu salawat. Iya, saya penganut "tidak semua musik haram" asal tidak mengajak kepada keburukan seperti syirik, zina, dll. Kalau ada teman-teman yang pukul rata semua musik haram, pendapat itu juga harus dihargai dan jangan dijadikan bahan berantem dengan sesama karena kedua pendapat ini insyaAllah ada dalilnya. Demikian kata ust Adi Hidayat, hehe. 


Semenjak Bapak rutin ikut senam pagi tiap hari, beliau jadi menularkan earworm lagu populer yang dipakai buat senam ke kepala saya. Huhu. Makanya, daripada saya keceplosan asyik nyanyi lagu yang saya tidak tau artinya, atau yang kurang manfaat, saya pikir lebih baik dengar yang bisa mengingatkan kepada kebaikan. Yang ngajak dzikir, salawat, ingat mati, misalnya. Maka mulailah saya berburu ubur-ubur... 

Sebenarnya saya bukan tipe audio, jadi kalau belajar suka suasana tenang dan damai. Makanya tidak gandrung dengan musik walaupun tidak anti. Kalau dengar musik juga suka milih-milih. Tidak suka yang terlalu berisik, liriknya tidak bagus, apalagi kalau sumbang (wkwk). Lagu slow rock, country, pop, instrumental, biasanya jadi pilihan, tapi dibilang favorit banget sampai tau seluk beluknya juga tidak. Biasa saja, hanya sebatas menikmati. Soalnya saya sempat trauma. Dulu sukaa sekali dengan lagu Donna Donna, tapi sejak tau itu semacam lagu mengenang kaum penjajah negeri Palestina, rasanya agak syok. Makanya makin selektif milih lagu. Lagu daerah masih oke. Dulu zaman ikut paduan suara (kuliah S1 dan S2), lagu-lagunya ya lagu daerah doang, sama lagu Hymne kampus. 

Jadi teringat, dulu saya juga pernah jadi vokalis band, wkwk. Nama grup bandnya, Hot Lava. Kenapa? Karena kami tidak memikirkan nama band. Latihan ya latihan saja. Pas mau ikut festival, ditanya nama band, baru lah kelabakan. Alhasil, yang ditanya spontan saja ngambil nama dari tulisan baju kaos salah satu anggota band kami: Hot Lava. Wkwk. Terus terus... Malam itu kami tidak jadi manggung karena merasa salah daftar festival. Gile, yang lain lagunya underground! Lha kami lagu Laluna xD. Karena itu kami sepakat tidak jadi manggung. Di kesempatan lain, akhirnya jadi manggung dengan lagu yang sama, tapi nama band kami berubah dikit, jadi Cool Lava. Mungkin karena sudah minum paracetamol, lava nya jadi dingin, wkwk. Itu penampilan perdana sekaligus terakhir kami. Lumayan, pengalaman. Tapi buat ngulang sih, insyaAllah ndak.

Demi keamanan hati yang senang berdendang, sebenarnya sejak berjilbab saat SMU saya berkenalan dengan lagu nasyid. Favorit saya Raihan, grup nasyid dari negeri jiran. Grup nasyid yang lain ada banyak sih, tapi tidak tahu banyak. Paling familiar ya cuma sama lagunya Raihan dan Snada, itupun beberapa saja. Apalah saya ini... xD Eh, saya baru ingat nih, waktu kuliah juga pernah ikutan kelompok vokal nasyid akapela dadakan buat lomba (waktu itu masih anak baru). Nama kelompok vokalnya Al Khansa. Tapi lomba ini untuk kalangan akhwat saja, dari peserta, juri, dan penonton, semuanya muslimah. Dan karena terbentuknya dadakan, bubarannya juga dadakan. Kami cuma tampil sekali dan kalah. Hhihi. Bubarannya bukan karena kalah sih, tapi ya memang karena ikutan lomba untuk meramaikan. Sekalian jadi kenalan dengan teman-teman baru lintas prodi. 

Btw balik lagi ke cerita awal. Jadi setelah berburu info tentang lagu halal, yah entah nasyid atau salawat, dapat referensi, Maher Zain. Sip. Kan beliau ini sempat booming dengan lagu Alhamdulillah ya. Sampai duet sama Fadly Padi. Tapi cari lagi, pengen yang baru. Ketemu nama Humood AlKhuder. Lagu yang terkenal, Kun Anta (yang artinya Jadilah Diri Sendiri). Lihat di Spotify, ternyata ada versi Indonesianya. Keren. Sip. Lanjut ketemu nama Raef. Lagu kolaborasinya dengan Maher Zain berjudul So Real asyik, rege-rege gitu. 

Nama lain yang tak kalah penting adalah Harris J. Nah ini yang saya ceritakan di caption IG saya tadi sore (yang belum follow silakan follow ya, hhihi). Lagu pertama yang saya dengar, judulnya Assalamu'alaikum. Musiknya gaul, liriknya bagus. Lanjut dengar lagu-lagunya yang lain, saya paling suka dengan lagu Worth It. Lagu-lagu lain bagus-bagus (dari aransemen maupun liriknya), tapi lagu worth it ini entah mengapa lebih berkesan di hati saya hari ini. Mungkin karena lagu ini mengingatkan saya kepada niat. Intinya kurang lebih: kalau ngerjain sesuatu, ingatkan diri bahwa pekerjaan itu nanti akan berguna buat kehidupan akhirat (worth it in the end). InsyaAllah jadi semangat. Saya tuh orang yang Seninnya sering keteteran, tapi syukurlah tadi rasanya jadi lebih semangat, disiplin dan produktif. Alhamdulillah. Sedikit banyak, lagunya Harris J ini punya andil. 

Gitu ya. Kadang kita suka kesal dengan sesuatu (kayak saya, sebal dengan earworm lagu senamnya Bapak), tapi ternyata itu bisa memaksa kita untuk menemukan hal-hal baru yang penting dan berharga (misal tentang niat, tentang mati, tentang kehidupan setelah mati) dan/atau mengingat hal lama yang terlupa untuk ditarik hikmahnya.

Begitulah cerita hari ini. Haha. Ngalor ngidul lagi, ndak papa yaah.. xD *sungkeman virtual