![]() |
motor berendam |
Sebagaimana dampak banjir umumnya, tentu itu mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Susah kemana-mana. Apalagi kalau ingat air yang kemungkinan besar kotor, adududuh..
Pagi menjelang siang, tidak ada tanda-tanda air surut. Sebaliknya, air justru kelihatan naik sedikit. Mengkhawatirkan..
![]() |
Airnya naik satu tangga (credit: Janiarto Paradise) |
![]() |
Anak-anak menikmati banjir (Credit: Janiarto Paradise) |
Memang sih, kalau dengar cerita tetangga yang asli sini, Kampung Prajurit --tempat kami tinggal sekarang-- memang terhitung lebih rendah daripada sekitarnya, jadi mudah banjir atau tergenang air. Ditambah lokasinya tidak terlalu jauh dengan Sungai Kapuas. Kalau curah hujan tinggi di saat air sungai pasang, udah deh, banjir. Salah satu tetangga kami bercerita, pernah tahun kapan, banjir begitu tinggi, sampai sedengkul di dalam rumah. Padahal rumah tetangga kami itu kurang lebih tingginya dengan sebagian besar rumah-rumah di Kapuas Hulu, yaitu sekitar 1,5 meter. Mak jleb bener kan.. *ngeri
Waktu cerita ke ortu di Pontianak, Bapak saya --yang dulu pernah beberapa tahun tugas di Kapuas Hulu dan berkantor di Putussibau-- juga berbagi cerita tentang banjir. Tak lupa beliau mengirimkan beberapa foto lama yang diambilnya dulu, waktu banjir. Widih, sereem..
![]() |
Pagarnya tenggelam o_0 (credit: M Karmoni) |
Sekarang saya jadi tahu kalau di sini memang langganan banjir dari dulu. Pantas saja rumah-rumah di sini modelnya panggung, tinggi-tinggi. Masih banyak rumah yang terbuat dari kayu belian dengan ukiran cantik, dan kalaupun sudah pakai semen biasanya cor gantung. Keren ya, kearifan lokal. Sukaa..
Mengetahui kenyataan bahwa sekarang saya dan suami tinggal di dataran banjir, saya sangat bersyukur karena hari ini air hanya setinggi 2 anak tangga saja. Itu tinggi, sekitar sedengkul orang dewasa, tapi setidaknya masih jauh dari lantai rumah. Walaupun mengganggu aktivitas dan jadi tidak bisa jalan-jalan menghibur diri waktu mati lampu (lagi) tapi mengingat lagi tawa riang prajurit-prajurit kecil yang tadi main air, rasanya cukup membuat terhibur. Sekali lagi alhamdulillah.
Doa saya, semoga ketika musim air tinggi nanti, rumah kami tidak sampai dijamah air banjir. Tolong diaminkan ya teman-teman yang baik. Oh ya, kalian pernah punya pengalaman kena banjir? Share di kolom komentar ya, supaya saya tidak merasa sendiri.. ahai..
Oke deh. Sampai di sini dulu yaa ceritanya, bye! ^^