10.29.2013

Self-Driving

Malam ini saya menonton acara bertajuk Rumah Perubahan Rhenald Kasali di TVRI. Temanya self-driving. Konsep self-driving ini intinya adalah bagaimana mendorong diri sendiri untuk menjadi pengemudi, bukan penumpang. Ibaratnya, dalam satu perjalanan kita berperan sebagai pengemudi yang bertugas menyiapkan dan memperhatikan kelayakan kendaraan, aktif mengemudi dan berpikir dalam memilih jalan yang akan ditempuh; bukan sebagai penumpang yang santai dan tidak perduli. Kira-kira begitu...

Nah, konsep ini diterapkan oleh pak Rhenald Kasali kepada 12 orang mahasiswanya (mungkin mata kuliah pilihan makanya jumlahnya sedikit seperti itu). Jadi setiap mahasiswa diwajibkan ke luar negeri selama sepekan, dengan aturan: satu mahasiswa satu negara. Untuk itu, dari awal semua mahasiswanya harus sudah punya paspor. Dulu, semua biaya pak Rhenald yang membiayai, namun karena hasilnya mengecewakan (mahasiswanya jadi pasif) maka aturannya kemudian diubah: biaya ditanggung sendiri. Sediakan sendiri, bagaimanapun caranya...

Banyak cerita unik yang dibagi oleh ke-12 mahasiswanya tersebut. Ada seluruh biayanya dibiayai oleh orang tua atau bantuan keluarga dekat; ada yang 50-50; dan ada juga yang sanggup membiayai diri sendiri (bahkan ada lo yang berhasil melakukan perjalanan ke 4 negara di Eropa dengan cara menjadi calo tiket konser). Luar biasa!

Yang ke Amsterdam bercerita bahwa di sana begitu bebasnya sampai-sampai pipis di pinggir jalan pun jadi hal biasa. Yang ke Seoul menceritakan kecantikan dan ketampanan orang-orang di sana umumnya hanya kepalsuan dan hasil hedonisme bernama operasi plastik. Yang ke Jepang dan China menceritakan pengalaman mereka tentang kesulitan bahasa mengingat bahasa yang digunakan di sana sangat jauh berbeda, baik lisan maupun tulisan, dan penduduknya pun jarang berbahasa inggris. Yang ke Turki menceritakan pengalamannya yang lucu karena tidak punya uang untuk belanja. Dan berbagai cerita menarik lainnya...

Yang menarik, selayaknya seseorang yang baru tiba di tempat baru: mereka semua PERNAH tersesat --bahkan berkali-kali-- kecuali yang pergi dengan jasa travel. Pengalaman tersesat itu membuat mereka lebih berpikir, kritis, waspada, dan kreatif.

Hmm, jadi ingat dulu pas baru di Bogor, tersesat terus bersama Kanda, tapi saya sebagai penumpang. -_-

Begitulah, kata pak Rhenald, pengalaman mereka di luar negeri itu diharapkan dapat membuka mata dan memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk mandiri, kreatif, berani, dan bangga terhadap bangsa sendiri.

Sangat menarik ya.. In sya Allah suatu saat nanti, dengan izin-Nya.. Aamiin..

Untuk sekarang, kami harus usahakan yang terbaik untuk target jangka pendek dulu: tesis..  *aduh, deg-degan menyinggung ini*   :'/

Oke, sebagai penutup, berikut beberapa kata mutiara yang tadi dipilih Rhenald Kasali tentang perjalanan yang mudah-mudahan dapat meringankan hati untuk merantau/melakukan perjalanan:

“Travel brings power and love back into your life.”
(Perjalanan membawa kekuatan dan cinta kembali kedalam hidupmu)
― Rumi

“It is good to have an end to journey toward; but it is the journey that matters, in the end.”
(Adalah baik untuk memiliki akhir dari suatu perjalanan; namun perjalanan itulah yang penting, pada akhirnya)
― Ernest Hemingway