9.28.2013

Satu Kisah

Weekend ini beberapa sahabat menghubungi saya via sms. Salah satunya Desmy. Selama kehamilan komunikasi kami memang lebih intensif karena saya sering bertanya tentang kehamilan, dan sebagai seorang calon dokter kandungan dan sahabat yang baik Desmy selalu mencoba memberikan solusinya.

Seringnya saya yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. Saya maklum karena dia sibuk belajar. Biasanya saya menghubungi sekedar untuk mengatakan saya merindukan sahabat saya itu atau --seperti yang saya katakan sebelumnya-- konsultasi tentang kesehatan. Jadi memang rasanya agak tumben dia memulai pesan singkat terlebih dahulu hari ini. Saya senang.

Banyak yang kami bicarakan, terutama tentang kepergian dedek bulan lalu. Seperti teman-teman yang lain, Desmy menghibur saya, mengingatkan untuk tetap sabar. Desmy juga bilang, wajar bila saya menangis. Dia yang tidak mengalami saja sedih, tapi dia mengingatkan saya tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Nanti Allah marah. Semua adalah titipan Allah, kapan saja Allah ingin mengambilnya maka itulah yang akan terjadi. Jadi saya harus tetap semangat. Segala sesuatu pasti ada waktunya, dan yang mengetahui waktu yang tepat dan maha mengatur hanya Allah SWT.

Selain menyemangati dan mengingatkan saya, Desmy juga masih tetap rela meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan saya dan memberikan pandangannya medis yang dipelajarinya. Saya tanyakan hal yang membuat saya bertanya-tanya selama ini, mengapa plasenta dedek bisa terpelintir. Saya berharap jika nanti hamil lagi saya bisa melakukan pencegahan atau tidak lagi melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan beberapa orang secara halus, dulu. Tuduhan yang menyakitkan.

Awalnya dia salah pengertian, mengira meninggalnya dedek karena plasenta terlilit. Menurut ilmu yang diperolehnya, bayi terlilit plasenta disebabkan oleh tali pusat yang kepanjangan. Hal ini tidak bisa dihindari tapi dapat dideteksi dengan USG dan biasanya tingkat kematian bayi karena terlilit sangat rendah kecuali ada faktor penyulit. Tapi kalau kasusnya karena tali pusat terpelintir, kemungkinan bayi meninggal sangat besar dan tidak bisa diapa-apakan, disebabkan karena gerakan bayi yang aktif.

Hampir menetes lagi air mata ini membacanya. Teringat Dedek yang memang aktif. Anakku sayang...

Teringat kembali nasihat Kanda, tak perlu saya merisaukan perkataan orang tentang kepergian si kecil. Hari ini setidaknya penjelasan dari Desmy membuat rasa bersalah ini berkurang.

Begitu indah cara Allah mempertemukan dan memisahkan kami. Tidak ada yang bersalah atau yang patut disalahkan. Semua ini kehendak-Nya. Sekarang yang harus saya lakukan adalah terus belajar menerima takdir dari-Nya.


Semangat, yanet! Semangaat!