7.24.2012

Toko

Sudah dua tahun berselang, namun kenangan bulan Ramadhan dua tahun lalu tetap tak bisa saya lupakan. Mungkin bukan kenangan yang terlalu manis, tapi fragmen hidup itu menjadi bagian penting tak terpisahkan dalam hidup saya dan keluarga.

Fragmen hidup yang berharga untuk dipetik hikmahnya.

Dua tahun lalu, saya dan sahabat saya mencoba merintis usaha berdagang kecil-kecilan. Idenya dimulai dari "keberuntungan pemula" dalam menjual produk rumah tangga buatan sendiri, yaitu teh rosella.

Saat itu kami sangat yakin karena usaha yang serupa masih sedikit --maksud saya di sini, usaha warung minum kecil mungkin banyak.. namun yang menjual khusus rosella masih sedikit--. Terlebih lagi, kami sudah berupaya membuat menu baru dari rosella, mulai dari teh rosella biasa, rosella shake, rosella hangat, roti bakar selai rosella dan sebagainya. Toko kami juga menjual bubur pedas khas sambas yang lezat sebagai makanan khas. Kami juga melengkapi toko kecil kami dengan menu air tebu manis yang tebunya langsung dikirim dari Sekura, karena jenis tebunya memang berbeda dengan tebu biasa yang digunakan oleh pedagang lain. Variasi air tebu ada beberapa, yaitu tebu-rosella, tebu-jeruk, dan tebu murni.

Saya sangat ingat betapa bersemangatnya kami memesan gerobak tebu beberapa bulan menjelang Ramadhan itu. Dan ketika Ramadhan tiba, kami juga menjual sotong pangkong yang menjadi daya tarik Pontianak pada bulan puasa. Kuah sotong dengan racikan sedap dari resep mama saya. Hmm, mengingatnya pun membuat saya menelan ludah saat ini... Benar-benar enak.

Sayang, "keberuntungan pemula" kami segera menipis.

Menu makanan dan minuman yang sehat dan lezat tidak melulu menjadi modal utama dalam meraih kesuksesan berwirausaha. Manajemen merupakan suatu kebutuhan mutlak dalam berwirausaha. Pada akhirnya, kami harus merelakan impian besar kami akan pengembangan toko bersama dengan digantinya haluan toko tersebut.

Yap, beberapa bulan setelah Ramadhan, kami yang menyadari sulitnya berwirausaha makanan dan minuman memutuskan untuk mengganti dengan usaha pakaian outdoor. Memanfaatkan waktu penyewaan toko yang masih beberapa bulan lagi.

Karena modal usaha yang benar-benar pas-pasan mengingat hampir semua modal awal dianggarkan untuk keperluan toko makanan, usaha pakaian outdoor kami pun terkendala. Beberapa bulan lewat dan pada akhirnya usaha niaga pertama kami pun harus berhenti.

Hem, pada detik ini, kenangan akan toko begitu pahit.

Satu hal yang saya camkan dari hikmah yang tersirat dari kegagalan usaha kami adalah: SELALU RENCANAKAN SESUATU DENGAN MATANG.

Tak bisa dipungkiri, kami berdua memiliki masalah perencanaan pengembangan usaha saat itu. No plan B, and that's bad. Really bad.

Semangat berwirausaha kami sangat tinggi sampai-sampai rela mengeluarkan modal yang tidak sedikit. Saya sangat ingat, saldo tabungan saya --yang walaupun tidak seberapa tapi merupakan jerih payah keringat sendiri selama bertahun-tahun menabung-- menipis dalam sekejap mata. Ini belum dihitung dengan bantuan modal dari orang tua dan saudara. Sayangnya, kami terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan membuka toko. Padahal bisa saja kami mengambil langkah kecil dan hati-hati terlebih dahulu dalam melihat pasar, membentuk jaringan pemasok serta mempelajari lebih dalam dan mempraktekkan ilmu manajemen usaha. Perasaan ingin segera memiliki usaha yang maju dengan perencanaan yang kurang matang membawa kami ke arah kebangkrutan finansial toko. Dan itu menyedihkan.

Sering sekali saya merasa sangat sedih dan menyesal ketika mengingat kenangan ini.

Impian tentang membangun toko yang ramah pengunjung dan memberikan fasilitas pengecekan kesehatan gratis, tentang mengembangkan menu-menu makanan dan minuman ringan dari kelopak bunga rosella yang bibitnya susah payah kami cari (beberapa tahun lalu, tanaman ekspor ini hanya bisa diperoleh dengan membeli kelopak di pasar -alhamdulillah dengan kebaikan hati seorang ibu yang memiliki tanaman ini di halaman rumahnya dan bersedia berbagi meskipun kami tak saling mengenal), tentang mengembangkan ide melayani kesehatan pelanggan dengan makanan dan minuman tradisional yang sehat, tentang modal usaha yang tidak sedikit, bla bla bla... Belum lagi dihitung cemoohan orang-orang yang memang skeptis tentang ide wirausaha.

Saya beruntung memiliki keluarga yang saling mendukung, dan sahabat yang bersemangat. Cemoohan orang bukan lagi masalah bagi saya, toh mereka hanya bisa mencemooh tanpa mengeluarkan bantuan apapun. Mungkin hanya itu yang bisa mereka lakukan, menghancurkan mimpi orang lain lewat perkataan. Saya kasihan untuk mereka.

Hikmah lain dari "pernah" adanya toko kami adalah, kami dapat melihat TEMAN SEJATI dengan lebih baik.

Terkadang kita berpikir telah menemukan teman sejati, tapi tanpa cobaan kegagalan seringkali tanpa kita sadari kita telah mengkotak-kotak teman-teman sebagai teman yang kita inginkan dan teman yang tidak terlalu kita inginkan. Padahal, kita baru bisa menilai mereka teman sejati kita ketika kita ditempa masalah. Respon yang diberikan tidak terlalu masalah (karena psikologi masing-masing orang pasti berbeda), yang jelas bagaimana mereka menyampaikan respon dan dukungan mereka kepada kita.

Teman sejati tidak akan membiarkan kita jatuh terlalu lama. Mereka pasti akan membantu kita mengumpulkan segala kekuatan untuk bangun dan kembali berkarya dengan jalan lain. Untuk ini, saya sangat tidak menyesal "pernah" mencoba berniaga.

Hikmah lain yang dapat saya petik adalah SEMUA FASE HIDUP PASTI MEMILIKI MAKNA.
Saya melihat diri saya sekarang ini. Alhamdulillah, saya telah menikah dengan orang yang saya sayangi. Dan alhamdulillah pula dengan cara yang baik, bukan karena aib. Kemudian rejeki mengalir lewat jalan yang tidak terduga setelah pernikahan kami, kami berdua sama-sama mendapatkan beasiswa melanjutkan sekolah pascasarjana dari hasil perjuangan memasukkan berkas beasiswa bersama-sama, sama-sama di sekolah pascasarjana di Bogor, dan alhamdulillah jurusan kami juga sama.

Meskipun dasar ilmu sarjana dan pasca sarjana kami berbeda (S1 di jurusan Biologi dan S2 di jurusan Arsitektur Lanskap), dan mempelajari hal baru tidak mudah, kami sangat bersyukur karena kami dapat melewatinya dengan baik.

Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji bagi Allah atas semua nikmat yang diberikannya kepada kami.

Dan, tahukan teman, toko kami memiliki peran besar dalam pencapaian kami dalam beasiswa tersebut.

Pada awalnya saya tidak terlalu memperhatikan, tapi setelah diingat-ingat, yap, benar. Toko kami adalah salah satu sarana Allah mewujudkan mimpi kami yang lain: melanjutkan pendidikan.

Kala sibuk mengurus toko, kami sama sekali tidak mendengar kabar mengenai adanya beasiswa. Namun berkat toko juga, kabar itu kami terima dari seorang adik kelas yang beberapa kali mengunjungi toko kami, M. Chomaidi.
#Semoga Allah memberikan keberkahan rejeki kepadanya, amin.

Dan sekarang, inilah kami. Mahasiswa pascasarjana yang sedang berusaha menggapai mimpi. Meski penuh liku, kami akan berusaha memenuhi janji kami sebagai manusia.

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah...

Demikianlah Ramadhan tahun ini telah membawa ingatan saya kembali ke dua tahun lalu, ke salah satu milestone kehidupan saya yang berharga, yang pahit namun mengobati luka, dan dipetik sebagai pelajaran di masa sekarang dan akan datang.

:)