5.01.2016

Kunjungan Pertama ke Uncak Kapuas

Tanggal 1 Mei adalah tanggal yang saya dan Kanda tunggu-tunggu, sebab di tanggal tersebut kami insyaallah akan bertemu di kota Putussibau. Alhamdulillah, kesampaian.. Iyey!

Pemandangan Kota Putussibau dari atas pesawat


Uncak Kapuas. Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau saya akan menjejakkan kaki di kota ini. Kota yang jaraknya kurang lebih 1 jam 5 menit dengan perjalanan udara dari Bandara Supadio, Pontianak; dan bisa belasan jam dengan perjalanan darat. Sungguh luar biasa perjuangan mencari nafkah yang dilakukan oleh Bapak sewaktu saya kecil dulu, dan sekarang, oleh Kanda, belahan jiwa saya. Terima kasih untuk keduanya..

Saya berangkat dari Bandara Supadio, Pontianak, sekitar pukul 9 kurang, diantar Isna dengan motor. Tiba di Bandara Pangsuma, Putussibau, sekitar pukul 10-an. Waktu pertama melihat kota Putussibau dari jendela pesawat, rasanya hati saya melompat. Entah girang entah takjub. Terpikir bahwa, sepertinya, pada akhirnya, saya memang ditakdirkan harus menjejakkan kaki di Kota Putussibau. Barang sekali, atau mungkin kelak berkali-kali. Tidak ada yang tahu masa depan. Terpikir juga bahwa, sepertinya, takdir manusia memang sengaja Tuhan buat cukup mengejutkan (bagi manusianya), supaya banyak bersyukur. Apalagi mengingat saya jarang jalan-jalan, tapi kalau sudah jalan-jalan, adaa saja ceritanya. Mungkin rapel dari jarangnya saya jalan-jalan. hhihi.. Entahlah. Yang jelas, saya selalu berusaha menikmati dan mengenang setiap perjalanan yang dilakukan. ^^

Saat pertama kali menjejakkan kaki turun dari pesawat, saya yang hanya bawa daypack dan sebuah tas tangan yang digantungi matras menyempatkan diri untuk foto selfie. Aneh sih, sebenarnya saya agak malu selfie di tempat umum. Mending groupie deh, malunya ditanggung bersama, ihihi. Tapi demi merekam kenangan, yang penting diambil dulu. Pertama kali ke Putussibau kan hanya sekali. Besok-besok sudah jadi kedua, ketiga, dan seterusnya. Itu cukup menebalkan wajah.

Pas sudah selesai selfie, tak sengaja saya melihat ada sepasang tante-keponakan yang keluar belakangan dari pesawat, seperti saya. Mereka juga sibuk foto-foto dengan latar signage bandara, seperti saya. Jadi deh saya minta tolong diambilkan foto juga, hehe..

Ini dia hasilnya.. :D
Berhubung tidak ada bagasi, saya langsung keluar bandara. Ternyata Kanda sudah menunggu saya di muka pintu sambil senyum-senyum. Rupanya aktivitas saya yang sibuk mengambil foto bisa terlihat jelas dari luar bandara tersebut, bagi yang memperhatikan. Awalnya saya cuek karena berpikir hanya Kanda yang memperhatikan, tapi tidak. Ada Edy -teman sekantor Kanda yang mengantar atasannya ke bandara- juga. Adohmak, muka saya rasanya tebal seketika. Tapi tak lama kemudian saya sudah cuek lagi sih, hhihi. Bodo' amat lah.. xD  *belajar cuek

Dari bandara, kami naik motor menuju kantor Kanda. Edy singgah membeli oleh-oleh karena siang itu ia akan pulang kembali ke Pontianak dengan menggunakan bus antar kota. Berhubung hari tidak terlalu siang untuk jalan-jalan, saya istirahat sambil menonton film dari Kanda. Film-nya bagus, insyaallah nanti saya ceritakan di postingan lain.

Malam hari, Kanda mengajak saya jalan-jalan keliling kota sekalian makan malam dan belanja sedikit persediaan rumah tangga yang habis. Untuk makan malam, sebenarnya Kanda mau mengajak ke kedai kerupuk basah, tapi saya sedang ingin makan yang berkuah semacam soto, jadi kami berburu soto. Lama keliling kota akhirnya ketemu satu kedai lamongan yang menyediakan soto ayam.

Isi soto yang kami makan hanya suiran daging ayam, irisan kol, dan sedikit bihun, dengan harga 15ribu seporsi. Untungnya rasa kuahnya kena di lidah saya. Saya makan dengan lahap. Alhamdulillah perut kenyang, hati senang. Saya juga tidur dengan nyenyak di malam pertama di Putussibau. Alhamdulillah lagi.. ^_^