3.10.2016

Latihan Panahan Ketiga

Tidak terasa sudah 3 pekan saya mempelajari olahraga panahan. Hari ini agak spesial dari pekan sebelumnya, karena busur dan anak panah yang dibeli online sudah dataang. Yey!

Tapi yang ini bukan gambar busur dan anak panah saya yaa..


Busur yang kami beli adalah busur PVC dengan senar tali frusik, sementara anak panahnya beli 2, dapat bonus 1, jadi total anak panah 3 buah. Berhubung masih baru, tarikan senarnya keras sekali. Tangan saya masih belum kuat. Sementara Kanda yang awalnya tidak terlalu tertarik dengan olahraga ini (tapi ia yang bersikeras untuk membelikan saya busur lho), gara-gara melihat langsung akhirnya tergoda untuk mencoba olahraga ini. Ia tidak sempat ikut latihan bersama karena pulang kantor sore, jadi ia minta saya yang mengajarkan. Hadoh, ibarat si mata satu membimbing jalan si buta, ini mah, batin saya. Hhihi. Tapi tidak ada ruginya sih. Ilmu kalau dibagikan insyaallah nanti lebih nempel.

Masalahnya, ilmu saya bener nggak nih? Hihihi..

Nah, sorenya, saya latihan bersama. Diantar Isna, saya tiba di lapangan sekitar pukul 4 lewat belasan menit, jadi pemanasan sendirian. Hari ini atlet yang berlatih lebih banyak dari 2 pekan sebelumnya. Peserta latihan yang akhwat tetap banyak, tapi tidak seperti sebelumnya. Ini terasa waktu antri busur.
** Saya sengaja tidak bawa busur sendiri karena masih belum kuat menariknya. Kan malah aneh kalau yang punya tidak bisa menarik. Macam sok-sok-an pula nanti. Dan saya tidak menyesal, antrian tidak panjang. Malah puas, saking pendeknya antrian. :D

Ah ya, sepertinya tulisan saya sebelumnya, tentang siapa saja yang latihan bersama pekan lalu agak keliru. Saya baru ingat kalau ada sekelompok kecil peserta latihan panah pemula yang menggunakan celana training seperti saya. Jadi pernyataan kalau hanya saya yang menggunakan celana training waktu latihan kurang tepat walaupun tidak sepenuhnya salah. Kenapa? Karena mereka memisahkan diri dari kami waktu berlatih. Makanya saya lupa kalau mereka juga peserta panahan pemula seperti kami.

Nah, ceritanya tadi waktu latihan, entah mengapa kelompok itu hanya duduk-duduk dan tidak berlatih seperti pekan lalu. Kayaknya sih karena mereka tidak kebagian panah dan bulleye terpisah seperti pekan lalu. Maklum lapangan penuh. Tapi yang saya anehkan, mereka tidak mau bergabung bersama kami, padahal - seperti yang saya ceritakan sebelumnya - peserta pemula yang latihan tidak ramai. Saya yang baru berdiri mengantri saja tak lama langsung dapat giliran. Emm, sebenarnya saya tak terlalu heran sih. Sudah beberapa kali saya mencoba tersenyum dan menyapa beberapa orang dari kelompok itu kalau mereka pas ada di dekat saya, tapi berkali-kali juga saya dibuang muka. Tidak tahu salah saya apa. Makanya saya lupa kalau mereka juga peserta panahan. Ingatan bawah sadar saya sepertinya menolak mengingat itu. Ya sudah, fokus sama yang ramah saja, kata Kanda mengingatkan saya waktu saya curcoool. :D

Hari ini saya dapat 3 kenalan baru: Iti, Sari, dan Milna. Mereka ramah dan sopan. Milna kelihatannya jauh lebih muda dari saya, juga lebih muda dari Isna. Mungkin maba atau paling tua semester 4, anaknya tidak banyak bicara. Sementara Iti dan Sari mungkin tidak terlalu jauh (angkatan masuk kuliahnya) dari saya. Waktu mereka tanya saya angkatan berapa, saya cuma bilang kalau saya angkatan tua, sambil senyum-senyum. Senyumnya bukan mengejek ya, melainkan senyum malu dan menertawakan diri sendiri. Udah tua begini baru belajar panah, kan.. Hehe. Tapi mereka mengaku angkatan tua juga sih (walaupun saya yakin mereka lebih muda dari saya), jadi ya sudahlah. Yang penting nyambung, kami asyik-asyik saja berlatih sambil mengobrol dan bercanda. Toh olahraga panahan tidak memandang usia kok..

Kami berlatih sampai puas, tangan saya sampai sakit. Alhamdulillah tembakan saya tidak ada yang keluar dari papan target (tapi masih belum terarah), jadi tidak repot memungut jauh seperti sebelum-sebelumnya. Sayangnya di antara kami, Milna harus pulang lebih awal karena rumahnya jauh. Sementara kami bertiga berlatih lebih lama. Saudari akhwat yang di barisan di samping kami juga sepertinya cukup puas, tapi mereka lebih cepat bubar daripada kami bertiga. Lucunya ada juga di antara mereka yang seru-seruan berfoto seolah-olah sedang memanah. Kapan-kapan mau bikin juga ah, hhihihi.. ^^

Iti dan Sari bawa motor masing-masing. Jam menunjukkan pukul setengah 6 waktu kami bubar. Mereka sempat menawarkan mengantarkan saya pulang, tapi saya menolak karena sudah janjian dijemput oleh Kanda atau Isna (siapapun yang sempat). Setelah menunggu tak sampai 10 menit, Isna datang menjemput.

Alhamdulillah, latihan panah hari ini berjalan lancar dan memuaskan. Semoga pekan depan bisa lebih baik lagi. Semangat! Kalau teman-teman, olahraga apa saja pekan ini? Semangat yaa...