1.18.2015

Waspada Penipuan Hipnotis

Waspada Penipuan Hipnotis

Beberapa hari yang lalu, saya dan Kanda dikejutkan oleh berita bahwa adik kami, Didi, menjadi korban hipnotis.
Kala itu Didi dalam perjalanan dari Entikong ke Pontianak. Seingatnya, saat sedang berhenti di daerah Sungai Ambawang untuk mengecek rantai motornya yang bunyi, ia didekati oleh 3 orang pria. Para pria tersebut keluar dari mobil inova. Dia diajak bicara oleh ketiga orang itu tapi kemudian ia tidak bisa mengingat kejadian setelahnya. Ketika sadar, handphone dan ATM nya telah diambil oleh para pelaku hipnotis. Didi sempat melapor ke Bank untuk memblokir ATM nya, namun sayang, ternyata pemblokiran tersebut telat beberapa menit dari waktu para pelaku menarik uang Didi. Terlacak dari tempat pengambilan, mereka menarik uang di kawasan Siantan. Ternyata Didi tak hanya memberikan ATM melainkan juga passwordnya. Uang jutaan dikuras dari tabungannya.

Kejadian ini mengingatkan kami pada cerita Ibu (Mama Kanda) tentang teman kerja Ibu yang juga menjadi korban penipuan bermodus hipnotis. Saat itu teman Ibu dalam perjalanan ke tempat kerja. Karena sekolah tempatnya bekerja tidak jauh dari rumahnya, beliau selalu berangkat kerja dengan berjalan kaki. Malang nasib ibu guru tersebut, saat di perjalanan beliau bertemu dengan pelaku penipuan hipnotis. Ia ingat diajak naik mobil oleh 3 orang pria, namun setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi. Ketika sadar, cincin emas yang digunakannya dan uang 90 juta rupiah hasilnya menabung bertahun-tahun telah raib digasak penipu.

Saya pun bercerita tentang kejadian yang menimpa Didi kepada Mama' (Mama Saya) waktu menelpon kemarin lusa. Dari Mama' saya mendapat 2 cerita serupa. Pertama dari teman Mama' yang saya panggil Tante Ani. Tante Ani dulu pernah mengalami kejadian penipuan hipnotis juga, ketika sedang pelatihan/ tugas di Jawa (saya lupa kota apa dan tahun berapa). Ceritanya, saat itu tante ingin menarik uang tunai di ATM bank. Karena kartu ATM nya nyangkut di mesin ATM, tante meminta bantuan seorang pria di dekatnya, yang disangkanya sebagai petugas bank. Orang tersebut pun "menolong" tante. Setelah sampai di penginapan, tante baru sadar bahwa ia dihipnotis. Tante pun bergegas kembali ke bank untuk mengurus pemblokiran namun, apa mau dikata, penipu sudah terlanjur menggasak seluruh tabungan hasil jerih payah bekerja (saya lupa nominal yang disebutkan Mama'). Oh ya, Menurut pihak bank, penipu tante telah mentransfer uang ke beberapa nomor rekening yang tersebar di beberapa kota. Dipecah-pecah. Kata tante kepada Mama' sih, pihak bank menyatakan akan menindaklanjuti laporan tersebut, tapi Mama kurang tahu apakah urusan tersebut kemudian sudah selesai atau belum, karena tante tidak cerita. Tapi semoga saja pihak bank peduli dengan laporan nasabahnya, minimal menyelidiki atau mem-black list pemilik rekening jika memang terbukti bersalah.

Cerita kedua juga dari teman Mama', saya memanggilnya Bu' Ijah. Waktu itu Bu' Ijah berbelanja ke minimarket di Jalan Imam Bonjol, Pontianak. Saat itu ia belanja sendirian. Beliau ingat diajak bicara oleh 3 orang laki-laki tak dikenal. Ketiga lelaki itu mengajak Bu' Ijah berbincang dan kemudian mengajaknya naik mobil bersama mereka. Seorang bertindak sebagai supir, dua lainnya duduk di kiri dan kanan sedang beliau duduk di tengah. Untungnya, di tengah jalan kesadarannya kembali perlahan-lahan. Beliau ingat para pelaku ini santun dalam membujuk dan berkata-kata. Mereka mencari informasi dengan menanyakan apakah beliau menabung dan melalui bank apa. Mereka tidak langsung ke bank melainkan membawa berkeliling terlebih dahulu (mungkin untuk menambah kebingungan calon korban). Tapi karena kesadarannya telah kembali, Bu' Ijah dengan berani meminta turun di tengah jalan. Para pelaku awalnya menolak dan masih membujuk beliau secara persuasif tapi karena Bu' Ijah mengancam akan berteriak sekeras-kerasnya, mereka akhirnya menurunkan Bu' Ijah di Jalan A.Yani Pontianak. Berhubung motornya yang digunakan saat belanja masih tertinggal di parkiran minimarket, beliau segera menelpon anaknya agar menjemputnya lalu mengambil motor yang tinggal. Syukurlah tidak ada yang hilang atau cedera.

Begitulah beberapa cerita penipuan bermotif hipnotis yang pernah dialami oleh orang-orang yang saya kenal. Ngeri ya.. :(

Belajar dari pengalaman tersebut, mari kita lebih berhati-hati. Tingkatkan kewaspadaan ketika sendirian, apalagi jika didekati oleh orang tak dikenal seperti cerita di atas. Ada baiknya jika keluar rumah tidak sendirian, terutama untuk wanita. Teman kita dapat mengingatkan kita jika kita melakukan hal yang aneh seperti mau naik mobil orang yang tidak dikenal, memberi kartu dan password ATM, dan sebagainya.

Tips lainnya, silakan baca di sini.

Semoga kita tidak mengalami kejadian buruk dan kejahatan serupa, semoga korban mendapatkan pengganti yang lebih baik, dan semoga para pelaku kejahatan hipnotis itu segera mendapatkan balasan setimpal atas kejahatannya. Insya Allah.. aamiin ya Rabbal 'alamin..

Kalau teman-teman, apakah pernah punya pengalaman seperti ini? Semoga tidak ya.. Tapi kalaupun ada, silahkan berbagi pengalaman di kolom komentar. Semoga bisa dijadikan pembelajaran bersama.