Mungkin ada yang familiar:
"negeri sendiri saja tidak terurus, mau mengurusi negeri orang lain", atau "ngapain jauh-jauh bantuin orang di sana yang nggak kenal dengan kita, mendingan bantuin tuh tetangga yang sedang kesusahan", atau yang menyitir peribahasa lama, "kuman di seberang lautan kelihatan, gajah di pelupuk mata tak terlihat"..
Saya tidak tahu niatan orang yang berkomentar seperti di atas. Bisa jadi murni untuk mengingatkan, bisa juga untuk menjatuhkan tuduhan orang lain. Hanya Tuhan yang tahu. Tapi kalau boleh jujur, Saya kurang nyaman mendengar/membacanya karena seringkali perkataan-perkataan senada itu hanya beroleh debat yang tidak perlu dan membuang waktu. Saya tidak suka debat. Saya suka diskusi. hehe..
Menurut saya pribadi, yap, sangat baik bila kita mengingatkan saudara kita untuk membantu orang dekat terlebih dahulu. Banyak anak yatim, keluarga tidak mampu, atau para lansia di dekat kita yang memerlukan perhatian dan bantuan kita. Memang inilah yang diajarkan Rasul, berlaku dan berkata baik dengan para tetangga dan orang-orang yang berada di dekat kita, apalagi jika mereka memerlukan bantuan. Dan akan lebih baik jika kita yang saling mendahului hal ini, berlomba-lomba dalam kebajikan..
Namun pertanyaannya, salahkah jika kita peduli dan ingin membantu "saudara jauh"? Apakah dengan peduli orang di negeri jauh berarti kita tidak peduli dengan saudara di negara sendiri? Dan pernahkah kita bertanya kepada diri sendiri, siapakah kita, sampai-sampai merasa tahu apa yang telah orang lain lakukan?
Sepertinya kita harus ingat nasihat Rasulullah: hati-hati menuduh orang lain.
![]() |
(sumber gambar: |
#KeepPraying #KeepDonating #PrayForGaza #PrayForIndonesia #DonateForGaza #DonateForDhuafa #FreePalestine #CintaIndonesia :)